Kecukupan Energi Dan Protein Serta Status Gizi Siswa Smp Yang Mendapat Makan Siang Dan Tidak Mendapat Makan Siang Dari Sekolah Dengan Sisitem Fullday School

(1)

Lampiran 1. KuesionerPenelitian

KUESIONER

KECUKUPAN ENERGI DAN PROTEIN SERTA STATUS GIZI SISWA SMP YANG MENDAPAT MAKAN SIANG DARI SEKOLAH DAN YANG TIDAK

MENDAPAT MAKAN SIANG DARI SEKOLAH DENGAN SISTEM FULLDAY SCHOOL

IDENTITAS RESPONDEN NomorResponden :

Nama :

Umur : Tahun

JenisKelamin : a. Laki-laki b. Perempuan Riwayatpenyakit :

Alamat :

BeratBadan : kg

TinggiBadan : cm

IDENTITAS ORANG TUA

No Pertanyaan Ayah Ibu

1 Nama

2 Umur

3 Pekerjaan

4 Penghasilan/bulan 5 Pendidikanterakhir


(2)

Lampiran 2.Formulir Recall

FORMULIR RECALL

Waktu Nama/Jenis Makanan Nama Bahan

Jumlah yang Dikonsumsi

URT Gram

Pagi/Sarapan

Selingan (cemilan)

Siang

Malam

Makan di Luar


(3)

(4)

(5)

(6)

Lampiran 5.Tabel Angka Kecukupan Gizi


(7)

Lampiran 6. Output Tabel Frekuensi

umur responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 10-12 30 51.7 51.7 51.7

13-15 28 48.3 48.3 100.0

Total 58 100.0 100.0

jenis kelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Laki-laki 24 41.4 41.4 41.4

Perempuan 34 58.6 58.6 100.0

Total 58 100.0 100.0

riwayat penyakit

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Ada 8 13.8 13.8 13.8

tidak ada 50 86.2 86.2 100.0

Total 58 100.0 100.0

pekerjaan ayah

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid wiraswasta 23 39.7 39.7 39.7

PNS 18 31.0 31.0 70.7


(8)

karyawan swasta 14 24.1 24.1 94.8

Dosen/guru 3 5.2 5.2 100.0

Total 58 100.0 100.0

penghasilan orang tua

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 10 17.2 17.2 17.2

2 30 51.7 51.7 69.0

3 18 31.0 31.0 100.0

Total 58 100.0 100.0

pendidikan terakhir ayah

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid SMP 4 6.9 6.9 6.9

SMA 20 34.5 34.5 41.4

Diploma 5 8.6 8.6 50.0

S1 15 25.9 25.9 75.9

S2 14 24.1 24.1 100.0

Total 58 100.0 100.0

Energi keseluruhan Siti hajar=>laki-laki=>10-12

jenis kelamin * tingkat kecukupan energi Crosstabulation tingkat kecukupan energi

Total

defisit berat ringan normal

atas angka kebutuhan


(9)

jenis kelamin Laki-laki Count 9 1 3 2 15

% within jenis kelamin 60.0% 6.7% 20.0% 13.3% 100.0%

% within tingkat kecukupan

energy 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 60.0% 6.7% 20.0% 13.3% 100.0%

Total Count 9 1 3 2 15

% within jenis kelamin 60.0% 6.7% 20.0% 13.3% 100.0%

% within tingkat kecukupan

energy 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 60.0% 6.7% 20.0% 13.3% 100.0%

Siti hajar=>laki-laki=>13-15

jenis kelamin * tingkat kecukupan energi Crosstabulation tingkat kecukupan energi

Total defisit berat defisit sedang

jenis kelamin Laki-laki Count 7 2 9

% within jenis kelamin 77.8% 22.2% 100.0%

% within tingkat kecukupan

energi 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 77.8% 22.2% 100.0%

Total Count 7 2 9

% within jenis kelamin 77.8% 22.2% 100.0%

% within tingkat kecukupan

energi 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 77.8% 22.2% 100.0%

Siti hajar=>perempuan=>10-12

jenis kelamin * tingkat kecukupan energi Crosstabulation


(10)

defisit berat defisit sedang ringan normal

atas angka kebutuhan

jenis kelamin Perempuan Count 2 3 4 5 1 15

% within jenis

kelamin 13.3% 20.0% 26.7% 33.3% 6.7% 100.0%

% within tingkat

kecukupan energy 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 13.3% 20.0% 26.7% 33.3% 6.7% 100.0%

Total Count 2 3 4 5 1 15

% within jenis

kelamin 13.3% 20.0% 26.7% 33.3% 6.7% 100.0%

% within tingkat

kecukupan energy 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 13.3% 20.0% 26.7% 33.3% 6.7% 100.0%

Siti hajar=>perempuan=>13-15

jenis kelamin * tingkat kecukupan energi Crosstabulation tingkat kecukupan energi

Total defisit

berat

defisit sedang

defisit

ringan normal

atas angka kebutuhan jenis

kelamin

Perempuan Count 9 1 3 5 1 19

% within jenis

kelamin 47.4% 5.3% 15.8% 26.3% 5.3% 100.0%

% within tingkat

kecukupan energy 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 47.4% 5.3% 15.8% 26.3% 5.3% 100.0%


(11)

% within jenis

kelamin 47.4% 5.3% 15.8% 26.3% 5.3% 100.0%

% within tingkat

kecukupan energy 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 47.4% 5.3% 15.8% 26.3% 5.3% 100.0%

Protein keseluruhan Siti hajar=>laki-laki=>10-12

jenis kelamin * tingkat kecukupan protein Crosstabulation tingkat kecukupan protein

Total

defisit sedang ringan normal

atas angka kebutuhan

jenis kelamin Laki-laki Count 2 2 6 5 15

% within jenis

kelamin 13.3% 13.3% 40.0% 33.3% 100.0%

% within tingkat

kecukupan protein 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 13.3% 13.3% 40.0% 33.3% 100.0%

Total Count 2 2 6 5 15

% within jenis

kelamin 13.3% 13.3% 40.0% 33.3% 100.0%

% within tingkat

kecukupan protein 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 13.3% 13.3% 40.0% 33.3% 100.0%

Siti hajar=>laki-laki=>13-15

jenis kelamin * tingkat kecukupan protein Crosstabulation tingkat kecukupan protein

Total

defisit berat defisit sedang normal

jenis kelamin

Laki-laki Count 5 2 2 9


(12)

% within tingkat kecukupan protein 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 55.6% 22.2% 22.2% 100.0%

Total Count 5 2 2 9

% within jenis kelamin 55.6% 22.2% 22.2% 100.0%

% within tingkat kecukupan protein 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 55.6% 22.2% 22.2% 100.0%

Siti hajar=>perempuan=>10-12

jenis kelamin * tingkat kecukupan protein Crosstabulation tingkat kecukupan protein

Total

defisit berat ringan normal

atas angka kebutuhan jenis

kelamin

Perempuan Count 3 2 7 3 15

% within jenis kelamin 20.0% 13.3% 46.7% 20.0% 100.0%

% within tingkat kecukupan protein 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 20.0% 13.3% 46.7% 20.0% 100.0%

Total Count 3 2 7 3 15

% within jenis kelamin 20.0% 13.3% 46.7% 20.0% 100.0%

% within tingkat kecukupan protein 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%


(13)

Siti hajar=>perempuan=>13-15

jenis kelamin * tingkat kecukupan protein Crosstabulation tingkat kecukupan protein

Total defisit berat defisit sedang ringan normal

atas angka kebutuhan

jenis kelamin Perempuan Count 5 5 2 3 4 19

% within jenis kelamin 26.3% 26.3% 10.5% 15.8% 21.1% 100.0%

% within tingkat

kecukupan protein 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 26.3% 26.3% 10.5% 15.8% 21.1% 100.0%

Total Count 5 5 2 3 4 19

% within jenis kelamin 26.3% 26.3% 10.5% 15.8% 21.1% 100.0%

% within tingkat

kecukupan protein 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 26.3% 26.3% 10.5% 15.8% 21.1% 100.0%

Energi siang Siti hajar=>laki-laki=>10-12

jenis kelamin * asupan energi dari makan siang Crosstabulation asupan energi dari

makan siang

Total tidak memenuhi

jenis kelamin Laki-laki Count 15 15

% within jenis kelamin 100.0% 100.0%

% within asupan energi dari

makan siang 100.0% 100.0%

% of Total 100.0% 100.0%


(14)

% within jenis kelamin 100.0% 100.0% % within asupan energi dari

makan siang 100.0% 100.0%

% of Total 100.0% 100.0%

Siti hajar=>laki-laki=>13-15

jenis kelamin * asupan energi dari makan siang Crosstabulation asupan energi dari

makan siang

Total tidak memenuhi

jenis kelamin Laki-laki Count 9 9

% within jenis kelamin 100.0% 100.0%

% within asupan energi dari

makan siang 100.0% 100.0%

% of Total 100.0% 100.0%

Total Count 9 9

% within jenis kelamin 100.0% 100.0%

% within asupan energi dari

makan siang 100.0% 100.0%

% of Total 100.0% 100.0%

Siti hajar=>perempuan=>10-12

jenis kelamin * asupan energi dari makan siang Crosstabulation asupan energi dari

makan siang

Total tidak memenuhi

jenis kelamin Perempuan Count 15 15


(15)

% within asupan energi dari

makan siang 100.0% 100.0%

% of Total 100.0% 100.0%

Total Count 15 15

% within jenis kelamin 100.0% 100.0%

% within asupan energi dari

makan siang 100.0% 100.0%

% of Total 100.0% 100.0%

Siti hajar=>perempuan=>13-15

jenis kelamin * asupan energi dari makan siang Crosstabulation asupan energi dari

makan siang

Total tidak memenuhi

jenis kelamin Perempuan Count 19 19

% within jenis kelamin 100.0% 100.0%

% within asupan energi dari

makan siang 100.0% 100.0%

% of Total 100.0% 100.0%

Total Count 19 19

% within jenis kelamin 100.0% 100.0%

% within asupan energi dari

makan siang 100.0% 100.0%

% of Total 100.0% 100.0%

Protein siang Siti hajar=>laki-laki=>10-12


(16)

asupan protein dari makan siang

Total tidak memenuhi

jenis kelamin Laki-laki Count 15 15

% within jenis kelamin 100.0% 100.0%

% within asupan protein dari

makan siang 100.0% 100.0%

% of Total 100.0% 100.0%

Total Count 15 15

% within jenis kelamin 100.0% 100.0%

% within asupan protein dari

makan siang 100.0% 100.0%

% of Total 100.0% 100.0%

Siti hajar=>laki-laki=>13-15

jenis kelamin * asupan protein dari makan siang Crosstabulation asupan protein dari

makan siang

Total tidak memenuhi

jenis kelamin Laki-laki Count 9 9

% within jenis kelamin 100.0% 100.0%

% within asupan protein dari

makan siang 100.0% 100.0%

% of Total 100.0% 100.0%

Total Count 9 9

% within jenis kelamin 100.0% 100.0%

% within asupan protein dari


(17)

jenis kelamin * asupan protein dari makan siang Crosstabulation asupan protein dari

makan siang

Total tidak memenuhi

jenis kelamin Laki-laki Count 9 9

% within jenis kelamin 100.0% 100.0%

% within asupan protein dari

makan siang 100.0% 100.0%

% of Total 100.0% 100.0%

Total Count 9 9

% within jenis kelamin 100.0% 100.0%

% within asupan protein dari

makan siang 100.0% 100.0%

% of Total 100.0% 100.0%

Siti hajar=>perempuan=>10-12

jenis kelamin * asupan protein dari makan siang Crosstabulation asupan protein dari makan siang

