2.16. Pendapatan Perkapita
Salah satu indikator yang sering digunakan untuk mengetahui suatu kondisi keadaan ekonomi di suatu wilayah dalam periode tertentu dapat dilihat
melalui Data Produk Domestik Regional Bruto PDRB, baik atas harga berlaku maupun atas harga konstan. PDRB atau yang biasa disebut dengan data
pendapatan perkapita adalah salah satu indikator yang dapat menunjukkan kondisi perekonomian di suatu daerah setiap tahunnya, dengan demikian kita
dapat melihat bagaimana tingkat kemampuan seseorang dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dalam waktu tertentu yang secara umum dihitung dalam
waktu satu tahun. Berdasarkan pendapatan masyarakat secara umum dapat digolongkan
kedalam tiga bagian yaitu : masyarakat yang berpendapatan rendah, masyarakat yang berpendapatan menengah, serta masyarakat berpendapatan tinggi.
Terjadinya perbedaan pendapatan yang diterima oleh seseorang biasanya dipengaruhi oleh faktor lainnya seperti kemampuan yang berbeda-beda dari
seseorang, baik keahlian, pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, dan sebagainya yang dapat mempengaruhi pola konsumsi di dalam rumah tangga.
Apabila PDRB atau pendapatan perkapita menunjukan angka peningkatan yang sangat signifikan, namun laju dari pertumbuhan penduduk tidak
bisa dikurangi, bahkan lebih besar laju pertumbuhan penduduk dari pada laju pertumbuhan ekonomi, maka dalam hal ini tingkat kemakmuran masyarakat dapat
digolongkan masih rendah. Untuk itu tingkat pendapatan perkapita di suatu daerah harus dibarengi dengan laju pertumbuhan ekonomi yang seimbang dari
besarnya jumlah penduduk di daerah tersebut.
Universitas Sumatera Utara
2.17. Hubungan antara variable independent dengan variable dependent
1. Hubungan antara jumlah jamaah haji terhadap jumlah penduduk muslim. Antusias masyarakat muslim untuk melaksanakan ibadah haji sangatlah
tinggi, hal ini dikarenakan semakin mudahnya proses untuk melaksanakan ibadah tersebut dengan bantuan dari dana talangan haji yang dilakukan oleh bank syariah
yang ada di Indonesia, selain itu dengan stabilitas ekonomi dan politik dalam negeri yang dapat meningkatkan keinginan masyarakat untuk ber-haji. Sampai
saat ini penduduk muslim di Indonesia merupakan jumlah yang terbesar pertama di dunia yang merupakan modal dasar bagi pemerintah untuk menggerakkan roda
ekonomi khususnya ekonomi Islam, namun hal itu tidaklah mudah tanpa dibarengi dengan adanya peningkatan kualitas hidup masyarakatnya. Semakin
tinggi jumlah penduduk muslim dikota Medan, maka semakin tinggi jumlah permintaan haji di kota medan yang mengakibatkan semakin tinggi pula jumlah
jamaah haji asal kota Medan. 2. Hubungan antara jumlah jamaah haji terhadap pendapatan perkapita.
Pendapatan perkapita adalah pendapatan rata-rata masyarakat kota Medan yang sebanyak 72 mayoritas penduduk di kota Medan merupakan umat muslim,
Properda Kota Medan. Dimana yang dimaksud dengan kemampuan rata-rata tersebut adalah, kemampuan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya
dalam waktu tertentu dalam sebulan, setelah terpenuhinya kebutuhan pokok seperti sandang, pangan, dan papan dari masyarakat tersebut, sehingga besar
ataupun kecilnya dari kelebihan pendapatan seseorang tersebut biasanya disimpan untuk dapat dimanfaatkan oleh orang tersebut untuk membiayai kebutuhan
sekolah anak-anak, biaya berobat jika sakit, dan untuk dapat memenuhi
Universitas Sumatera Utara
keinginanhasrat yang terpendam dalam hati untuk melaksanakan rukun Islam yang kelima tersebut yaitu melaksanakan ibadah haji ketanah suci. Pendapatan
masyarakat dikota Medan dengan masyarakat yang diluar kota Medan, bila dirata- ratakan sangat berbeda pendapatannya. Sehingga dengan cepat akan terjadi
kepadatan penduduk di kota Medan ini pada umumnya, hal ini dikarenakan perputaran roda ekonomi di Medan sangat cepat bila dibandingkan di luar kota
Medan. Jadi semakin tinggi pendapatan perkapita masyarakat kota Medan, maka semakin tinggi pula keinginanhasrat masyarakat muslim di kota Medan untuk
melaksanakan ibadah haji.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Ruang Lingkup Penelitian