Ciri-Ciri Bank Islam BANK .1 Pengertian Bank

Tabel 2.1 Perbedaan Bank Konvensional dengan Bank Syariah NO ITEM BANK KONVENSIONAL BANK SYARIAH 1. Bunga berbasis bunga berbasis revenueprofit loss sharing 2. Resiko Anti risk Risk sharing 3. Operasional Beroperasi dengan pendekatan sektor keuangan, tidak terkait langsung dengan sektor rill Beroperasi dengan pendekatan sektor riil 4. Produk Produk tunggal kredit multi produkjual beli ,bagi hasil, jasa 5. pendapatan Pendapatan yang di terima deposan tidak terkait dengan pendapatan yang di peroleh bank dari terkait Pendapatan yang di terima deposan terkait langsung dengan pendapatan yang di peroleh bank dari pembiayaan 6. Negative spread Mengenal negative spread Tidak mengenal negative spread 7. Dasar hukum Bank indonesia dan pemerintah Al-quran, sunnah, fatwa ulama, bank Indonesia dan pemerintah 8. Falsafah Berdasarkan atas bunga riba Tidak berdasarkan bunga riba, spekulasi maisir dan ketidak jelasan gharar 9. Operasional a.Dana masyarakat dana pihak ketiga berupa titipan simpanan yang harus di bayar bunganya pada saat jatuh tempo b.Penyaluran dana pada sektor yang menguntungkan ,aspek halal tidak menjadi pertimbangan agama a.Dana masyarakat dana pihak ketiga berupa titipan wadiah dan investasi mudharabah yang baru akan mendapatkan hasil jika di usahakan terlebih b.Penyaluran dana financing pada usaha yang halal dan menguntungkan 10. Aspek sosial Tidak di ketahui secara tegas Dinyatakan secara eksplisit dan tegas yang tertuang dalam visi dan misi 11. Organisasi Tidak memiliki dewan pengawas syariah DPS Harus memiliki dewan pengawas syariah 12 Uang Uang adalah komoniti selain sebagai alat pembayaran Uang bukanlah komoniti tetapi hanyalah alat Sumber : Radoni dan Hamid 2008

2.1.5 Ciri-Ciri Bank Islam

Bank islam sangat berbeda dengan bank konvensional pada bank umumnya. Perbedaaan ini dapat di lihat dari ciri-cirinya. Perbedaan tersebut di Universitas Sumatera Utara lihat dari beberapa hal, yaitu: Beban biaya, beban biaya yang disepakati diantara para pihak untuk transaksi pembiayaan, disebut dengan istilah biaya administrasi. Tidak mengunakan persentase, dalam hal pembebanan kewajiban membayar dalam semua kontrak dalam bank Islam selalu dihindarkan penggunaan persentase. Sebab penggunaan persentase mempunyai potensi yang besar untuk melipat gandakan secara otomatis beban biaya dan pokok pinjaman yang karena sesuatu hal terlambat dibayar. Tidak ada keuntungan yang pasti, pada dasarnya yang dilarang dalam kegiatan syariah adalah mencantumkan keuntungan yang pasti, yang ditetapkan pada waktu pengikatan kontrak pembiayaan. Sedangkan yang diperkenankan dalam sistem muamalah islami adalah kontrak yang di lakukan baik dalam bentuk pembiayaan al-mudharabah maupun al-musyorakah yang pada hakikatnya merupakan sistem yang didasarkan pada penyertaan dengan sistem bagi hasil. Yang mana pembiyaan mudharabah adalah suatu perjanjian pembiayaan antara bank Islam dan nasabah di mana bank Islam menyediakan dana untuk penyediaan modal kerja sedangkan peminjam berupaya mengelola dana tersebut untuk pengembangan usahanya. Sedangkan pembiyaan musyarakah adalah penyertaan bank Islam sebagai pemilik modal dalam usaha yang mana antara resiko dan keuntungan ditanggung bersama secara berimbang dengan porsi penyertaan. Dalam simpanan digunakan prinsip al-wadi’ah, yaitu kegiatan penghimpunan dana dari masyarakat dalam bentuk tabungan oleh penabung dianggap sebagai titipan. Jual beli uang yag sama dilarang, pada dasarnya Universitas Sumatera Utara kegiatan transaksi yang dilarang dalam operasionalisasi bank Islam adalah seolah- olah melakukan jual beli atau sewa menyewa uang dari bentuk mata uang yang sama dengan memperoleh keuntungan darinya. Jual beli yang dilarang ini seperti jual beli rupiah dengan rupiah. Jaminan kebendaan terhadap utang, bank Islam pada dasarnya tidak mengutamakan jaminan kebendaan dari peminjam, sebab barang yang dijamin pembelianya oleh bank masih menjadi milik bank sepenuhnya selama utang peminjam belum lunas. Pendapatan non halal, sebagaimana kehidupan masyarakat di Indonesia yang cukup heterogen ini, bank islam tidak dapat lepas dari kondisi tersebut. Bisa jadi bank Islam tidak dapat mengindarkan diri sama sekali dengan transaksi bunga yang telah mengakar sekian tahun lamanya. Oleh karena itu pendapatan non halal ini diperuntukkan bagi muslim yang terkena musibah atau yang bersifat sosial.

2.1.6 Prinsip-Prinsip Bank Syariah