Total tidak memenuhi

jenis kelamin Perempuan Count 15 15

% within jenis kelamin 100.0% 100.0%

% within asupan protein dari

makan siang 100.0% 100.0%

% of Total 100.0% 100.0%

Total Count 15 15

% within jenis kelamin 100.0% 100.0%

% within asupan protein dari


(18)

jenis kelamin * asupan protein dari makan siang Crosstabulation asupan protein dari makan siang

Total tidak memenuhi

jenis kelamin Perempuan Count 15 15

% within jenis kelamin 100.0% 100.0%

% within asupan protein dari

makan siang 100.0% 100.0%

% of Total 100.0% 100.0%

Total Count 15 15

% within jenis kelamin 100.0% 100.0%

% within asupan protein dari

makan siang 100.0% 100.0%

% of Total 100.0% 100.0%

Siti hajar=>perempuan=>13-15

jenis kelamin * asupan protein dari makan siang Crosstabulation asupan protein dari

makan siang

Total tidak memenuhi

jenis kelamin Perempuan Count 19 19

% within jenis kelamin 100.0% 100.0%

% within asupan protein dari

makan siang 100.0% 100.0%

% of Total 100.0% 100.0%


(19)

% within jenis kelamin 100.0% 100.0% % within asupan protein dari

makan siang 100.0% 100.0%

% of Total 100.0% 100.0%

Z score siti hajar

jenis kelamin * Z Score Crosstabulation

Z Score

Total

kurus normal overweight

jenis kelamin Laki-laki Count 2 17 5 24

% within jenis kelamin 8.3% 70.8% 20.8% 100.0%

% within Z Score 100.0% 37.0% 50.0% 41.4%

% of Total 3.4% 29.3% 8.6% 41.4%

Perempuan Count 0 29 5 34

% within jenis kelamin .0% 85.3% 14.7% 100.0%

% within Z Score .0% 63.0% 50.0% 58.6%

% of Total .0% 50.0% 8.6% 58.6%

Total Count 2 46 10 58

% within jenis kelamin 3.4% 79.3% 17.2% 100.0%

% within Z Score 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 3.4% 79.3% 17.2% 100.0%

Al-ulum

umur responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent


(20)

13-15 30 51.7 51.7 100.0

Total 58 100.0 100.0

jenis kelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Laki-laki 35 60.3 60.3 60.3

Perempuan 23 39.7 39.7 100.0

Total 58 100.0 100.0

riwayat penyakit

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Ada 13 22.4 22.4 22.4

tidak ada 45 77.6 77.6 100.0

Total 58 100.0 100.0

pekerjaan ayah

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid wiraswasta 32 55.2 55.2 55.2

PNS 13 22.4 22.4 77.6

karyawan swasta 12 20.7 20.7 98.3

Dosen/guru 1 1.7 1.7 100.0

Total 58 100.0 100.0

penghasilan orang tua

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 6 10.3 10.3 10.3


(21)

3 23 39.7 39.7 100.0

Total 58 100.0 100.0

pendidikan terakhir ayah

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid SMA 16 27.6 27.6 27.6

Diploma 5 8.6 8.6 36.2

S1 28 48.3 48.3 84.5

S2 7 12.1 12.1 96.6

S3 2 3.4 3.4 100.0

Total 58 100.0 100.0

Energi keseluruhan Al ulum=>laki-laki=>10-12

jenis kelamin * tingkat kecukupan energi Crosstabulation tingkat kecukupan energi

Total

defisit berat ringan normal

jenis kelamin Laki-laki Count 12 3 2 17

% within jenis kelamin 70.6% 17.6% 11.8% 100.0%

% within tingkat kecukupan

energy 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 70.6% 17.6% 11.8% 100.0%

Total Count 12 3 2 17

% within jenis kelamin 70.6% 17.6% 11.8% 100.0%

% within tingkat kecukupan

energy 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%


(22)

Al ulum=>laki-laki=>13-15

jenis kelamin * tingkat kecukupan energi Crosstabulation tingkat kecukupan energi

Total

defisit berat defisit sedang ringan normal

jenis kelamin Laki-laki Count 12 1 3 2 18

% within jenis kelamin 66.7% 5.6% 16.7% 11.1% 100.0%

% within tingkat

kecukupan energi 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 66.7% 5.6% 16.7% 11.1% 100.0%

Total Count 12 1 3 2 18

% within jenis kelamin 66.7% 5.6% 16.7% 11.1% 100.0%

% within tingkat

kecukupan energi 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 66.7% 5.6% 16.7% 11.1% 100.0%

Al ulum=>perempuan=>10-12

jenis kelamin * tingkat kecukupan energi Crosstabulation tingkat kecukupan energi

Total

defisit berat defisit sedang ringan normal

jenis kelamin Perempuan Count 5 3 2 1 11

% within jenis

kelamin 45.5% 27.3% 18.2% 9.1% 100.0%

% within tingkat

kecukupan energy 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 45.5% 27.3% 18.2% 9.1% 100.0%

Total Count 5 3 2 1 11

% within jenis


(23)

% within tingkat

kecukupan energy 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 45.5% 27.3% 18.2% 9.1% 100.0%

Al ulum=>perempuan=>13-15

jenis kelamin * tingkat kecukupan energi Crosstabulation tingkat kecukupan energi

Total defisit berat defisit sedang normal

jenis kelamin Perempuan Count 8 3 1 12

% within jenis kelamin 66.7% 25.0% 8.3% 100.0%

% within tingkat kecukupan energy 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 66.7% 25.0% 8.3% 100.0%

Total Count 8 3 1 12

% within jenis kelamin 66.7% 25.0% 8.3% 100.0%

% within tingkat kecukupan energy 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 66.7% 25.0% 8.3% 100.0%

Protein keseluruhan Al-ulum=>laki-laki=>10-12

jenis kelamin * tingkat kecukupan protein Crosstabulation tingkat kecukupan protein

Total defisit berat defisit sedang ringan normal

atas angka kebutuhan

jenis kelamin Laki-laki Count 4 2 1 8 2 17

% within jenis kelamin 23.5% 11.8% 5.9% 47.1% 11.8% 100.0%

% within tingkat

kecukupan protein 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%


(24)

Total Count 4 2 1 8 2 17

% within jenis kelamin 23.5% 11.8% 5.9% 47.1% 11.8% 100.0%

% within tingkat

kecukupan protein 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 23.5% 11.8% 5.9% 47.1% 11.8% 100.0%

Al-ulum=>laki-laki=>13-15

jenis kelamin * tingkat kecukupan protein Crosstabulation tingkat kecukupan protein

Total defisit berat

defisit

sedang ringan normal

atas angka kebutuhan

jenis kelamin Laki-laki Count 9 2 2 4 1 18

% within jenis kelamin 50.0% 11.1% 11.1% 22.2% 5.6% 100.0%

% within tingkat

kecukupan protein 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 50.0% 11.1% 11.1% 22.2% 5.6% 100.0%

Total Count 9 2 2 4 1 18

% within jenis kelamin 50.0% 11.1% 11.1% 22.2% 5.6% 100.0%

% within tingkat

kecukupan protein 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 50.0% 11.1% 11.1% 22.2% 5.6% 100.0%


(25)

jenis kelamin * tingkat kecukupan protein Crosstabulation tingkat kecukupan protein

Total

defisit berat ringan normal

jenis kelamin Perempuan Count 5 5 1 11

% within jenis kelamin 45.5% 45.5% 9.1% 100.0%

% within tingkat kecukupan protein 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 45.5% 45.5% 9.1% 100.0%

Total Count 5 5 1 11

% within jenis kelamin 45.5% 45.5% 9.1% 100.0%

% within tingkat kecukupan protein 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 45.5% 45.5% 9.1% 100.0%

Al-ulum=>perempuan=>13-15

jenis kelamin * tingkat kecukupan protein Crosstabulation tingkat kecukupan protein

Total

defisit berat ringan normal

jenis kelamin Perempuan Count 7 2 3 12

% within jenis kelamin 58.3% 16.7% 25.0% 100.0%

% within tingkat kecukupan

protein 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 58.3% 16.7% 25.0% 100.0%

Total Count 7 2 3 12

% within jenis kelamin 58.3% 16.7% 25.0% 100.0%

% within tingkat kecukupan


(26)

jenis kelamin * tingkat kecukupan protein Crosstabulation tingkat kecukupan protein

Total

defisit berat ringan normal

jenis kelamin Perempuan Count 7 2 3 12

% within jenis kelamin 58.3% 16.7% 25.0% 100.0%

% within tingkat kecukupan

protein 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 58.3% 16.7% 25.0% 100.0%

Total Count 7 2 3 12

% within jenis kelamin 58.3% 16.7% 25.0% 100.0%

% within tingkat kecukupan

protein 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 58.3% 16.7% 25.0% 100.0%

Energi siang Al-ulum=>laki-laki=>10-12

jenis kelamin * asupan energi dari makan siang Crosstabulation asupan energi dari makan siang

Total

memenuhi tidak memenuhi

jenis kelamin Laki-laki Count 3 14 17

% within jenis kelamin 17.6% 82.4% 100.0%

% within asupan energi dari

makan siang 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 17.6% 82.4% 100.0%

Total Count 3 14 17

% within jenis kelamin 17.6% 82.4% 100.0%

% within asupan energi dari

makan siang 100.0% 100.0% 100.0%


(27)

Al-ulum=>laki-laki=>13-15

jenis kelamin * asupan energi dari makan siang Crosstabulation asupan energi dari

makan siang

Total tidak memenuhi

jenis kelamin Laki-laki Count 18 18

% within jenis kelamin 100.0% 100.0%

% within asupan energi dari makan

siang 100.0% 100.0%

% of Total 100.0% 100.0%

Total Count 18 18

% within jenis kelamin 100.0% 100.0%

% within asupan energi dari makan

siang 100.0% 100.0%

% of Total 100.0% 100.0%

Al-ulum=>perempuan=>10-12

jenis kelamin * asupan energi dari makan siang Crosstabulation asupan energi dari

makan siang

Total tidak memenuhi

jenis kelamin Perempuan Count 11 11

% within jenis kelamin 100.0% 100.0%

% within asupan energi dari


(28)

% of Total 100.0% 100.0%

Total Count 11 11

% within jenis kelamin 100.0% 100.0%

% within asupan energi dari

makan siang 100.0% 100.0%

% of Total 100.0% 100.0%

Al-ulum=>perempuan=>13-15

jenis kelamin * asupan energi dari makan siang Crosstabulation asupan energi dari

makan siang

Total tidak memenuhi

jenis kelamin Perempuan Count 12 12

% within jenis kelamin 100.0% 100.0%

% within asupan energi dari

makan siang 100.0% 100.0%

% of Total 100.0% 100.0%

Total Count 12 12

% within jenis kelamin 100.0% 100.0%

% within asupan energi dari

makan siang 100.0% 100.0%

% of Total 100.0% 100.0%

Protein siang Al-ulum=>laki-laki=>10-12

jenis kelamin * asupan protein dari makan siang Crosstabulation


(29)

memenuhi tidak memenuhi

jenis kelamin Laki-laki Count 6 11 17

% within jenis kelamin 35.3% 64.7% 100.0%

% within asupan protein dari

makan siang 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 35.3% 64.7% 100.0%

