tidak mulus sepanjang perjalanan menuju Makkah dan jauhnnya jarak tempuh yang akan dilalui untuk pergi haji, dimana keselamatan untuk para calon jamaah
haji selalu saja terancam oleh bahaya-bahaya yang ada selama di perjalanan di tengah-tengah lautan, namun hal itu tidak mengendurkan semangat untuk pergi
ketanah suci, walaupun nyawa sekalipun taruhannya, untuk menunaikan rukun Islam yang ke lima tersebut demi sempurnanya amal ibadah seseorang.
4.2.1. Haji Pasca Kemerdekaan Indonesia
Jamaah haji asal Indonesia pernah mengalami kekosongan beberapa tahun pada saat musim haji tiba. Dimana pada saat itu Indonesia baru saja mengalami
kemerdekan dari penjajahan Jepang, dan pada saat yang bersamaan baru usainya perang dunia ke II. Terjadinya kekosongan jamaah tersebut dikarenakan beberapa
faktor seperti kondisi bangsa dan rakyat Indonesia dalam keadaan tidak stabil, inflasi yang tidak terkendali, kebutuhan pokok yang sulit didapatkan, setiap
kabupaten diharapkan memenuhi kebutuhannya sendiri, di lain daerah terjadinya penyitaan padi bahan pangan oleh tentara Jepang yang menyebabkan terjadinya
bencana kelaparan, Anthony.1996. Dibawah pendudukan Jepang rakyat harus mengalami penderitaan yang
belum pernah dirasakan pada masa sebelumnya. Banyak terjadi kekurangan dan penderitaan yang semakin meluas didaerah pedesaan, sehingga semakin
banyaknya timbul perlawanan terhadap pemerintah Jepang pada saat itu karena rakyat merasa dikekang. Pada tahun-tahun terakhir masa kependudukan
pemerintah Jepang di Indonesia dan pasca kemerdekaan Indonesia banyak tantangan yang harus di hadapi pemerintah Indonesia. Selain itu pemberontakan
di dalam negeri juga terjadi yang membuat suasana menjadi tambah keruh di
Universitas Sumatera Utara
Indonesia dan datangnya rasa keinginan pemerintah Belanda untuk dapat menduduki lagi kekuasaan pemerintahan di Indonesia.
Sebagai Negara yang baru merdeka, pada saat itu Indonesia belum memiliki landasan dan dasar Negara yang kuat, dimana struktur Negara, hukum,
sosial, politik, budaya, yang telah di rusak dan dihancurkan oleh pemerintah Belanda dan Jepang yang ingin mengambil alih kekuasaan Indonesia dipasca
kemerdekaan, dengan membuat tipu daya dengan membuat Negara kesatuan Indonesia berpecah-pecah yaitu dibagi dengan membuat Negara-negara bagian di
Indonesia yaitu Negara Sumatera Timur, Negara Indonesia Timur, Negara Pasundan, Negara Jawa Timur, dan sebagainya. Dimana dengan cara membuat
negara bagian semacan ini, maka pertahanan pemerintahan Indonesia jadi lemah, dan yang pada akhirnya dapat ditaklukan oleh pemerintah Belanda. Namun
pemerintah Indonesia tetap kukuh pada pegangan untuk tetap bersatu demi terciptanya Negara Kesatuan Republik Indonesia NKRI yang utuh, dan sehari
setelah memproklamasikan kemerdekaan, tepat pada tanggal 18 agustus 1945 langsung disahkannya Undang-Undang Dasar 1945 yang digunakan sebagai
landasan dasar bagi pemerintahan Indonesia. Pada saat itu rakyat Indonesia dihadapkan pada masalah perang
kemerdekaan, dimana padasaat itu tanah air dalam keadaan perang, dimana saat yang bersamaan musuh Belanda datang untuk menyerang dengan tujuan untuk
memupuskan memudarkan kemerdekaan Indonesia yang baru saja mengikrarkan diri untuk merdeka. Maka pada saat itu keluarlah fatwa ulama
Masyumi Indonesia yang dipimpin oleh K.H. Hasyim Asj’ari, bahwa dimasa genting seperti ini tidaklah wajib hukumnya pergi haji. Sehingga fatwa tersebut
Universitas Sumatera Utara
dituangkan kedalam maklumat Mentri Agama No.4 tahun 1947, yang menyatakan ibadah haji diberhentikan selama masa perang. Dimana Negara pada saat itu
dalam keadaan gawat darurat maka rakyat haruslah membela tanah air dengan melakukan perlawanan terhadap penjajah yang ingin masuk kembali untuk
menguasai tanah air. Setelah keluarnya maklumat Mentri Agama tentang penghentian
sementara jamaah haji ke tanah suci, Mentri Agama yang pada saat itu di pimpin oleh K.H. Masjkur, mengambil kebijakan dengan mengirim misi haji ke I ke
tanah suci di bawah pimpinan K.H. Moh. Adnan dengan anggotanya antara lain TM. Ismail Banda, H.Saleh Suaidy, TH. Syamsir St, dan lainnya sebagai utusan
pemerintah Indonesia yang bertujuan untuk memberitahukan tentang kondisi negara Indonesia pasca kemerdekaan yang sedang genting. Sehingga misi
tersebut mendapat sambutan yang hangat dari kerajaan Arab Saudi. Sebagaimana diketahui sejak terjadi perang dunia ke II, dan dengan keluarnya maklumat Mentri
Agama tersebut tentang penghentian pengiriman jamaah haji ketanah suci pasca perang tersebut, sehingga tidak ada warga negara Indonesia yang pergi haji.
Pada saat yang bersamaan diketahui pula oleh konsulat Belanda yang ada di Arab Saudi, pihak Belanda juga mengirim misi haji ke Arab Saudi, tetapi
dengan adanya kedatangan misi haji Indonesia, maka misi haji yang diusulkan oleh pemerintah Belanda tidak mendapatkan perhatian dari pemerintah kerajaan
Arab Saudi. Hasil positif dari kunjungan misi haji pemerintah Indonesia menunjukkan adanya pendekatan terhadap negara-negara Arab dan negara di
dunia Islam untuk dapat terus memperjuangkan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia NKRI. Dimana pada saat yang bersamaan membuat negara-
Universitas Sumatera Utara
negara Islam di Timur Tengah merasa simpatik terhadap perjuangan bangsa Indonesia sehingga merekapun mengakui kemerdekaan Indonesia secara de facto
maupun de jure. Dan di saat bersamaan misi haji yang berada di Arab Saudi, melalui perss Arab Saudi memperkenalkan perjuangan bangsa Indonesia pasca
kemerdekaan Indoneseia untuk melawan pemerintah Belanda yang pada saat itu ingin merusak ketahanan negara Indonesia.
4.2.2. Badan Penyelenggara Haji Indonesia BPHI Pertama