Validitas Data METODE PENELITIAN

commit to user

D. Validitas Data

Analisis wacana kritis merupakan metode yang interpretatif sehingga validitas datanya seringkali dipertanyakan. Descombe dalam Gillies, http:www.strath.ac.ukaermaterials4dataanalysisineducationalresearchunit9me thodology diunduh 9 Maret 2012 pukul 17:40 mengemukakan: A disadvantage of using discourse analysis…is that it does not lend itself to the kind of audit trail that might be needed to satisfy conventional evaluation of the research. It is not easy to verify its methods and its findings…because the approach places particularly heavy reliance on the insights and intuition of the researcher for interpreting the data. Kelemahan ini kemudian ditanggapi oleh beberapa ahli seperti Widyastuti Purbani 2009:7 yang menyarankan bahwa validitas dalam analisis wacana kritis dapat dipertanggungjawabkan melalui logika dan rasional dari argumen-argumen yang dihasilkan. Repley dalam Gillies, 2009 dalam http:www.strath.ac.ukaer materials4dataanalysisineducationalresearchunit9methodology diunduh 9 Maret 2012 pukul 17:40 menyarankan: …the conventional research values of reliability, validity and generalizability or replicability, are inpropriate for CDA…the claims of CDA should be judged in terms of their being credible and plausible, and that this can be addressed by the research being open and transparent both about the textual evidence under review and about the basis of the claims made of it. Sementara itu Ibnu Hamad dalam http:www.scribd.comdoc45888147Dr- Ibnu-Hamad diunduh 9 Maret 2012 pukul 17.30 menyarankan tiga kriteria validitas dalam penelitian analisis wacana kritis, yaitu holistik, historical situatedness, dan teori. commit to user Holistik maksudnya mengaitkan teks dengan konteks. Sebagai contoh dalam analisis teks mengenai awal Orde Baru ditemukan kalimat “Sebagai tindak lanjut keluarnya Surat Perintah 11 Maret 1966, Letnan Jenderal Soeharto sebagai pengemban Supersemar segera mengambil tindakan untuk menata kembali kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945…”. Kalimat ini ditafsirkan secara subyektif oleh peneliti sebagai representasi Soeharto secara positif dan menunjukkan keberpihakan kepada Soeharto. Soeharto dikonstruksikan sebagai pengemban Supersemar yang berjasa mengembalikan kehidupan berbangsa dan bernegara sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Kalimat ini juga ditafsirkan memojokkan pemerintahan Demokrasi Terpimpin melalui frasa “menata kembali kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945…” yang oleh peneliti dianggap secara tidak langsung mengkonstruksikan kehidupan semasa Demokrasi Terpimpin tidak sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945 sehingga perlu dikembalikan agar sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Representasi yang dibangun dalam teks menguntungkan Soeharto serta memojokkan pemerintahan Demokrasi Terpimpin. Representasi yang demikian ini muncul karena penulis teks masih dipengaruhi oleh wacana yang dibangun oleh Orde Baru meskipun rezim telah berganti. Tafsiran peneliti ini hanya salah satu dari penafisran yang mungkin muncul atas teks tersebut. Peneliti berusaha menghubungkan apa yang ada dalam teks dengan konteks yang lebih luas, dalam hal ini dengan konteks produksi teks. commit to user Historical situatedness maksudnya menempatkan yang diteliti dalam konteks historical situatedness yang melingkupinya. Sebagai contoh penulisan G30SPKI dalam BSE Sejarah dipengaruhi oleh konteks historis yang melingkupi penulisan teks, yaitu adanya pelarangan buku-buku teks pelajaran sejarah yang tidak menuliskan G30SPKI oleh Kejaksaan Agung melalui SK 19AJA032007 tertanggal 5 Maret 2007. Dengan adanya pelarangan ini maka penulis buku teks harus menuliskan G30SPKI agar buku yang ditulisnya bisa lolos seleksi dan tidak dilarang beredar. Teori maksudnya interpretasi dan eksplanasi didasarkan pada teori tertentu. Sebagai contoh menjelaskan wacana yang memuat ideologi-ideologi dalam BSE Sejarah sebagai bagian dari usaha negara melakukan hegemoni. Hegemoni adalah adalah kondisi sosial dalam semua aspek kenyataan sosial yang didominasi atau disokong oleh kelas tertentu. Dalam pandangan Gramsci, hegemoni kekuasaan yang dijalankan oleh alat-alat negara dengan jitu dan jeli bisa membuat rakyat yang ada di dalam kuasanya menjadi tenteram, dan aman dalam penindasannya. Wacana dalam BSE Sejarah tidak muncul dalam wajah yang seram dan mampu mempengaruhi pemikiran pembacanya.

E. Teknik Analisis