Total Count 6 11 17

% within jenis kelamin 35.3% 64.7% 100.0%

% within asupan protein dari

makan siang 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 35.3% 64.7% 100.0%

Al-ulum=>laki-laki=>13-15

jenis kelamin * asupan protein dari makan siang Crosstabulation

asupan protein dari makan siang

Total

memenuhi tidak memenuhi

jenis kelamin Laki-laki Count 3 15 18

% within jenis kelamin 16.7% 83.3% 100.0%

% within asupan protein dari makan

siang 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 16.7% 83.3% 100.0%

Total Count 3 15 18

% within jenis kelamin 16.7% 83.3% 100.0%

% within asupan protein dari makan

siang 100.0% 100.0% 100.0%


(30)

Al-ulum=>perempuan=>10-12

jenis kelamin * asupan protein dari makan siang Crosstabulation

asupan protein dari makan siang

Total

memenuhi tidak memenuhi

jenis kelamin Perempuan Count 1 10 11

% within jenis kelamin 9.1% 90.9% 100.0%

% within asupan protein dari

makan siang 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 9.1% 90.9% 100.0%

Total Count 1 10 11

% within jenis kelamin 9.1% 90.9% 100.0%

% within asupan protein dari

makan siang 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 9.1% 90.9% 100.0%

Al-ulum=>perempuan=>13-15

jenis kelamin * asupan protein dari makan siang Crosstabulation

asupan protein dari makan siang

Total

memenuhi tidak memenuhi

jenis kelamin Perempuan Count 2 10 12

% within jenis kelamin 16.7% 83.3% 100.0%

% within asupan protein dari


(31)

% of Total 16.7% 83.3% 100.0%

Total Count 2 10 12

% within jenis kelamin 16.7% 83.3% 100.0%

% within asupan protein dari

makan siang 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 16.7% 83.3% 100.0%

Zscore al ulum

jenis kelamin * Z Score Crosstabulation Z Score

Total

kurus normal overweight obesitas

jenis kelamin

Laki-laki Count 1 29 3 2 35

% within jenis kelamin 2.9% 82.9% 8.6% 5.7% 100.0%

% within Z Score 50.0% 59.2% 75.0% 66.7% 60.3%

% of Total 1.7% 50.0% 5.2% 3.4% 60.3%

Perempuan Count 1 20 1 1 23

% within jenis kelamin 4.3% 87.0% 4.3% 4.3% 100.0%

% within Z Score 50.0% 40.8% 25.0% 33.3% 39.7%

% of Total 1.7% 34.5% 1.7% 1.7% 39.7%

Total Count 2 49 4 3 58

% within jenis kelamin 3.4% 84.5% 6.9% 5.2% 100.0%

% within Z Score 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 3.4% 84.5% 6.9% 5.2% 100.0%

Al-ulum yang bawa bekal dan tidak


(32)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid ya 35 60.3 60.3 60.3

tidak 23 39.7 39.7 100.0

Total 58 100.0 100.0

Al-ulum yang makan sayur

makan sayur

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid ya 9 15.5 15.5 15.5

tidak 49 84.5 84.5 100.0

Total 58 100.0 100.0

Penyakit keseluruhan

penyakit1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak ada 94 81.0 81.7 81.7

DBD 1 .9 .9 82.6

Tipus 4 3.4 3.5 86.1

Maag 7 6.0 6.1 92.2

Asma 7 6.0 6.1 98.3

asam lambung 2 1.7 1.7 100.0

Total 115 99.1 100.0

Missing System 1 .9


(33)

Penyakit siti hajar

Penyakit

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak ada 50 86.2 86.2 86.2

DBD 1 1.7 1.7 87.9

Tipus 2 3.4 3.4 91.4

Maag 3 5.2 5.2 96.6

Asma 2 3.4 3.4 100.0

Total 58 100.0 100.0

Penyakit al-ulum

penyakit1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak ada 44 75.9 75.9 75.9

Tipus 2 3.4 3.4 79.3

Maag 4 6.9 6.9 86.2

Asma 5 8.6 8.6 94.8

asam lambung 3 5.2 5.2 100.0

Total 58 100.0 100.0

Siti hajar

umur1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


(34)

13 25 43.1 43.1 100.0

Total 58 100.0 100.0

Al ulum

umur1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 12 29 50.0 50.0 50.0

13 29 50.0 50.0 100.0

Total 58 100.0 100.0

KECUKUPAN ENERGI SIANG KESELURUHAN - DISTRIBUSINYA

dapat makan siang dari sekolah * Tingkat kecukupan energi siang Crosstabulation Tingkat kecukupan energi siang

Total

memenuhi tidak memenuhi

dapat makan siang dari sekolah

tidak dapat Count 3 55 58

% within dapat makan siang

dari sekolah 5.2% 94.8% 100.0%

dapat Count 0 58 58

% within dapat makan siang

dari sekolah .0% 100.0% 100.0%

Total Count 3 113 116

% within dapat makan siang

dari sekolah 2.6% 97.4% 100.0%

KECUKUPAN PROTEIN SIANG KESELURUHAN - DISTRIBUSINYA


(35)

kecukupan protein siang

Total

memenuhi tidak memenuhi

dapat makan siang dari sekolah

tidak dapat Count 10 48 58

% within dapat makan siang

dari sekolah 17.2% 82.8% 100.0%

dapat Count 0 58 58

% within dapat makan siang

dari sekolah .0% 100.0% 100.0%

Total Count 10 106 116

% within dapat makan siang


(36)

Lampiran 7. Output Uji Chi-Squere

KECUKUPAN ENERGI KESELURUHAN

- DISTRIBUSINYA

-dapat makan siang dari sekolah * Tingkat kecukupan energi keseluruhan Crosstabulation Tingkat kecukupan energi keseluruhan

Total

defisit berat defisit sedang ringan normal

atas angka kebutuhan dapat makan siang

dari sekolah

tidak dapat

Count 37 7 8 6 0 58

% within dapat makan

siang dari sekolah

63.8% 12.1% 13.8% 10.3% .0% 100.0%

dapat Count 27 6 8 13 4 58

% within dapat makan

siang dari sekolah

46.6% 10.3% 13.8% 22.4% 6.9% 100.0%

Total Count 64 13 16 19 4 116

% within dapat makan

siang dari sekolah


(37)

- HASIL UJI

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Point Probability

Pearson Chi-Square 8.218a 4 .084 .082

Likelihood Ratio 9.832 4 .043 .059

Fisher's Exact Test 7.923 .085

Linear-by-Linear Association 6.693b 1 .010 .011 .006 .002

N of Valid Cases 116

a. 2 cells (20,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,00. b. The standardized statistic is 2,587.

KECUKUPAN PROTEIN KESELURUHAN

- DISTRIBUSINYA

dapat makan siang dari sekolah * Kecukupan protein keseluruhan Crosstabulation Kecukupan protein keseluruhan

Total defisit

berat

defisit

sedang ringan normal

atas angka kebutuhan dapat makan siang

dari sekolah

tidak dapat Count 25 6 9 16 2 58

% within dapat makan siang dari

sekolah

43.1% 10.3% 15.5% 27.6% 3.4% 100.0%

dapat Count 14 10 5 17 12 58

% within dapat makan siang dari

sekolah

24.1% 17.2% 8.6% 29.3% 20.7% 100.0%


(38)

dapat makan siang dari sekolah * Kecukupan protein keseluruhan Crosstabulation Kecukupan protein keseluruhan

Total defisit

berat

defisit

sedang ringan normal

atas angka kebutuhan dapat makan siang

dari sekolah

tidak dapat Count 25 6 9 16 2 58

% within dapat makan siang dari

sekolah

43.1% 10.3% 15.5% 27.6% 3.4% 100.0%

dapat Count 14 10 5 17 12 58

% within dapat makan siang dari

sekolah

24.1% 17.2% 8.6% 29.3% 20.7% 100.0%

Total Count 39 16 14 33 14 116

% within dapat makan siang dari

sekolah

33.6% 13.8% 12.1% 28.4% 12.1% 100.0%

- HASIL UJINYA

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Point Probability

Pearson Chi-Square 12.419a 4 .014 .013

Likelihood Ratio 13.270 4 .010 .012

Fisher's Exact Test 12.506 .013

Linear-by-Linear Association 5.993b 1 .014 .017 .008 .002

N of Valid Cases 116

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7,00. b. The standardized statistic is 2,448.


(39)

STATUS GIZI

- DISTRIBUSINYA

dapat makan siang dari sekolah * Z Score Crosstabulation Z Score

Total

kurus normal overweight obesitas

dapat makan siang dari sekolah

tidak dapat Count 2 49 4 3 58

% within dapat makan

siang dari sekolah 3.4% 84.5% 6.9% 5.2% 100.0%

dapat Count 2 46 10 0 58

% within dapat makan

siang dari sekolah 3.4% 79.3% 17.2% .0% 100.0%

Total Count 4 95 14 3 116

% within dapat makan

siang dari sekolah 3.4% 81.9% 12.1% 2.6% 100.0%

- HASIL UJI

-Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Point Probability

Pearson Chi-Square 5.666a 3 .129 .113

Likelihood Ratio 6.910 3 .075 .114

Fisher's Exact Test 5.327 .119

Linear-by-Linear Association .000b 1 1.000 1.000 .574 .148

N of Valid Cases 116

a. 4 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,50. b. The standardized statistic is ,000.


(40)

Lampiran 8. Dokumentasi Penelitian

Gambar 1. Memberikan pengarahan pada siswa SMP Al-ulum Terpadu


(41)

Gambar 3. Makan siang yang disediakan sekolah Siti Hajar Fullda School


(42)

Gambar 5. Menimbang berat badan siswa Siti hajar Fullday School


(43)

Gambar 7. Wawancara Recall pada salah satu murid Al-ulum Terpadu


(44)

DAFTAR PUSTAKA

Adriani, M. Bambang W. 2014. Peranan Gizi dalam Siklus Kehidupan. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.

Almatsier, S. 2005. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Arisman. 2004. Gizi dalam Daur kehidupan. Jakarta: Kedokteran Universitas Indonesia.

Departemen Kesehatan RI. 2013. Peraturan Menkes no 75 tahun 2013 tentang Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan bagi Bangsa Indonesia. http://gizi.depkes.go.id. diakses 30 April 2015.

Devi, N. 2012. Gizi Anak Sekolah. Jakarta : Kompas Media Nusantara. Dwi, Y. Hubungan Antara Asupan Energi Asupan Protein.

https://kangdil.files.wordpress.com/2013/06/yussie-dwi-b-mspmi-hubungan-antara-asupan-energi-asupan-protein.pdf diakses 04 April 2015.

Kasjono, HS. Yasril, 2009. Teknik Sampling Untuk Penelitian Kesehatan. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Agnes, A.M. 2013. Pangan Sehat Untuk Semua. Jakarta : Kencana Prenadamedia Group.

Notoadmodjo, S. 2005. Ilmu Kesehatan masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta. Rachmawati, L. 2009. Kontribusi Makanan di Sekolah dan Tingkat

Kecukupan Energi dan Zat Gizi pada Anak Usia Sekolah Dasar di Kota Bogor. Institut Pertanian Bogor.Skripsi.

Safitri, S. 2011. Hubungan Status Gizi Remaja Putri dengan Usia Menarche di SMPN 2 Pekalongan Tahun 2011. Universitas Muhammadiyah Semarang. Skripsi.


