Asupan Energi dan Protein Siswa PM dan TPM pada Makan Siang

Pemberian makan di sekolah seharusnya bisa menjadi salah satu cara memperbaiki gizi anak sekolah. Di beberapa negara maju, pemberian makan di Sekolah merupakan salah satu cara memperbaiki gizi anak sekolah. Belum terpenuhinya kebutuhan energi siswa di sekolah fullday dengan Penyelenggaraan Makan PM dikarenakan makan siang yang disediakan sekolah porsinya tidak sesuai dengan kebutuhan para siswa sedikit. Meskipun demikian berdasarkan keberagaman jenis makanan dan cita rasa, makanan yang disediakan dari sekolah sangat baik. Karena terdiri dari nasi, lauk, sayuran dan buah serta memiliki rasa yang lezat sehingga tidak pernah ada siswa yang komplen atau bosan dengan makanan yang disediakan. Hal ini jugalah yang menyebabkan siswa sekolah fullday dengan Penyelenggaraan Makan PM jarang mengkonsumsi jajanan pada jam makan siang. Mayoritas para siswa selalu menghabiskan jatah makan siang mereka. Pada sekolah fullday Tanpa Penyelenggaraan Makan TPM terdapat 3 siswa yang memenuhi kebutuhan energi makan siang yang dianjurkan 30 dari kebutuhan sehari. Ketiga siswa tersebut adalah siswa yang membawa bekal dari rumah secara teratur. Sumber makan siang siswa sekolah fullday Tanpa Penyelenggaraan Makan TPM berasal dari bekal yang dibawa dari rumah atau dibeli di kantin sekolah. Mayoritas siswa di sekolah ini membawa makan siang dari rumah yaitu sebanyak 60,3 yang membawa bekal secara teratur 4x seminggu dan 39,7 lainnya tidak membawa bekal secara teratut 4x seminggu. Siswa yang tidak membawa bekal secara teratur biasanya memperoleh makan siang dengan membeli makan di kantin sekolah. Jajanan yang sering di beli para siswa di sekolah fullday Tanpa Penyelenggara Makan TPM adalah jajanan yang tinggi protein seperti burger dan ayam goreng tepung. Walau tidak dalam porsi yang banyak namun mampu menyumbang kecukupan protein para siswa. Untuk anak yang tidak membawa bekal dari rumah, kebanyakan membeli menu nasi goreng atau mie goreng di kantin sekolah. Asupan protein siang hari siswa sekolah fullday dengan penyelenggaraan makan siang belum ada yang memenuhi kebutuhan. Ini dikarenakan satu-satunya sumber makan siang yang diperoleh siswa sekolah fullday dengan penyelenggaraan makan adalah dari makan siang yang disediakan dari sekolah. Sedangkan makan siang yang diberikan sekolah hanya menyumbang sekitar 48 dari anjuran protein yang harus dipenuhi dalam makan siang. Dengan kata lain belum mampu memenuhi 30 dari kebutuhan harian siswa. Pada siswa sekolah fullday tanpa penyelenggaraan makan siang terdapat 10 siswa 17,2 siswa yang memenuhi kecukupan protein siang hari. 10 siswa ini mendapat makan siang dari bekal yang di bawa dari rumah. Kekurangan pemenuhan energi dan protein pada makan siang siswa mempengaruhi kecukupan energinya, sehingga asupan energi siswa tidak terpenuhi. Jika hal ini terus terjadi maka status gizi siswa akan menurun. Kekurangan energi dan protein terjadi akibat dari asupan energi dan protein yang tidak cukup memenuhi kebutuhan yang dibutuhkan oleh tubuh, maka tubuh akan mengambil simpanan glikogen dalam tubuh dan diubah menjadi energi. Sedangkan kelebihan energi akan diubah menjadi lemak tubuh sehingga berat badan berlebih atau kegemukan. Almatsier, 2004 Penyelenggaran makan siang di sekolah fullday dengan Penyelenggaraan Makan PM belum memenuhi energi dan protein yang dianjurkan dipenuhi dari makan siang yaitu minimal 30 dari kebutuhan sehari. Akibatnya pemenuhan kecukupan energi dan protein untuk siang hari masih kurang. Sekolah menyediakan tambahan nasi, namun sangat jarang siswa yang menggunakan kesempatan ini. Para siswa hanya menghabiskan apa yang disajikan pada mereka saja. Berdasarkan wawancara yang dilakukan pada siswa sekolah fullday dengan penyelenggaraan makan, sebagian besar dari para siswa selalu menghabiskan makan siang mereka. Pada siswa sekolah fullday tanpa penyelenggaraan makan umumnya mereka membawa bekal dari rumah sehingga porsi yang diberikan bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Namun sekolah tidak menyediakan tempat makan khusus bagi para siswanya. Sehingga makan siang para siswa kurang terkontrol. Sekolah memberikan jam istirahat yang digunakan untuk sholat dan makan. Menyelenggarakan makan siang pada sekolah fullday bukanlah sebuah keharusan. Namun jika dapat menyelenggarakan makan siang dengan baik dan memenuhi kebutuhan zat gizi para siswa tentu itu lebih utama. Karena pemberian makan di sekolah bisa menjadi salah satu cara memperbaiki gizi para siswa. Sekolah fullday yang memberikan makan siang bagi para siswanya sangat diapresiasi. Tetapi perlu menjadi catatan bahwa makan siang yang diberikan harus memenuhi kebutuhan siswa. Agar tujuan menjaga kesehatan siswa bisa terlaksana. Sekolah fullday yang tidak menyediakan makan siang bagi para siswanya bukanlah sebuah masalah. Namun yang perlu diperhatikan adalah bagaimana pihak sekolah mengontrol agar para siswa seluruhnya makan siang. Baik yang dibawa dari rumah ataupun yang dibeli di kantin sekolah. Salah satu contoh pengontrolan yang mungkin bisa dilakukan adalah dengan memberi ruangan khusus untuk makan para siswa.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Kecukupan energi sehari siswa yang mendapat makan siang dari sekolah lebih baik dari pada siswa yang tidak mendapat makan siang dari sekolah. 2. Kecukupan protein sehari siswa yang mendapat makan siang dari sekolah tidak lebih baik dari siswa yang tidak mendapat makan siang dari sekolah. 3. Status gizi siswa yang mendapat makan siang dari sekolah lebih baik daripada siswa yang tidak mendapat makan siang dari sekolah. 4. Asupan energi dan protein siang siswa yang tidak mendapat makan siang dari sekolah lebih baik dari pada siswa yang mendapat makan siang dari sekolah. 5. Makan siang yang disediakan sekolah fullday yang menyediakan makan siang baru memenuhi 61 untuk energi dan 48 untuk protein dari kebutukan energi dan protein siang hari para siswa. 6. Sebagian besar siswa sekolah fullday yang tidak menyediakan makan siang membawa bekal dari rumah.

