Fullday School TINJAUAN PUSTAKA

kurikulum, sistem Fullday School merupakan salah satu bentuk model pendidikan yang sangat mendukung untuk meningkatkan kualitas pendidikan Zuliana, 2014. Menurut etimologi kata Fullday School berasal dari bahasa inggris. Full mengandung arti penuh, dan day artinya hari. Jika digabung, akan mengandung arti sehari penuh. Sedangkan school mempunyai arti sekolah. Fullday School adalah sebuah sistem pembelajaran yang dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar yang dilakukan sehari penuh dengan memadukan sistem pembelajaran secara intensif yaitu dengan memberikan tambahan waktu khusus untuk pendalaman selama lima hari dan sabtu di isi dengan relaksasi atau kreativitas Zuliana, 2014. Dimulainya sekolah sejak pagi hari sampai sore hari, sekolah lebih leluasa mengatur jam pelajaran yang mana disesuaikan dengan bobot pembelajaran dan ditambah dengan model-model pendalamannya. Sedangkan waktunya digunakan untuk program-program pembelajaran yang bernuansa informal, tidak kaku, menyenangkan bagi siswa dan membutuhkan kreatifitas dan inovasi seorang guru. Dalam hal ini, syukur yang berpatokan dalam hal penelitian mengatakan bahwa “waktu belajar yang efektif pada anak itu hanya tiga sampai empat jam sehari dalam suasana formal dan tujuh sampai delapan jam sehari dalam suasana informal Zuliana, 2014. Pelajaran yang dianggap sulit dalam sistem fullday school diletakkan pada awal masuk sekolah dan pelajaran yang lebih mudah diletakkan pada sore hari, karena pada pagi hari siswa masih segar dan bersemangat, dengan demikian pelajaran yang dianggap sulit oleh siswa akan tetap mudah di cerna karena otak masih dalam keadaan segar, namun jika mata pelajaran yang sulit tersebut diletakkan pada sore hari siswa akan menjadi beban dan tidak bersemangat lagi karena sudah beraktifitas seharian, hal tersebut akan berpengaruh pada kondisi fisik dan psikism siswa, karena itulah dalam sekolah yang menggunakan sistem fullday school menerapkan jam istirahat dua kali dalam sehari Zuliana, 2014. Adanya penerapan sistem fullday school ini lamanya waktu pembelajaran tersebut tidak akan menjadi beban, karena sebagian waktunya digunakan untuk waktu-waktu informal. Dan pada sistem ini banyak pola dan metode dalam proses belajar dan mengajarnya, sistem pembelajarannya tidak top down atau monologis karena dengan metode seperti ini, maka yang terjadi guru mengajar dan murid diajar, guru mengetahui segalanya dan murid tidak mengetahui apa-apa, guru membacakan dan murid mendengarkan, atau konsep seperti itu menurut Paulo Freire adalah banking concept education, guru sebagai subyek dan murid sebagai obyek belaka Zuliana, 2014 Lebih banyaknya waktu yang tersedia di sekolah fullday school memungkinkan para staf guru untuk merancang kurikulum yang dikembangkan. Dengan demikian selain materi yang wajib diajarkan sesuai peraturan dari pemerintah, terbuka kesempatan untuk menambahkan materi lain yang dipandang sesuai dengan tujuan pendidikan di lembaga tersebut. Kurikulum yang dipergunakan di sekolah Fullday School dirancang berdasarkan pengalaman dan masukan dari beberapa lembaga lain seperti tempat penitipan anak dan kurikulum TK SD Al- Qur’an yang telah dikembangkan dengan tetap mengacu pada kurikulum yang telah ditetapkan oleh Diknas Sulistyaningsih, 2008. Fullday school merupakan program pendidikan yang seluruh aktivitas berada di sekolah sekolah sepanjang hari dengan ciri integrated activity dan integrated curriculum. Dengan pendekatan ini maka seluruh program dan aktivitas anak di sekolah mulai dari belajar, bermain, makan dan ibadah dikemas dalam suatu sistem pendidikan. Dengan sistem ini pula diharapkan mampu memberikan nilai-nilai kehidupan yang islami pada anak didik secara utuh dan terintegrasi dalam tujuan pendidikan. Konsep pendidikan yang dijalankan sebenarnya adalah konsep effective school, yakni bagaimana menciptakan lingkungan yang efektif bagi anak didik. Sebagai konsekuensinya, anak –anak didik diberi waktu lebih banyak di lingkungan sekolah Zuliana, 2014. Fenomena masyarakat terhadap lembaga pendidikan dipandang sebagai industri yang dapat mencetak jasa, yang dimaksud jasa disini adalah jasa pendidikan, yaitu suatu proses pelayanan untuk merubah pengetahuan, sikap dan tindakan keterampilan manusia dari keadaan sebelumnya belum berpendidikan menjadi semakin baik berpendidikan sebagai manusia seutuhnya. Oleh sebab itu pembangunan dimasa sekarang dan masa mendatang sangat dipengaruhi oleh sektor pendidikan, sebab dengan bantuan pendidikan setiap individu berharap bisa maju berkembang dan dikemudian hari bisa mendapatkan pekerjaan yang pantas Zuliana, 2014.