(45)

Supariasa, I. D. N., Bakhyar, B. & Ibnu F. 2008. Penilaian Status Gizi. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Sulistyaningsih, W. 2008. Full Day School & Optimalisasi Perkembangan Anak, Yogyakarta:Paradigma Indonesia.

Zuliana, I. 2014. Penerapan Sistem Fullday School Membentuk Kualitas Akhlak Siswa di SD Islam Miftahul Huda Tulungagung. IAIN Tulungagung. Skripsi.


(46)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan desain penelitian cross sectional, yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan kecukupan energi dan protein serta status gizi siswa SMP yang mendapat makan siang dan tidak mendapat makan siang dari sekolah dengan sistem fullday school.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di dua sekolah di kota Medan. Sekolah pertama adalah sekolah Siti Hajar Fullday School yang terletak di jalan Letjen Jamin Ginting kilometer 11 gang Paya Bundung Simpang Selayang, Medan Tuntungan. Alasannya, sekolah Siti Hajar Fullday School adalah sekolah yang mengolah sendiri makan siang yang disediakan dan juga menyediakan snack bagi para siswanya. Sekolah yang kedua adalah Al-Ulum Islamic School yang terletak di Jalan Tuasan no. 35 Medan. Alasannya sekolah Al-ulum Islamic School adalah sekolah fullday yang tidak menyediakan makan siang bagi para siswanya dan kantin sekolahnya belum menyediakan makanan lengkap dan seimbang.

3.2.2. Waktu Penelitian


(47)

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi

Populasi dari penelitian ini adalah siswa/i SMP kelas VIII sekolah Siti Hajar

Fullday School yang berjumlah 128 siswa dan SMP Al-ulum Islamic School yang

berjumlah 144 siswa. Alasannya, penelitian ini dilakukan pada tahun ajaran baru. Jika dilakukan juga pada siswa kelas VII, mereka baru saja sekolah di fullday school sehingga pengaruh makan siangnya belum terlihat, sedangkan siswa kelas IX tidak mendapat izin dari sekolah karena harus fokus pada persiapan ujian nasional.

3.3.2. Sampel

Sampel adalah sebagian populasi yang ingin diteliti, yang ciri-ciri dan keberadaannya diharapkan mampu mewakili atau menggambarkan ciri-ciri dan keberadaan populasi yang sebenarnya (Sugiarto, 2001). Besar sampel dihitung dengan rumus perhitungan estimasi proporsi dengan presisi mutlak di bawah ini yaitu (Kasjono, 2009) :

N

d² (N฀ 1) + Z² 1฀ α/2 P (1฀ P) Keterangan :

n : Besar sampel d : Presisi mutlak 0,1

Z: Z score ditentukan berdasarkan derajat kepercayaan (95%=1.96)

P : Proporsi untuk sifat tertentu yang diperkirakan terjadi pada populasi (0,5) n =


(48)

Maka, besar sampel Sekolah Siti Hajar adalah :

(1,96)² . 0,5 (1-0,5) 116

(0,1)² .(116฀1) + (1,96)² . 0,5 (1-0,5)

3,8416 . 0,25 . 116

0,01 . 115 + 3,8416 (0,25)

111,406

1,15 + 0,96

111,406

2,23

n = 49,95 dibulatkan menjadi 58 besar sampel SMP Al-ulum adalah :

(1,96)² . 0,5 (1-0,5) 144

(0,1)² . (144฀ 1) + (1,96)² . 0,5 (1-0,5)

3,8416 . 0,25 . 144

0,01 . 143 + 3,8416 (0,25)

138,297

1,43 + 0,96

138,297

2,39

n = 57,86 dibulatkan menjadi 58 n =

n =

n = n =

n =

n = n =


(49)

Jadi besar sampel untuk penelitian ini adalah 58 siswa SMP dari sekolah Siti Hajar dan 58 siswa SMP dari sekolah Al-ulum. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan simple random sampling menggunakan table bilangan random.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Jenis data yang dikumpulkan pada penelitian ini, meliputi data primer dan data sekunder.

3.4.1 Data Primer

a. Data identitas sampel yang meliputi data pribadi dan data orang tua didapat dari kuisioner yang diisi oleh siswa SMP Siti Hajar dan Al-ulum yang menjadi sampel. b. Data asupan energi dan protein diperoleh dari hasil wawancara dengan responden

menggunakan formulir recall 24 jamyang dilakukan sebanyak dua kali.

c. Data status gizi responden meliputi berat badan dan tinggi badan responden, penimbangan menggunakan timbangan digital dengan ketelitian 0,1 kg dan pengukuran tinggi badan menggunakan microtoice dengan ketelitian 1cm.

d. Data gambaran umum makan siang yang diberikan SMP Siti Hajar diperoleh melalui metode penimbangan makanan dengan cara menimbang dan mencatat makan siang yang disediakan sekolah Siti Hajar selama dua hari. Adapun langkah-langkah pelaksanaan penimbangan makanan :

1. Menimbang dan mencatat makan siang yang disediakan dalam gram.

2. Menganalisis hasil penimbangan dengan menggunakan software Nutrisurvey Indonesia.


(50)

3.4.2 Data sekunder

Data sekunder berupa data gambaran umum SMP Siti hajar dan SMP Al-Ulum diperoleh dari bagian arsip sekolah tersebut.

3.5 Variabel dan Definisi Operasional

3.5.1 Variabel

1. Variabel Independen : dapat makan siang, tidak dapat makan siang. 2. Variabel Dependen : kecukupan energi, kecukupan protein, status gizi.

3.5.2 Defenisi Operasional

1. Tingkat kecukupan energi adalah perbandingan antara jumlah energi yang dikonsumsi oleh siswa SMP dengan angka kecukupan energi anak usia 10-12 tahun dan 13-15 tahun.

2. Tingkat kecukupan protein adalah perbandingan jumlah protein yang dikonsumsi oleh siswa SMP dengan angka kecukupan protein anak usia10-12 tahun dan 13-15 tahun.

3. Status gizi adalah keadaan gizi siswa SMP yang ditentukan dengan indikator IMT menurut umur.

4. Fullday School adalah sebuah sistem pembelajaran yang dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar yang dilakukan sehari penuh dengan memadukan sistem pembelajaran secara intensif.

5. Sekolah PM adalah sekolah fullday yang menyelenggarakan makan siang bagi para siswanya.


(51)

6. Sekolah Tanpa PM adalah sekolah fullday yang tidak menyelenggarakan makan siang bagi para siswanya.

3.6 Metode Pengukuran

a. Tingkat Kecukupan Energi

Alat Ukur : Formulir recall 24 jam Cara Ukur : Wawancara sebanyak 2 kali

AKG Energi : 2475 kkal untuk laki-laki, 2125 kkal untuk perempuan Hasil Ukur :a. Defisit tingkat berat (<70% angka kebutuhan)

b. Defisit tingkat sedang (70-79% angka kebutuhan) c. Defisit tingkat ringan (80-89% angka kebutuhan) d. Normal (90-119% angka kebutuhan)

e. Di atas angka kebutuhan (120% angka kebutuhan) (Depkes RI, 2013)

b. Tingkat Kecukupan Protein

Alat Ukur : Formulir recall 24 jam Cara ukur : Wawancara sebanyak 2 kali

AKG Protein : 72 g untuk laki-laki, 69 g untuk perempuan Hasil Ukur : a. Defisit tingkat berat (<70% angka kebutuhan)

b. Defisit tingkat sedang (70-79% angkakebutuhan) c. Defisit tingkat ringan (80-89% angkakebutuhan) d. Normal (90-119% angka kebutuhan)


(52)

c. Status Gizi

Alat Ukur : Timbangan digital bathroom scale untuk mengukur berat badan dan microtoice untuk mengukur tinggi badan

Cara Ukur : Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan kemudian dianalisis menggunakan WHO Antro Plus.

Hasil Ukur : Sangat kurus, < -3 SD

Kurus, jika z-score ≥ -3 sampai ≤ -2,0 SD Normal, jika z-score -2 SD hingga +2 SD Gemuk, jika z-score >+2 SD sampai ≤+3 SD Obesitas, >+3SD (WHO, 2007)

d. Jumlah Energi dan Protein yang Dianjurkan Dalam Makan Siang Alat Ukur : Formulir Recall 24 Jam

Cara Ukur : Wawancara sebanyak 2 kali

Jumlah yang Dianjurkan : Minimal 30% dari kebutuhan sehari

Hasil Ukur : a. ≤ 30% dari kebutuhan sehari : Tidak Memenuhi b. ≥ 30% dari kebutuhan sehari : Memenuhi (Walker, 2005) dikutip oleh Rachmawati (2009)

3.7 Pengolahan dan Analisis Data

3.7.1 Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : a. Editing


(53)

Untuk melakukan pengecekan isi kuesioner apakah kuesioner sudah diisi dengan lengkap dan jelas.

b. Coding

Merupakan kegiatan merubah data berbentuk hurufmenjadi data berbentuk bilangan, agar memudahkan menganalisis data dalam bentuk kuantitatif.

c. Processing

Setelah data dikoding maka selanjutnya melakukan entri data dari kuesioner ke dalam program komputer.

d. Cleaning

Cleaning merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang sudah dientri apakah ada kesalahan atau tidak.

e. Tabulating

Tabulating adalah penyusunan data dalam bentuk table distribusi frekuensi dan presentase.

3.7.2 Analisis Data

Data yang dikumpulkan diolah dan dianalisis menggunakan program komputer yaitu SPSS melalui editing, coding, entry, cleaning, kemudian disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan dianalisis secara deskriptif. Untuk melihat perbedaan kecukupan energi, kecukupan protein serta status gizi siswa yang sekolah di Fullday

School yang mendapat makan siang dan tidak mendapat makan siang di sekolah


(54)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan pada dua sekolah fullday di Kota Medan yaitu Siti Hajar

Fullday School dan Al-Ulum Terpadu Islamic School. Siti Hajar Fullday School

adalah salah satu sekolah fullday di Kota Medan yang melakukan penyelenggaraan makan siang bagi para siswanya yang penulis sebut nantinya dengan sekolah fullday dengan Penyelenggaraan Makan (PM). Al-ulum Terpadu Islamic School adalah salah satu sekolah fullday di kota Medan yang tidak menyelenggarakan makan siang bagi siswanya yang nantinya penulis sebut dengan sekolah fullday Tanpa Penyelenggaraan Makan (TPM).

SMP Siti Hajar Islamic Fullday School terletak di Jalan Jamin Ginting Km.11 Paya Bundung Kel. Simpang Selayang Kec. Medan Tuntungan Medan Sumatera Utara. SMP Siti Hajar Fullday School merupakan bagian dari Yayasan Siti Hajar

Fullday School dan berdiri pada bulan Juli tahun 2004. SMP ini dipimpin oleh kepala

sekolah yang merupakan lulusan sarjana pendidikan. Kurikulum yang diterapkan pada sekolah ini adalah Kurikilum DIKNAS dan Kurikulum Lokal Siti Hajar. Jumlah seluruh murid SMP sebanyak 378 siswa dan jumlah guru 28 orang. Kegiatan belajar mengajar di sekolah ini senin sampai jumat dimulai pukul 07.25 s/d 16.30 wib.

