2.2.5.5.3 Pertemuan akhir
Dalam pertemuan akhir ini dibicarakan mengenai hasil pengamatan yang terpusat pada pembicaraan waktu pertemuan awal yang telah disetujui bersama.
Berkaitan dengan penelitian ini konsep supervisi pembinaan bimbingan konseling adalah Teknik layanan dan bantuan yang diberikan oleh kepala sekolah
kepada guru pembimbing dalam rangka memperbaiki dan meningkatkan perilaku guru pembimbing dalam melaksanakan tugas pokok sehingga lebih berdaya guna
dan berhasil guna.
2.3 Kinerja Guru Pembimbing
2.3.1 Pengertian Kinerja Guru Pembimbing
Mangkunegoro 2004: 67 mengatakan bahwa istilah kinerja berasal dari kata “Job Performance“ atau “Actual Performance“ yang berarti prestasi kerja
atau prestasi sesungguhnya yang dicapai seseorang. Kinerja merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh pegawai dalam melaksanakan
tugasnya sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan kepadanya. Senada dengan pendapat diatas Wibowo 1998: 5 menyatakan kinerja atau unjuk kerja adalah
proses perilaku konselor sehingga menghasilkan sesuatu yang menjadi tujuan pekerjaan profesinya. Lebih lanjut dikatakan bahwa kinerja profesional merupa
kan tuntunan bagi konselor apabila ia memang ingin disebut sebagai tenaga profesional. Konselor sebagai tenaga profesional hendaknya komitmen untuk
meningkatkan kemampuan profesionalnya dan terus menerus mengembangkan strategi-stategi yang digunakan untuk melakukan pekerjaan yang sesuai dengan
profesinya. Sedangkan Prayitno 1994:374 menyatakan unjuk kerja adalah kegiatan yang ditampilkan oleh konselor dalam rangka pelaksanaan tugas dan
atau pengembangan profesional bimbingan konseling.. Sedangkan Bernandin dan Russel, yang dikutip oleh Sianipar 2000: 5 menyatakan bahwa kinerja
merupakan hasil dari fungsi suatu pekerjaan atau kegiatan tertentu selama suatu periode waktu tertentu. Sedangkan Sentono dalam Setiadi 2001: 31 menyatakan
bahwa kinerja performance adalah hasil kerja yang di capai oleh seseorang atau sekumpulan orang didalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan
tanggung jawab masing-masing dalam rangka mencapai tujuan organisasi yang bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral
maupun etika. Adapun Steers dalam Djumiati 2003: 16 menyatakan bahwa prestasi kerja individu merupakan fungsi gabungan dari tiga faktor penting yaitu:
1 kemampuan, perangai dan minat seseorang pekerja 2 kejelasan dan penerimaan atas peranan seseorang pekerja dan 3 tingkat motivasi pekerja.
Meskipun setiap faktor secara terpisah mempunyai arti penting, tetapi kombinasi dari ketiganya sangat menentukan kinerja setiap pegawai, yang akhirnya dapat
meningkatkan prestasi kerja orang secara keseluruhan. Mangkunegoro 2004: 67-68 juga mengungkapkan faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap kinerja yaitu: 1 Ability kemampuan yang terdiri dari
kemampuan potensi atau IQ dan Keterampilan skill, artinya pegawai yang mempunyai IQ diatas rata-rata 110 – 120 dan terampil dalam melaksanakan
tugasnya, maka akan lebih mudah mencapai kinerja yang diharapkan. 2
Motivasi merupakan sikap pegawai dalam menghadapi situasi kerja, yang mana motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan diri pegawai untuk mencapai
tujuan organisasi. Sedangkan Buford dan Bedeian 1988: 145 menyatakan “ Basically performance is determined by three factors : ability, motivation, and
role clarity. To perform affectively a person must a be able to do a job ability b. Want to do a job motivation and c understand what the job is role
clarity”. Artinya Pada dasarnya kinerja ditentukan oleh tiga faktor : kemampuan, motivasi dan kejelasan peran. Untuk membentuk efektivitas kerja seseorang harus
a mampu mengerjakan tugasnya, b ada keinginan melaksanakan tugas dan c mengerti apa yang menjadi tugasnya. Kinerja dapat mempengaruhi profesi-
onalisme, sehingga dalam perkembangannya kinerja selalu memiliki makna positif dalam arti normatif, seperti kualitas kerja, disiplin, jujur, giat, produktif
dan sebagainya. Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah
perilaku individu sebagai ungkapan kemajuan dalam menghasilkan sesuatu yang diperoleh dengan mendayagunakan, pengetahuan, sikap dan keterampilan yang
dimiliki. Sedangkan yang dimaksud dengan kinerja guru pembimbing dalam penelitian ini adalah kemampuan dan prestasi kerja yang ditunjukkan guru
pembimbing pada waktu melaksanakan tugas pokok, yang menjadi tanggung jawabnya.
2.3.2 Kinerja Guru Pembimbing