2.6 Penyelenggaraan Makan di Sekolah

Menurut Mukrie yang dikutip oleh Dwi 2011, di luar negeri penyelenggaraan makan di sekolah telah berkembang sejak lama. Semua program makanan sekolah pada awalnya bertujuan untuk membantu meningkatkan status gizi anak-anak yang kurang mampu, namun lambat laun kebutuhan makanan di sekolah menjadi kebutuhan semua golongan masyarakat. Hal itu dikarenakan banyak sekolah yang penuh dengan berbagai macam kegiatan, hingga waktu anak-anak disekolah menjadi lebih panjang, ataupun anak tidak sempat sarapan terlebih dahulu di rumahnya. Menurut Khan yang dikutip oleh Dwi 2011 makan siang dalam suatu sekolah sangat penting untuk kesehatan bagi para siswa yang sedang dalam masa pertumbuhan. Tetapi kesesuaian selera konsumen menjadi suatu masalah dalam penyelenggaraan makanan dalam suatu institusi seperti sekolah. Suatu variasi di dalam menu institusi sekolah adalah suatu hal penting dalam jenis institusi sekolah. Konsumen mempunyai pilihan makanan yang sangat banyak dan berbeda dari tiap kelompok umur. Oleh karena itu institusi penyelenggaraan sekolah harus mengerti cara-cara merencanakan menu. Menurut Mukrie yang dikutip oleh Dwi 2011, fungsi yang dijalankan bagi kantin di sekolah yaitu kantin harus dapat memberikan pelayanan untuk makan pagi, siang maupun sore baik makanan kecil ataupun makanan lengkap. Makanan yang disediakan di kantin harus merupakan makanan yang bergizi, dan sebagai bahan pendidikan bagi anak untuk mendorong atau membiasakan anak dalam memilih makanan yang bergizi bagi dirinya sendiri. Lokasi atau tempat ruang kantin atau tempat penyelenggaraan makan disediakan sedemikian rupa dan makanan dipersiapkan dalam keadaan yang bersih serta higienis. Penyelenggaraan makanan di sekolah pun harus di menejemen dengan baik agar penyelenggaraan makanan di sekolah dapat berjalan dengan lancar.

2.7 Kerangka Konsep

Penelitian ini ingin membuktikan bahwa siswa SMP dengan sistem fullday school yang mendapat makan siang dari sekolah lebih baik kecukupan energi, kecukupan protein serta status gizinya. Membuktikan hal tersebut dilakukan penelitian dengan melihat perbedaan kecukupan energi dan protein serta status gizi siswa SMP fullday school yang dapat makan siang dari sekolah dengan yang tidak mendapat makan siang dari sekolah. Keterangan lebih jelas dapat dilihat dari bagan berikut : Gambar 2.1 Kerangka Konsep Dapat Makan Siang Tidak Dapat Makan Siang Status Gizi -Kecukupan Energi -Kecukupan Protein Asupan Gizi Makan Siang

Dokumen yang terkait

Gambaran Status Gizi Dan Tingkat Konsumsi Energi Protein Pada Penderita Tuberkulosis Paru Di Puskesmas Medan Johor

11 124 97

Kecukupan Energi Dan Protein Serta Status Gizi Siswa Smp Yang Mendapat Makan Siang Dan Tidak Mendapat Makan Siang Dari Sekolah Dengan Sisitem Fullday School

4 79 130

Kualitas Menu Makan Siang Kaitannya dengan Status Gizi dan Tingkat Kebugaran Siswa Sekolah Dasar di Kota Bogor

0 3 90

HUBUNGAN TINGKAT STADIUM KANKER DENGAN TINGKAT ASUPAN MAKAN DAN STATUS GIZI PADA PASIEN KANKER SERVIKS YANG MENDAPAT KEMOTERAPI HUBUNGAN TINGKAT STADIUM KANKER DENGAN TINGKAT ASUPAN MAKAN DAN STATUS GIZI PADA PASIEN KANKER SERVIKS YANG MENDAPAT KEMOTERA

1 4 15

KECUKUPAN GIZI PROTEIN DAN ENERGI MAKAN SIANG SISWA DI TK TARUNA AL-QURAN YOGYAKARTA.

0 5 139

Cover Kecukupan Energi Dan Protein Serta Status Gizi Siswa Smp Yang Mendapat Makan Siang Dan Tidak Mendapat Makan Siang Dari Sekolah Dengan Sisitem Fullday School

0 0 17

Abstract Kecukupan Energi Dan Protein Serta Status Gizi Siswa Smp Yang Mendapat Makan Siang Dan Tidak Mendapat Makan Siang Dari Sekolah Dengan Sisitem Fullday School

0 0 2

Chapter I Kecukupan Energi Dan Protein Serta Status Gizi Siswa Smp Yang Mendapat Makan Siang Dan Tidak Mendapat Makan Siang Dari Sekolah Dengan Sisitem Fullday School

0 0 7

Chapter II Kecukupan Energi Dan Protein Serta Status Gizi Siswa Smp Yang Mendapat Makan Siang Dan Tidak Mendapat Makan Siang Dari Sekolah Dengan Sisitem Fullday School

0 1 19

Appendix Kecukupan Energi Dan Protein Serta Status Gizi Siswa Smp Yang Mendapat Makan Siang Dan Tidak Mendapat Makan Siang Dari Sekolah Dengan Sisitem Fullday School

0 1 43