SMP Siti Hajar Islamic Fullday School sejak berdiri telah menyediakan makan siang bagi para siswanya yang diberikan sekitar pukul 13.00 wib. Tidak hanya makan siang, sekolah juga menyediakan snack yang diberikan pukul 10.00 wib dan juice


(55)

yang diberikan pukul 15.30 wib. Mayoritas anak hanya mencukupkan memakan makanan yang disediakan dari sekolah saja. Sangat jarang anak yang jajan pada jam makan siang. SMP Siti Hajar memiliki dapur sendiri. Sehingga makanan yang diberikan adalah makanan yang dimasak sendiri oleh pihak sekolah. Pemilihan menu dilakukan oleh para guru dan dilakukan pergantian menu setiap hari Jumat. Dalam pergantian menu sekolah tidak memiliki siklus menu. Menu dipilih oleh para guru. Namun menu-menu yang diberikan sangat variatif sehingga para murid tidak bosan dengan menu yang disediakan.

SMP Al-Ulum Terpadu Islamic School terletak di Jalan Tuasan no 35 kel. Sidorejo Hilir kec. Medan Tembung, Medan Sumatera Utara. SMP Al-Ulum Terpadu

Islamic School yang merupakan bagian dari Yayasan Amanah Karamah berdiri pada

bulan Mei tahun 2004. Sekolah ini dikepalai oleh Kepala Sekolah yang merupakan lulusan sarjana pendidikan. Kurikulum yang diterapkan pada sekolah ini adalah Kurikilum Nasional (KTSP) dan Kurikulum Lokal Berbasis Keislaman. Jumlah seluruh murid SMP sebanyak 432 siswa dan jumlah guru 33 orang. Kegiatan belajar mengajar di sekolah ini dilakukan senin sampai jumat mulai pukul 07.30 s/d 16.30 wib.

SMP Al-Ulum Terpadu adalah sekolah fullday yang tidak menyediakan makan siang bagi para siswanya. Para siswa mendapat makan siang dari bekal yang dibawa dari rumah atau membeli di kantin sekolah yang terletak di lantai 1. Kantin sekolah menyediakan berbagai macam makanan seperti mie goreng, nasi goreng, empek-empek dll. Anak yang membeli makan siang di kantin sekolah kebanyakan memilih


(56)

nasi goreng sebagai menu makan siangnya. Kegiatan belajar mengajar dimulai pukul 07.25 s/d 16.30 wib dengan waktu istirahat pukul 09.30 wib dan pukul 12.00 wib.

4.2 Gambaran Umum Karakteristik Sampel

Gambaran umum karakteristik sampel adalah karakteristik dari murid di sekolah fullday dengan Penyelenggaraan Makan (PM) dan Tanpa Penyelenggaraan Makan (TPM) yang terdiri dari jenis kelamin, umur, pekerjaan orang tua, penghasilan orang tua dan pendidikan orang tua .

4.2.1 Jenis Kelamin dan Umur

Berdasarkan hasil pengumpulan data menggunakan kuesioner, gambaran umum murid di sekolah fullday dengan Penyelenggaraan Makan (PM) dan Tanpa Penyelenggaraan Makan (TPM) menurut karakteristik jenis kelamin dan umur ditampilkan pada tabel 4.1 sebagai berikut:

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Menurut Jenis Kelamin dan Umur

Karakteristik

PM TPM

Jumlah (n) Presentase (%) Jumlah (n) Presentase (%) Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan 24 34 41,4 58,6 35 23 60,3 39,7 Total 58 100,0 58 100,0 Umur 10-12 13-15 30 28 51,7 48,3 28 30 48,3 51,7 Total 58 100,0 58 100,0

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa jumlah murid laki-laki di sekolah


(57)

dari pada di sekolah dengan Penyelenggaraan Makan (PM) yaitu 24 orang (41,4%). Sedangkan untuk murid perempuan lebih banyak di sekolah fullday dengan Penyelenggaraan Makan (TPM) yaitu 34 orang (58,6%) dari pada di sekolah fullday Tanpa Penyelenggaraan Makan (TPM) yaitu 23 orang (39,7%).

Jumlah murid yang berumur 10-12 tahun di sekolah fullday dengan Penyelenggaraan Makan (PM) lebih banyak yaitu 30 orang (51,7%) dari pada di sekolah fullday Tanpa Penyelenggaraan Makan (TPM) yaitu 28 orang (48,3%) sedangkan jumlah murid yang berumur 13-15 tahun lebih banyak di sekolah fullday Tanpa Penyelenggaraan Makan (TPM) yaitu 30 orang (51,7%) dari pada di sekolah

fullday dengan Penyelenggaraan Makan (PM0 yaitu 28 orang (48,3%).

Pada usia remaja kebutuhan gizi untuk laki-laki dan perempuan dibedakan karena terdapat perbedaan komposisi tubuh dan kecepatan pertumbuhan.

4.2.2 Riwayat Penyakit

Status gizi siswa dapat dipengaruhi oleh penyakit infeksi yang pernah di deritanya. Penyakit infeksi dapat mempengaruhi status gizi seseorang karena ada hubungan yang sinergis antara infeksi (bakteri, virus, dan parasit) dengan malnutrisi (Supariasa, 2002).

Berdasarkan hasil pengumpulan data menggunakan kuesioner, gambaran umum murid di sekolah fullday dengan Penyelenggaraan Makan dan Tanpa Penyelenggaraan Makan menurut karakteristik riwayat penyakit ditampilkan pada tabel 4.2 sebagai berikut:


(58)

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Menurut Riwayat Penyakit

Riwayat Penyakit

PM TPM

Jumlah (n)

Presentase (%)

Jumlah (n)

Presentase (%) Ada

Tidak Ada

8 50

13,8 86,2

13 45

22,4 77,6

Total 58 100,0 58 100,0

Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa jumlah murid yang memiliki riwayat penyakit di sekolah fullday Tanpa Penyelenggaraan Makan (TPM) lebih banyak yaitu 13 orang (22,4%) dari pada di sekolah fullday dengan Penyelenggaraan Makan (PM) yaitu 8 orang (13,8%) sedangkan jumlah murid yang tidak memiliki riwayat penyakit lebih banyak di sekolah fullday dengan Penyelenggaraan Makan (PM) yaitu 50 orang (86,2%) dari pada di sekolah fullday Tanpa Penyelenggaraan Makan (TPM) yaitu 45 orang (77,6%).

Penyakit yang diderita pada siswa sekolah fullday dengan penyelenggaraan makan dan tanpa penyelenggaraan makan pada umumnya adalah DBD dan Typus.

4.2.3 Pekerjaan Orang Tua

Pekerjaan orang tua adalah jenis pekerjaan orang tua (ayah) yang dibedakan menjadi wiraswasta, PNS, karyawan swasta, dosen/guru. Pengklasifikasian pekerjaan orang tua dilakukan berdasarkan pekerjaan orang tua sampel.

Tingkat pendidikan akan berhubungan dengan jenis pekerjaan. Semakin tinggi tingkat pendidikan, maka kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan yang layak semakin besar. Selain itu,jenis pekerjaan akan mempengaruhi pendapatan seseorang.


(59)

Tingkat pendapatan keluarga sangat berpengaruh terhadap konsumsi energi keluarganya (Rachmawati, 2009).

Berdasarkan hasil pengumpulan data menggunakan kuesioner, gambaran umum murid di sekolah fullday dengan Penyelenggaraan Makan (PM) dan Tanpa Penyelenggaran Makan (TPM) menurut karakteristik pekerjaan orang tua ditampilkan pada tabel 4.3 sebagai berikut:

Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan Orang Tua

Jenis Pekerjaan

PM TPM

Jumlah (n) Presentase (%) Jumlah (n) Presentase (%) Wiraswasta PNS Karyawanswasta Dosen/guru 23 18 14 3 39,7 31,0 24,1 5,2 32 13 12 1 55,2 22,4 20,7 1,7

Total 58 100,0 58 100,0

Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa pekerjaan orang tua terbanyak di sekolah fullday dengan Penyelenggaran Makan (PM) dan Tanpa Penyelenggaran Makan (TPM) adalah wiraswasta yaitu 23 anak (39,7%) di sekolah Penyelenggaran Makan (PM) dan 32 anak (55,2%) di sekolah Tanpa Penyelenggaran Makan (TPM) sedangkan pekerjaan orang tua tersedikit adalah Dosen/Guru yaitu 3 anak (5,2%) di sekolah fullday dengan Penyelenggaran Makan (PM) dan 1 anak (1,7%) di sekolah

fullday Tanpa Penyelenggaran Makan (TPM).

4.2.4 Penghasilan Orang Tua

Penghasilan orang tua adalah penghasilan ayah dalam sebulan yang diklasifikasikan menjadi rendah (< 2.000.000), sedang (2.000.000-5.000.000), tinggi


(60)

(> 5.000.000). Tingkat pendapatan orang tua memiliki pengaruh yang besar terhadap konsumsi energi keluarganya.

Berdasarkan hasil pengumpulan data menggunakan kuesioner, gambaran umum murid di sekolah fullday dengan Penyelenggaran Makan (PM) dan Tanpa Penyelenggaran Makan (TPM) menurut karakteristik penghasilan orang tua ditampilkan pada tabel 4.4 sebagai berikut:

Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Penghasilan Orang Tua

Penghasilan Orang Tua

PM TPM

Jumlah (n)

Presentase (%)

Jumlah (n)

Presentase (%) Rendah

Sedang Tinggi

10 30 18

17,2 51,7 31,1

6 29 23

10,3 50,0 39,7

Total 58 100,0 58 100,0

Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa mayoritas penghasilan orang tua siswa sekolah fullday dengan Penyelenggaraan Makan (PM) dan Tanpa Penyelenggaraan (TPM) Makan memiliki penghasilan sedang. Yaitu berkisar 5-10 juta perbulan. Siswa dengan penghasilan orang tua terendah yaitu dibawah 2 juta ada pada sekolah fullday dengan penyelenggaraan makan yaitu sebanyak 10 anak (17,2%) dan penghasilan orang tua tertinggi yaitu diatas 10 juta ada pada sekolah fullday tanpa penyelenggaraan makan sebanyak 23 anak (39,7%).


(61)

4.2.5 Pendidikan Orang Tua

Tingkat pendidikan orang tua sampel diukur berdasarkan tingkat pendidikan formal dari ayah. Tingkat pendidikan orang tua (ayah) sampel dibagi menjadi SMP, SMA, Diploma, S1, S2 dan S3.

Tingkat pendidikan orang tua merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap pola asuh anak termasuk pemberian makan, pola konsumsi pangan dan status gizi. Orang yang berpendidikan tinggi cenderung lebih mampu memilih makanan yang tepat sehingga kebutuhan zat gizi dapat terpenuhi dengan baik (Rakhmawati, 2009).

Berdasarkan hasil pengumpulan data menggunakan kuesioner, gambaran umum murid di sekolah fullday dengan Penyelenggaran Makan (PM) dan Tanpa Penyelenggaran Makan (TPM) menurut karakteristik pendidikan orang tua ditampilkan pada tabel 4.5 sebagai berikut:

Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Orang Tua

Tingkat Pendidikan PM TPM

Jumlah (n) Presentase (%) Jumlah (n) Presentase (%) SMP SMA Diploma S1 S2 S3 4 20 5 15 14 0 6,9 34,5 8,6 25,9 24,1 0,0 0 16 5 28 7 2 0,0 27,6 8,6 48,3 12,1 3,4

Total 58 100,0 58 100,0

Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa siswa sekolah fullday dengan Penyelenggaraan Makan (PM) mayoritas memiliki orang tua dengan pendidikan


(62)

terakhir SMA yaitu 20 anak (34,5%). Sedangkan siswa sekolah fullday Tanpa Penyelenggaraan Makan mayoritas memiliki orang tua dengan tingkat pendidikan terakhir S1 yaitu 28 anak (48,3%).

