Berdirinya Asrama Haji Medan

dengan mulus. Dimana setelah diadakan pendaratan pada tanggal tersebut, maka pada tanggal 30 September 1979 pukul 06.55Wib dengan pesawat DC-10 berkapasitas 305 penumpang diangkut kloter I calon haji yang berasal dari Dati II Asahan sebanyak 5 orang, Medan sebanyak 251 orang, Simalungun 5 sebanyak orang, Tapsel 30 orang, dan Kodan IBB sebanyak 18 orang. Sedangkan jumlah calon haji di tahun 19791980 mengalami peningkatan, menjadi 4.463 orang yang terdiri dari laki-laki sebanyak 1.933 orang dan wanita sebanyak 2.530 orang yang tergabung sebanyak 15 kloter, dengan rincian yaitu Daerah Istimewa Aceh sebanyak 752 orang, Sumatera Utara 1.726 orang, Sumatera Barat sebanyak 1.157 orang, Riau sebanyak 617 orang, ABRI sebanyak 86 orang, dan setoran khusus untuk empat provinsi yaitu 117 orang dan petugas kloter berjumlah 5 orang.

4.7.1. Berdirinya Asrama Haji Medan

Mengenai masalah pengadaan untuk fasilitas bagi calon jamaah haji yang akan berangkat menunaikan ibadah haji, pembangunan asrama dirasakan sangat dibutuhkan sekali bagi setiap masyarakat. Karena sejak diberlakukannya Bandar udara Polonia sebagai pangkalan untuk berangkatnya calon jamaah haji dengan rute langsung antara Medan-Jeddah maka keberadaan asrama haji memang dibutuhkan. Walau sebelum dibangunnya asrama haji ini, memang sudah ada asrama transit dan asrama mukmin, dimana kedua asrama tersebut merupakan sewaan dari YPI dan milik Departeman Kesehatan. Oleh sebab itu, sehubungan dengan adanya rapat kerja oleh Gubernur Sumatera Utara dan beberapa petinggi daerah lainnya di aula kantor Gubernur Sumatera Utara, maka akhirnya pada tahun 1977, diadakan pengajuan lokasi Universitas Sumatera Utara dimana tapak yang akan dijadikan asrama haji tersebut, yaitu di desa Pangkalan Masyhur, Kelurahan Titi Kuning, Kecamatan Medan Johor. Dimana yang pada saat itu lokasi tapak yang bakal dibangun tersebut merupakan tanah milik penduduk dengan keadaan tanah yang sebahagian ditumbuhi lalang semak-semak, tanaman kelapa, dan cengkeh, dan sebahagian lagi merupakan tanah rawa-rawa. Hingga pada akhirnya pada tahun 1978 tanah tersebut telah dibebaskan untuk dibangun menjadi asrama haji Polonia Medan dengan luas lahan 30.188 meter persegi dengan nilai Rp.67.923.000,- dimana dana tersebut berasal dari Dirjen Bimas Islam dan Urusan Haji. Kegiatan pembangunan gedung asrama haji pun mulai dilakukan secara bertahap, dimana sarana lainnya yang merupakan faktor pendukung atau kelengkapan dari standarisasi asrama dilakukan secara bertahap sesuai dana yang tersedia pada saat itu. Dimana sumber dana pembangunan tersebut berasal dari Departemen Agama, bantuan Pemda melalui APBD, dana Ditjen Bimas Islam dan Urusan Haji, dana dari BPAH Bedan Pengelolah Asramah Haji itu sendiri, dan bersumber dari sumbangan masyarakat umum. Dimana gedung yang dibangun seluas 300m² pada tahun 19771978 sesuai dengan dana yang tersedia pada saat itu sekitar Rp. 24.873.000,- gedung pertama yang dibangun adalah cikal bakal pertama sebagai kantor Badan Pengelolah Asrama Haji Bandar Udara Polonia atau bangunan yang sekarang adalah gedung Raudoh. Kemudian pada tahun 1979 dinagun asrama penginapan petugas dan pembantu P3H disebelah barat gedung yang lama dengan luas 400 m², yang berkapasitas berkisar sampai dengan 60 orang dan menghabiskan dana sekitar Rp. 27.200.000,- Universitas Sumatera Utara Ditahun 19791980 dibangunlah gedung penginapan untuk calon jamaah haji dengan luas 1.114m² dengan kapasitas 278 orang, dengan menghabiskan dana sebanyak Rp. 85.500.000,- kemudian pembangunan masjid dengan luas area 300 m² dengan dana sebesar Rp. 25.750.000,- dengan kapasitas 250 orang. Kemudian padatahun 19801981 dibangun asrama bertingkat dua, dengan luas 1.685 m², dengan kapasitas 400 orang dan dibangun juga aula I Gedung Madinatul Hujaj, dengang luas 1.500m², dimana dalam pembangunan tersebut menghabiskan dana sebesar Rp.123.829.00,- Sehingga pada musim haji tahun 1982 gedung tersebut sudah dapat dipergunakan sebagaimana fungsinya, dan pada tahun 19821983 didirikan dapur umum untuk makan para jamaah haji selama menginap di asrama. Gedung ruang makan berlantai 2 dua selesai dibangun pada tahun 1985 dengan luas 1200 m², dimana ruang makan ini dapat menampung 300 orang pada lantai satu dan 300 orang dilantai dua Gedung Bir Ali. Tetapi setelah melalui berbagai macam pertimbangan para petugas jamaah haji yang matang, sejak tahun 2000 untuk konsumsi para petugas P2HP3H disediakan nasi kotak dan diantarkan langsung ketempat tugas masing-masing sesuai dengan jumlah anggotanya. Dimana untuk jamaah haji yang berasal dari luar Sumatera Utara seperti Aceh, Riau, dan Sumatera Barat, untuk konsumsinya diatur oleh masing-masing coordinator urusan haji setempat, BPAH Medan hanya menyediakan fasilitas saja, dan untuk konsumsi kordinator masing-masing daerah yang menunjuk untuk catring yang kemudian dibawa ke asrama dan siap saji. Universitas Sumatera Utara

4.7.2. Manfaat Asrama Haji