6.2 Saran

1. Makan siang yang diberikan kepada para siswa disesuaikan dengan kebutuhan para siswa yang dapat dilihat pada Depkes RI 2015 agar kecukupan gizi untuk makan siang siswa dapat terpenuhi. 2. Sekolah fullday yang tidak menyediakan makan siang melakukan pengontrolan ketat terhadap keberlangsungan makan siang para siswa.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gizi Remaja

Remaja merupakan aset bangsa untuk terciptanya generasi yang baikdi masa mendatang. Masa remaja atau adolescent adalah waktu terjadinya perubahan- perubahan yang berlangsungnya cepat dalam hal pertumbuhan fisik, kognitif, dan psikososial atau tingkah laku Adriani dan Wirjatmadi,2013. Menurut Prastiwi yang dikutip oleh Safitri 2011, masa remaja merupakan masa terjadinya perubahan-perubahan untuk pertumbuhan. Periode Adolesensia atau masa remaja ditandai dengan pertumbuhan yang cepat Growth Spurt baik tinggi badannya maupun berat badannya. Pada periode growth spurt, kebutuhan zat gizi tinggi karena berhubungan dengan besarnya tubuh. Permulaan growth spurt pada anak tidak selalu pada umur yang sama melainkan tergantung individualnya. Pertumbuhan yang cepat biasanya diiringi oleh pertumbuhan aktivitas fisik sehingga kebutuhan zat gizi akan naik pula. Pola hidup dan pola makan yang benar sangat mempengaruhi pertumbuhan remaja. Budaya hidup sehat dengan rajin berolahraga dan menjaga keseimbangan makanan sangat penting untuk dilakukan. Namun kenyataannya banyak remaja yang tidak memenuhi gizinya karena takut gemuk dan ada juga yang malas atau tidak berselera dengan makanan-makanan yang bergizi. Hal ini menyebabkan masa remaja juga dikatakan masa yang rawan akan gizi. Padahal dengan terjadinya perubahan

Dokumen yang terkait

Gambaran Status Gizi Dan Tingkat Konsumsi Energi Protein Pada Penderita Tuberkulosis Paru Di Puskesmas Medan Johor

11 124 97

Kecukupan Energi Dan Protein Serta Status Gizi Siswa Smp Yang Mendapat Makan Siang Dan Tidak Mendapat Makan Siang Dari Sekolah Dengan Sisitem Fullday School

4 79 130

Kualitas Menu Makan Siang Kaitannya dengan Status Gizi dan Tingkat Kebugaran Siswa Sekolah Dasar di Kota Bogor

0 3 90

HUBUNGAN TINGKAT STADIUM KANKER DENGAN TINGKAT ASUPAN MAKAN DAN STATUS GIZI PADA PASIEN KANKER SERVIKS YANG MENDAPAT KEMOTERAPI HUBUNGAN TINGKAT STADIUM KANKER DENGAN TINGKAT ASUPAN MAKAN DAN STATUS GIZI PADA PASIEN KANKER SERVIKS YANG MENDAPAT KEMOTERA

1 4 15

KECUKUPAN GIZI PROTEIN DAN ENERGI MAKAN SIANG SISWA DI TK TARUNA AL-QURAN YOGYAKARTA.

0 5 139

Cover Kecukupan Energi Dan Protein Serta Status Gizi Siswa Smp Yang Mendapat Makan Siang Dan Tidak Mendapat Makan Siang Dari Sekolah Dengan Sisitem Fullday School

0 0 17

Abstract Kecukupan Energi Dan Protein Serta Status Gizi Siswa Smp Yang Mendapat Makan Siang Dan Tidak Mendapat Makan Siang Dari Sekolah Dengan Sisitem Fullday School

0 0 2

Chapter I Kecukupan Energi Dan Protein Serta Status Gizi Siswa Smp Yang Mendapat Makan Siang Dan Tidak Mendapat Makan Siang Dari Sekolah Dengan Sisitem Fullday School

0 0 7

Chapter II Kecukupan Energi Dan Protein Serta Status Gizi Siswa Smp Yang Mendapat Makan Siang Dan Tidak Mendapat Makan Siang Dari Sekolah Dengan Sisitem Fullday School

0 1 19

Appendix Kecukupan Energi Dan Protein Serta Status Gizi Siswa Smp Yang Mendapat Makan Siang Dan Tidak Mendapat Makan Siang Dari Sekolah Dengan Sisitem Fullday School

0 1 43