4.3 Tingkat Kecukupan Energi Siswa Sekolah PM dan TPM

Tingkat kecukupan energi adalah perbandingan antara jumlah energi yang dikonsumsi oleh siswa SMP dengan angka kecukupan energi anak usia 10-15 tahun. Tingkat kecukupan energi diklasifikasikan menjadi defisit tingkat berat (<70% AKG), defisit tingkat sedang (70-79% AKG), defisit tingkat ringan (80-89% AKG) normal (90-119% AKG) dan kelebihan (>120% AKG) (Depkes RI 1996).

Tabel 4.6 Distribusi Tingkat Kecukupan Energi Siswa Sekolah PM dan TPM

Tingkat Kecukupan Energi

PM TPM

n % n %

Defisit tingkat berat Defisit tingkat sedang Defisit tingkat ringan Normal

Diatas angka kebutuhan

27 6 8 13 4 46,6 10,3 13,8 22,4 6,9 37 7 8 6 0 63,8 12,1 13,8 10,3 0,0

Total 58 100 58 100

Berdasarkan tabel 4.6 diatas dapat diketahui bahwa anak yang mengalami defisit energi tingkat berat terbanyak ada pada siswa sekolah fullday Tanpa Penyelenggaran Makan (TPM) yaitu 37 anak (63,8%) sedangkan pada siswa sekolah

fullday dengan Penyelenggaran Makan (PM) terdapat 27 anak (46,6%). Adapun

Tingkat kecukupan energi normal terbanyak pada siswa sekolah fullday dengan Penyelenggaran Makan (PM) yaitu 13 anak (22,4%) sedangkan pada siswa sekolah


(63)

Oleh karena p= 0,084 (p>0,05) maka dapat disimpulkan bahwa kecukupan energi siswa SMP fullday school yang mendapat makan siang dari sekolah/ sekolah

fullday dengan Penyelenggaraan Makan (PM) lebih baik dari pada siswa SMP fullday

school yang tidak mendapat makan siang dari sekolah/ sekolah fullday Tanpa

Penyelenggaraan Makan (TPM).

Tingkat kecukupan energi siswa laki-laki berbeda dengan tingkat kecukupan energi siswa perempuan. Tingkat kecukupan energi siwa laki-laki umur 10-12 tahun juga berbeda dengan tingkat kecukupan energi siswa laki-laki umur 13-15 tahun. Siswa laki-laki umur 10-12 tahun membutuhkan energi 2100 kkal perhari sedangkan siswa laki-laki umur 13-15 membutuhkan energi 2475 kkal perhari (Depkes RI, 2013). Berikut disajikan perbandingan kecukupan energi siswa laki-laki sekolah

fullday yang mendapat makan siang dari sekolah dan tidak mendapat makan siang

dari sekolah.

Tabel 4.7 Distribusi Tingkat Kecukupan Energi Siswa Laki-laki Berdasarkan Umur

Tingkat Kecukupan Energi

PM TPM

10-12 13-15 10-12 13-15

n % n % N % n %

Defisit tingkat berat Defisit tingkat sedang Defisit tingkat ringan Normal

Diatas angka kebutuhan

9 0 1 2 3 60,0 0,0 6,7 20,0 13,3 7 2 0 0 0 77,8 22,2 0,0 0,0 0,0 12 0 3 2 0 70,6 0,0 17,6 11,8 0,0 12 1 3 2 0 66,7 5,6 16,7 11,1 0,0 Total 15 100,0 9 100,0 17 100,0 18 100,0 Berdasarkan tabel 4.7 diatas dapat diketahui bahwa anak laki-laki umur 10-12 tahun di sekolah fullday dengan Penyelenggaran Makan (PM) dan Tanpa


(64)

Penyelenggaran Makan (TPM) mayoritas mengalami defisit tingkat berat yaitu 9 anak (60%) di sekolah fullday dengan Penyelenggaran Makan (PM) dan 12 anak (70,6%) di sekolah fullday Tanpa Penyelenggaran Makan (TPM). Begitu juga anak laki-laki umur 13-15 tahun di sekolah fullday dengan Penyelenggaran Makan (PM) dan Tanpa Penyelenggaran Makan (TPM) mayoritas mengalami defisit energi tingkat berat yaitu 7 anak (77,8%) di sekolah fullday dengan Penyelenggaran Makan (PM) dan 12 anak (66,7%) di sekolah fullday Tanpa Penyelenggaran Makan (TPM).

Secara umum anak laki-laki yang mengalami defisit energi tingkat berat terbanyak ada di sekolah fullday Tanpa Penyelenggaran Makan (TPM) yaitu 24 anak begitu pula dengan tingkat kecukupan energi normal terbanyak ada pada sekolah Tanpa Penyelenggaran Makan (TPM) yaitu 4 anak.

Siswa perempuan umur 10-12 tahun juga memiliki kebutuhan energi yang berbeda dengan umur 13-15 tahun. Siswa perempuan umur 10-12 tahun membutuhkan energi 2000 kkal perhari sedangkan umur 13-15 tahun membutuhkan 2125 kkal perhari (Depkes RI, 2013).

Tabel 4.8 Distribusi Tingkat Kecukupan Energi Siswa Perempuan Berdasarkan Umur

Tingkat Kecukupan Energi

PM TPM

10-12 13-15 10-12 13-15

n % n % N % n %

Defisit tingkat berat Defisit tingkat sedang Defisit tingkat ringan Normal

Diatas angka kebutuhan

2 3 4 5 1 13,3 20,0 26,7 33,3 6,7 9 1 3 5 1 47,4 5,3 15,8 26,3 5,3 5 3 2 1 0 45,5 27,3 18,2 9,1 0,0 8 3 0 1 0 66,7 25,0 0,0 8,3 0,0 Total 15 100,0 14 100,0 11 100,0 12 100,0


(65)

Berdasarkan tabel 4.8 diatas dapat diketahui bahwa anak perempuan umur 10-12 tahun di sekolah fullday dengan Penyelenggaran Makan (PM) mayoritas memiliki tingkat kecukupan energi normal yaitu 5 anak (33,3%) sedangkan di sekolah fullday Tanpa Penyelenggaran Makan (TPM) mayoritas defisit tingkat berat yaitu 5 anak (45,5%) sedangkan anak perempuan umur 13-15 tahun baik di sekolah fullday dengan Penyelenggaran Makan (PM) dan Tanpa Penyelenggaran Makan (TPM) mayoritas defisit energi tingkat berat yaitu 9 anak (47,4%) di sekolah fullday dengan Penyelenggaran Makan (PM) dan 8 anak (66,7%) di sekolah fullday Tanpa Penyelenggaran Makan (TPM).

Secara umum anak perempuan yang mengalami defisit energi tingkat berat terbanyak ada di sekolah fullday Tanpa Penyelenggaran Makan (TPM) yaitu 13 anak sedangkan anak perempuan dengan tingkat kecukupan energi normal terbanyak ada pada sekolah fullday dengan Penyelenggaran Makan (PM) yaitu 10 anak.

4.4Tingkat Kecukupan Protein Siswa Sekolah PM dan TPM

Tingkat kecukupan protein adalah perbandingan jumlah protein yang dikonsumsi oleh siswa SMP dengan angka kecukupan protein anak usia 10-15 tahun. Tingkat kecukupan protein diklasifikasikan menjadi defisit tingkat berat (<70% AKG), defisit tingkat sedang (70-79% AKG), defisit tingkat ringan (80-89% AKG) normal (90-119% AKG) dan kelebihan (>120% AKG) (Depkes RI 1996).


(66)

Tabel 4.9 Distribusi Tingkat Kecukupan Protein Siswa Sekolah PM dan TPM

Tingkat Kecukupan Protein

PM TPM

n % n %

Defisit tingkat berat Defisit tingkat sedang Defisit tingkat ringan Normal

Diatas angka kebutuhan

14 10 5 17 12 24,1 17,2 8,6 29,3 20,7 25 6 9 16 2 43,1 10,3 15,5 27,6 3,4 Total 58 100,0 58 100,0 Berdasarkan tabel 4.9 diatas dapat diketahui bahwa anak yang mengalami defisit protein tingkat berat terbanyak ada pada siswa sekolah fullday Tanpa Penyelenggaran Makan (TPM) yaitu 25 anak (43,1%) sedangkan pada siswa sekolah

fullday dengan Penyelenggaran Makan (PM) terdapat 14 anak (24,1%). Adapun

tingkat kecukupan protein normal terbanyak pada siswa sekolah fullday dengan Penyelenggaran Makan (PM) yaitu 17 anak (29,3%) sedangkan pada siswa fullday Tanpa Penyelenggaran Makan (TPM) terdapat 16 anak (27,6%) yang normal.

Oleh karena p= 0,014 (p<0,05) maka dapat disimpulkan bahwa kecukupan protein siswa SMP fullday school yang mendapat makan siang dari sekolah/ sekolah

fullday dengan Penyelenggaraan Makan (PM) tidak lebih baik dari pada siswa SMP

fullday school yang tidak mendapat makan siang dari sekolah/ sekolah fullday Tanpa

Penyelenggaraan Makan (TPM).

Tingkat kecukupan protein siswa laki-laki berbeda dengan siswa perempuan. Tingkat kecukupan protein siswa laki-laki umur 10-12 tahun juga berbeda dengan umur 13-15 tahun. Siswa laki-laki umur 10-12 membutuhkan protein sebanyak 56


(67)

gram per hari sedangkan siswa laki-laki usia 13-15 tahun membutuhkan protein sebanyak 72 gram perhari. Perbedaan tingkat kecukupan protein siswa lak-laki di sekolah fullday dengan Penyelenggaraan Makan (PM) dan Tanpa Penyelenggaraan Makan (TPM) dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.10 Distribusi Tingkat Kecukupan Protein Siswa Laki-laki Berdasarkan Umur

Tingkat Kecukupan Protein

PM TPM

10-12 13-15 10-12 13-15

n % n % n % n %

Defisit tingkat berat Defisit tingkat sedang Defisit tingkat ringan Normal

Diatas angka kebutuhan

0 2 2 6 5 0,0 13,3 13,3 40,0 33,3 5 2 0 2 0 55,6 22,2 0,0 22,2 0,0 4 2 1 8 2 23,5 11,8 5,9 47,1 11,8 9 2 2 4 1 50,0 11,1 11,1 22,2 5,6 Total 15 100,0 9 100,0 17 100,0 16 100,0

Berdasarkan tabel 4.10 diatas dapat diketahui bahwa anak laki-laki umur 10-12 tahun di sekolah fullday dengan Penyelenggaran Makan (PM) mayoritas tingkat kecukupan proteinnya normal yaitu sebanyak 6 anak (40%) sedangkan di sekolah

fullday Tanpa Penyelenggaran Makan (TPM) mayoritas defisit protein tingkat berat

yaitu 9 anak (50%). Anak laki-laki umur 13-15 tahun baik di sekolah fullday dengan Penyelenggaran Makan (PM) maupun Tanpa Penyelenggaran Makan (TPM) mayoritas defisit protein tingkat berat yaitu 5 anak (55,6%) di sekolah fullday dengan Penyelenggaran Makan (PM) dan 9 anak (50%) di sekolah fullday Tanpa Penyelenggaran Makan (TPM).

Secara umum anak laki-laki yang mengalami defisit protein tingkat berat terbanyak ada di sekolah fullday Tanpa Penyelenggaran Makan (TPM) yaitu 13 anak


(68)

begitu pula dengan tingkat kecukupan energi normal terbanyak ada pada sekolah

fullday Tanpa Penyelenggaraan Makan (TPM) yaitu 12 anak.

Pada siswa perempuan usia 10-12 tahun memiliki kebutuhan protein sebanyak 60 gram perhari sedangkan usia 13-15 tahun memiliki kebutuhan protein sebanyak 69 gram perhari. Perbedaan tingkat kecukupan protein siswaa perempuan di sekolah

fullday dengan Penyelenggaraan Makan (PM) dan Tanpa Penyelenggaraan Makan

(TPM) dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.11 Distribusi Tingkat Kecukupan Protein Siswa Perempuan Berdasarkan Umur

Tingkat Kecukupan Protein

PM TPM

10-12 13-15 10-12 13-15

n % n % N % n %

Defisit tingkat berat Defisit tingkat sedang Defisit tingkat ringan Normal

Diatas angka kebutuhan

3 0 2 7 3 20,0 0,0 13,3 46,7 20,0 5 5 2 3 4 26,3 26,3 10,5 15,8 21,1 5 0 5 1 0 45,5 0,0 45,5 9,1 0,0 7 0 2 3 0 58,3 0,0 16,7 5,0 0,0 Total 15 100,0 19 100,0 11 100,0 12 100,0

Berdasarkan tabel 4.11 diatas dapat diketahui bahwa anak perempuan umur 10-12 tahun di sekolah fullday dengan Penyelenggaran Makan (PM) mayoritas memiliki kecukupan energi yang normal yaitu sebanyak 7 anak (46,7%) sedangkan di sekolah

fullday Tanpa Penyelenggaran Makan (TPM) banyaknya jumlah anak yang defisit

protein tingkat berat dan anak yang defisit protein tingkat ringan sama yaitu 5 anak (45,5%). Anak perempuan umur 13-15 tahun di sekolah fullday dengan Penyelenggaran Makan (PM) yang mengalami defisit protein tingkat berat sama jumlahnya dengan anak yang mengalami defisit protein tingkat sedang yaitu 5 anak


(69)

(26,3%) sedangkan disekolah fullday Tanpa Penyelenggaran Makan (TPM) mayoritas mengalami defisit protein tingkat berat yaitu 7 anak (58,3%)

Secara umum anak perempuan yang mengalami defisit protein tingkat berat terbanyak ada di sekolah fullday Tanpa Penyelenggaran Makan (TPM) yaitu 12 anak sedangkan tingkat kecukupan protein normal terbanyak ada pada sekolah fullday dengan Penyelenggaran Makan (PM) yaitu 10 anak.

4.5 Status Gizi Siswa Sekolah PM dan TPM

Status gizi adalah keadaan gizi siswa SMP yang ditentukan dengan indikator IMT menurut umur. Status gizi siswa diklasifikasikan menjadi sangat kurus (<-3 SD), kurus (≥ -3 SD sampai ≤ -2 SD), normal (-2 SD saampai +2SD), overweight (≥ +2 SD sampai ≤ +3 SD), obesitas (> +3 SD) (WHO, 2007).

Tabel 4.12 Distribusi Status Gizi Siswa Sekolah PM dan TPM

Status Gizi PM TPM

N % n %

Sangat Kurus Kurus Normal Overweight Obesitas 0 2 46 10 0 0,0 3,4 79,3 17,2 0,0 0 2 49 4 3 0,0 3,4 84,5 6,9 5,2 Total 58 100,0 58 100,0

Berdasarkan tabel 4.12 diatas dapat diketahui bahwa anak memiliki status gizi normal di sekolah fullday Tanpa Penyelenggaran Makan (TPM) lebih banyak daripada di sekolah fullday dengan Penyelenggaran Makan (PM) yaitu 49 di sekolah


(70)

Penyelenggaran Makan. Namun di sekolah fullday Tanpa Penyelenggaran Makan (TPM) terdapat anak yang Obesitas sebanyak 3 anak (5,2%).

Oleh karena p= 0,113 (p>0,05) maka dapat disimpulkan bahwa status gizi siswa SMP fullday school yang mendapat makan siang dari sekolah/ sekolah fullday dengan Penyelenggaraan Makan (PM) lebih baik dari pada siswa SMP fullday school yang tidak mendapat makan siang dari sekolah/ sekolah fullday Tanpa Penyelenggaraan Makan (TPM).

Tabel 4.13 Distribusi Status Gizi Siswa PM dan TPM Berdasarkan Jenis Kelamin

Status Gizi

PM TPM

Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan

N % n % n % n %

Sangat Kurus Kurus Normal Overweight Obesitas 0 2 17 5 0 0,0 8,3 70,8 20,8 0,0 0 0 29 5 0 0,0 0,0 85,3 14,7 0,0 0 1 29 3 2 0,0 2,9 82,9 8,6 5,7 0 1 20 1 1 0,0 4,3 87,0 4,3 4,3 Total 24 100,0 34 100,0 35 100,0 23 100,0 Berdasarkan tabel 4.13 di atas dapat diketahui bahwa baik di sekolah fullday dengan Penyelenggaran Makan (PM) maupun Tanpa Penyelenggaran Makan (TPM) mayoritas siswa laki-laki memiliki status gizi normal yaitu 17 anak (70,8%) di sekolah fullday dengan Penyelenggaran Makan (PM) dan 29 anak (82,9%) di sekolah Tanpa Penyelenggaran Makan (TPM) begitupun siswa perempuan baik di sekolah

fullday dengan Penyelenggaran Makan (PM) maupun Tanpa Penyelenggaran Makan


(71)

fullday dengan Penyelenggaran Makan (PM) dan 20 anak (87,0%) di sekolah fullday

Tanpa Penyelenggaran Makan (TPM).

Secara keseluruhan baik disekolah fullday dengan Penyelenggaran Makan (PM) maupun Tanpa Penyelenggaran Makan (TPM) siswa yang memiliki status gizi kurus jumlahnya sama yaitu 2 anak (3,4%). Siswa yang mengalami overweight lebih banyak di sekolah dengan Penyelenggaran Makan (PM) yaitu sebanyak 10 anak (17,2%).

4.6Asupan Energi dan Protein dari Makan Siang Siswa PM dan TPM

Asupan Energi dan protein dari makan siang siswa fullday dengan Penyelenggaran Makan (PM) dan Tanpa Penyelenggaran Makan (TPM) adalah jumlah energi dan protein yang dikonsumsi siswa ketika makan siang.

Makan siang setidaknya harus memberikan sepertiga atau 30% dari kecukupan harian yang dianjurkan (AKG) baik untuk energi maupun protein dan zat gizi lainnya seperti vitamin A, vitamin C, zat besi dan kalsium. Asupan energi dan protein minimal yang harus dikonsumsi dan terdapat pada makan siang anak dapat dilihat pada tabel 4.14 berikut ini :

Tabel 4.14 Jumlah Energi dan Protein yang Harus Dikonsumsi Siswa pada Makan Siang

Zat Gizi Laki-laki Perempuan

10-12 13-15 10-12 13-15

Energi (kkal) Protein (g)

630 56

742,5 72,0

600 18

637,5 20,7


(72)

Perbedaan asupan energi pada makan siang siswa sekolah fullday dengan Penyelenggaraan Makan (PM) dan Tanpa Penyelenggaraan Makan (TPM) dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.15 Distribusi Asupan Energi pada Makan Siang Siswa PM dan TPM

Asupan Energi PM TPM

n % N %

Memenuhi Tidak Memenuhi 0 58 0,0 100,0 3 55 5,2 94,8

Total 58 100,0 58 100,0

Berdasarkan tabel 4.15 di atas dapat diketahui bahwa yang memenuhi asupan energi siang hari sesuai dengan yang dianjurkan yaitu 30% dari kebutuhan sehari adalah pada sekolah fullday Tanpa Penyelenggaran Makan (TPM) sebanyak 3 orang (5,2%) sedangkan pada sekolah fullday dengan Penyelenggaran Makan (PM) tidak ada siswa yang memenuhi asupan energi siang sesuai yang dianjurkan.

Tabel 4.16 Distribusi Asupan Energi Siswa Laki-laki Sekolah PM dan TPM pada Makan Siang

Asupan Energi

PM TPM

10-12 13-15 10-12 13-15

n % n % N % N %

Memenuhi Tidak Memenuhi 0 15 0,0 100,0 0 9 0,0 100,0 3 14 17,6 82,4 0 18 0,0 100,0 Total 15 100,0 9 100,0 17 100,0 18 100,0

Berdasarkan tabel 4.16 dapat diketahui bahwa hanya 3 anak laki-laki umur 10-12 pada sekolah fullday Tanpa Penyelenggaraan Makan (TPM) yang memenuhi asupan energi siang sesuai dengan yang di anjurkan. Adapun pada sekolah fullday dengan Penyelenggaraan Makan (PM) tidak ada yang memenuhi.


(73)

Tabel 4.17 Distribusi Asupan Energi Siswa Perempuan Sekolah PM dan TPM pada Makan Siang

Asupan Energi

PM TPM

10-12 13-15 10-12 13-15

n % n % N % N %

Memenuhi Tidak Memenuhi 0 15 0,0 100,0 0 19 0,0 100,0 0 11 0,0 100,0 0 12 0,0 100,0 Total 15 100,0 19 100,0 11 100,0 12 100,0 Berdasarkan tabel 4.17 dapat diketahui bahwa tidak ada siswa perempuan baik dari sekolah fullday dengan Penyelenggaran Makan (PM) maupun Tanpa Penyelenggaran Makan (TPM) yang memenuhi asupan energi siang yang dianjurkan.

Sama halnya dengan energi, asupan protein siang juga harus memenuhi 30% kebutuhan protein harian. Perbedaan asupan protein siswa sekolah fullday dengan Penyelenggaraan Makan (PM) dan Tanpa Penyelenggaraan Makan (TPM) dapat dilihat pada table di bawah ini.

Tabel 4.18 Distribusi Asupan Protein Siswa Sekolah PM dan TPM pada Makan Siang

Asupan Protein PM TPM

N % N %

Memenuhi Tidak Memenuhi 0 58 0,0 100,0 10 48 17,2 82,8

Total 58 100,0 58 100,0

Berdasarkan tabel 4.18 dapat diketahui bahwa terdapat 10 anak dari sekolah

fullday Tanpa Penyelenggaran Makan (TPM) yang memenuhi asupan protein siang

yang dianjurkan yaitu 30% dari kebutuhan sehari sedangkan di sekolah fullday dengan Penyelenggaran Makan (PM) tidak ada yang memenuhi.


(74)

Tabel 4.19 Distribusi Asupan Protein Siswa Laki-laki di Sekolah PM dan TPM pada Makan Siang

Asupan Protein

PM TPM

10-12 13-15 10-12 13-15

N % n % n % n %

Memenuhi Tidak Memenuhi 0 15 0,0 100,0 0 9 0,0 100,0 6 11 17,6 82,4 3 15 16,7 83,3 Total 15 100,0 9 100,0 17 100,0 18 100,0 Berdasarkan tabel 4.19 dapat diketahui bahwa terdapat 9 siswa laki-laki pada sekolah fullday Tanpa Penyelenggaraan Makan (TPM) yang memenuhi asupan protein pada saat makan siang sesuai dengan yang dianjurkan sedangkan disekolah

fullday dengan Penyelenggaran Makan tidak ada yang memenuhi asupan protein

siang sesuai dengan yang dianjurkan.

Tabel 4.20 Distribusi Asupan Protein Siswa Perempuan Sekolah PM dan TPM pada Makan Siang

Asupan Protein

PM TPM

10-12 13-15 10-12 13-15

N % n % N % n %

Memenuhi Tidak Memenuhi 0 15 0,0 100,0 0 19 0,0 100,0 1 10 9,1 90,9 0 10 0,0 100,0 Total 15 100,0 19 100,0 11 100,0 12 100,0

Berdasarkan tabel 4.20 dapat diketahui bahwa terdapat 3 siswa perempuan di sekolah fullday Tanpa Penyelenggaraan Makan (TPM) yang memenuhi asupan protein pada saat makan siang sesuai dengan yang dianjurkan sedangkan di sekolah

fullday dengan Penyelenggaraan Makan (PM) tidak ada yang memenuhi asupan


(75)

Makan siang yang disediakan sekolah bisa menjadi salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan gizi para siswa. Untuk itu makan siang di sekolah harus disesuaikan dengan kebutuhan gizi para siswanya. Makan siang yang diberikan sekolah setidaknya harus memberikan sepertiga atau 30% kecukupan harian yang dianjurkan (AKG) baik untuk energi maupun protein dan zat gizi lainnya seperti vitamin A, vitamin C, zat besi dan kalsium. Pada tabel 4.21 di tampilakan jenis dan jumlah makan siang yang diberikan sekolah fullday dengan Penyelenggaraan Makan (PM). Penimbangan dilakukan pada dua hari yang berbeda dan tidak berdekatan.

Tabel 4.21 Jenis dan Jumlah Energi dan Protein yang Terdapat dalam Makan Siang yang Diberikan Sekolah PM

Hari ke Nama Jenis Makanan Jumlah (g) Jumlah energi (kkal) Jumlah protein (g) 1 Nasi Putih

Ikan Asam Manis Tumis Toge, Tahu Semangka 110 25 25 50 143 50,5 16,7 16,0 2,6 4,0 1,8 0,3

Total 226,2 8,7

2 Nasi Putih Bakwan Jagung Soto Ayam Mie soun Pepaya 100 30 45 50 30 130 162 48,6 190,5 11,7 2,4 1,6 3,3 0,2 0,2

Total 542,8 7,7

Berdasarkan tabel 4.21 dapat diketahui bahwa jumlah energi yang terdapat dalam makan siang yang disediakan sekolah fullday dengan Penyelenggaran Makan (PM) pada hari pertama penimbangan adalah 226,2 kkal dan hari kedua 542,8 kkal sedangkan jumlah protein yang terdapat dalam makan siang tersebut adalah 8,7g pada hari pertama dan 7,7g pada hari kedua. Hal ini menunjukkan bahwa makan siang


(76)

yang disediakan sekolah fullday dengan Penyelenggaran Makan (PM) baru mampu memberikan 61% dari kebutuhan energi dan protein yang dianjurkan dikonsumsi saat makan siang. Dengan kata lain makan siang yang diberikan pihak sekolah belum sesuai dengan kebutuhan para siswa yaitu 30% dari kebutuhan sehari.


(77)

BAB V PEMBAHASAN

5.1 Kecukupan Energi Siswa PM dan TPM

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diketahui siswa SMP yang mendapat makan siang dari sekolah/siswa di sekolah dengan Penyelenggaraan Makan (PM) yang tergolong defisit energi sebanyak 70,7%, normal 22,4% dan diatas angka kebutuhan 6,9%. Siswa SMP yang tidak mendapat makan siang dari sekolah/siswa di sekolah Tanpa Penyelenggaraan Makan (TPM) yang tergolong defisit energi sebanyak 89,7% dan normal sebanyak 10,3%. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa sekolah fullday dengan Penyelenggaran Makan dan Tanpa Penyelenggaran Makan lebih dari separuh siswanya mengalami defisit energi yang disebabkan kurangnya konsumsi energi harian. Namun siswa SMP yang mendapat makan siang dari sekolah memiliki tingkat kecukupan energi yang lebih baik dari pada siswa SMP yang tidak mendapat makan siang dari sekolah.

Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Luthfi Rakhmawati (2009) pada anak SD yang mendapat makan siang dari sekolah dan yang tidak mendapat makan siang dari sekolah di Kota Bogor yang menunjukkan bahwa anak yang mendapat makan siang dari sekolah kecukupan energi hariannya lebih tinggi dari pada anak yang tidak mendapat makan siang dari sekolah masing-masing sebesar 82,7% dan 71,4%.

Kekurangan energi terjadi akibat dari asupan energi yang tidak cukup memenuhi kebutuhan yang dibutuhkan oleh tubuh, maka tubuh akan mengambil


(1)

BAB V PEMBAHASAN ... 57

5.1

Kecukupan Energi dan Protein Siswa Sekolah PM dan TPM ... 57

5.2

Kecukupan Protein Siswa Sekolah PM dan TPM... 59

5.3

Status Gizi Siswa Sekolah PM dan TPM ... 60

5.4

Asupan Energi dan Protein dari Makan Siang Siswa PM dan TPM... 61

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 65

6.1 Kesimpulan ... 65

6.2 Saran ... 65

DAFTAR PUSTAKA ... 66

DAFTAR LAMPIRAN


(2)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Angka Kecukupan Energi Remaja ... 13

Tabel 2.2 Angka Kecukupan Protein Remaja ... 16

Tabel 2.3 Standart Penilaian Status Gizi Berdasarkan IMT Menurut Umur ... 18

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Menurut Jenis Kelamin dan Umur ... 36

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Menurut Riwayat Penyakit ... 38

Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan Orang Tua ... 39

Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Penghasilan Orang Tua ... 40

Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Orang Tua ... 41

Tabel 4.6 Distribusi Tingkat Kecukupan Energi Siswa Sekolah PM danTPM ... 42

Tabel 4.7 Distribusi Tingkat Kecukupan Energi Siswa Laki-laki Berdasarkan Umur ... 43

Tabel 4.8 Distribusi Tingkat Kecukupan Energi Siswa Perempuan Berdasarkan Umur ... 44

Tabel 4.9 Distribusi Tingkat Kecukupan Protein Siswa Sekolah PM danTPM ... 46

Tabel 4.10 Distribusi Tingkat Kecukupan Protein Siswa Laki-laki Berdasarkan Umur ... 47

Tabel 4.11 Distribusi Tingkat Kecukupan Protein Siswa Perempuan Berdasarkan Umur ... 48

Tabel 4.12 Distribusi Status Gizi Siswa Sekolah PM danTPM... 49

Tabel 4.13 Distribusi Status Gizi Siswa PM dan TPM Berdasarkan Jenis Kelamin ... 50

Tabel 4.14 Jumlah Energi dan Protein yang Harus Dikonsumsi Siswa pada Siang Hari ... 51


(3)

Tabel 4.15 Distribusi Asupan Energi pada Makan Siang Siswa PM dan TPM ... 52 Tabel 4.16 Distribusi Asupan Energi Siswa Laki-laki Sekolah

PM dan TPM pada Makan Siang ... 52 Tabel 4.17 Distribusi Asupan Energi Siswa Perempuan Sekolah

PM dan TPM pada Makan Siang ... 53 Tabel 4.18 Distribusi Asupan Protein Siswa Sekolah

PM dan TPM pada Makan Siang ... 53 Tabel 4.19 Distribusi Asupan Protein Siswa Laki-laki Sekolah

PM dan TPM pada Makan Siang ... 54 Tabel 4.20 Distribusi Asupan Protein Siswa Perempuan Sekolah PM dan TPM

padaMakan Siang ... 54 Tabel 4.21 Jenis dan Jumlah Energi dan Protein yang Terdapat Dalam Makan


(4)

DAFTAR GAMBAR


(5)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian ... 68

Lampiran 2. Formulir Recall ... 69

Lampiran 3. Surat Izin Penelitian... 70

Lampiran 4. Surat Selesai Penelitian ... 71

Lampiran 5. Tabel Angka Kecukupan Gizi ... 73

Lampiran 6. Output Tabel Frekuensi ... 74

Lampiran 7. Output Uji Chi-Squere ... 98


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama

: Siti Nuraini Dongoran

Tempat Lahir

: Padang Sidempuan

Tanggal Lahir

: 22 Juli 1993

Jenis Kelamin

: Perempuan

Agama

: Islam

Anak ke

: 2 dari 5 bersaudara

Alamat

: Jl. Tuasan Perumahan Tuasan

Indah no. C8, Medan

Suku Bangsa

: Mandailing

Agama

: Islam

Nama Ayah

: Alm. Chaliluddin Dongoran

Nama Ibu

: Sri Malinni Tanjung

Pendidikan Formal

1.

SD Negeri 11122224 Kota Pinang

: 1999-2005

2.

Mts Swasta Islamiyah Kota Pinang

: 2005-2008

3.

MAN 1 Medan

: 2008-2011


Dokumen yang terkait

Gambaran Status Gizi Dan Tingkat Konsumsi Energi Protein Pada Penderita Tuberkulosis Paru Di Puskesmas Medan Johor

11 124 97

Kecukupan Energi Dan Protein Serta Status Gizi Siswa Smp Yang Mendapat Makan Siang Dan Tidak Mendapat Makan Siang Dari Sekolah Dengan Sisitem Fullday School

4 79 130

Kualitas Menu Makan Siang Kaitannya dengan Status Gizi dan Tingkat Kebugaran Siswa Sekolah Dasar di Kota Bogor

0 3 90

HUBUNGAN TINGKAT STADIUM KANKER DENGAN TINGKAT ASUPAN MAKAN DAN STATUS GIZI PADA PASIEN KANKER SERVIKS YANG MENDAPAT KEMOTERAPI HUBUNGAN TINGKAT STADIUM KANKER DENGAN TINGKAT ASUPAN MAKAN DAN STATUS GIZI PADA PASIEN KANKER SERVIKS YANG MENDAPAT KEMOTERA

1 4 15

KECUKUPAN GIZI PROTEIN DAN ENERGI MAKAN SIANG SISWA DI TK TARUNA AL-QURAN YOGYAKARTA.

0 5 139

Cover Kecukupan Energi Dan Protein Serta Status Gizi Siswa Smp Yang Mendapat Makan Siang Dan Tidak Mendapat Makan Siang Dari Sekolah Dengan Sisitem Fullday School

0 0 17

Abstract Kecukupan Energi Dan Protein Serta Status Gizi Siswa Smp Yang Mendapat Makan Siang Dan Tidak Mendapat Makan Siang Dari Sekolah Dengan Sisitem Fullday School

0 0 2

Chapter I Kecukupan Energi Dan Protein Serta Status Gizi Siswa Smp Yang Mendapat Makan Siang Dan Tidak Mendapat Makan Siang Dari Sekolah Dengan Sisitem Fullday School

0 0 7

Chapter II Kecukupan Energi Dan Protein Serta Status Gizi Siswa Smp Yang Mendapat Makan Siang Dan Tidak Mendapat Makan Siang Dari Sekolah Dengan Sisitem Fullday School

0 1 19

Appendix Kecukupan Energi Dan Protein Serta Status Gizi Siswa Smp Yang Mendapat Makan Siang Dan Tidak Mendapat Makan Siang Dari Sekolah Dengan Sisitem Fullday School

0 1 43