BAB 5 PEMBAHASAN
5.1 Pengaruh Faktor Internal terhadap Kepatuhan Petugas Kesehatan dalam
Mengelola Vaksin
Faktor internal dalam diri individu petugas kesehatan yang mempengaruhi kepatuhan dalam mengelola vaksin meliputi pengetahuan dan pelatihan. Hasil
pembahasan secara rinci sebagai berikut:
5.1.1 Pengaruh Pengetahuan terhadap Kepatuhan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan respoden dalam pengelolaan vaksin sebanyak 64,7 pada kategori tidak baik. Hal ini memberikan
gambaran bahwa sebagian besar petugas belum sepenuhnya patuh dalam mempraktikkan prosedur sesuai dengan standar pengelolaan vaksin. Pengetahuan
petugas kesehatan tentang pengelolaan vaksin cara membawa vaksin, cara menyimpan vaksin, cara memantau suhu lemari es dan cara menggunakan vaksin
yang belum sepenuhnya baik disebabkan sebagian besar petugas kesehatan memiliki pengetahuan yang masih kurang tentang pengelolaan vaksin pada cold chain.
Hal ini juga terkait dengan tingkat pendidikan seluruh responden petugas kesehatan berpendidikan medis perawat, bidan, akademi perawat, akademi bidan,
yang memiliki pengetahuan baik tentang kesehatan namun dalam hal pengelolaan vaksin ini tidak ada secara khusus berlatar belakang pendidikan farmasi begitu juga
dengan petugas cold chain. Hal ini menjadi masukan bagi manajemen dinas kesehatan Kabupaten Labuhanbatu Selatan. Hal ini sesuai dengan teori Green dalam
Universitas Sumatera Utara
Notoatmodjo 2012 yang menyatakan bahwa secara internal karakter individu, yaitu tingkat pendidikan merupakan proses pembinaan sikap mental dengan cara melatih
dan mengembangkan kearah nilai sikap kesetiaan dan ketaatan kepatuhan dalam menentukan tindakan berprilaku.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa pengetahuan petugas pengelola vaksin yang masih kurang tentang; a pengertian tentang cold chain,
b suhu penyimpanan vaksin yang sensitif beku, c suhu penyimpanan vaksin yang sensitif panas, d volume bersih penyimpanan vaksin pada lemari esfreezer, e suhu
penyimpanan vaksin tertentu pada lemari es, f suhu penyimpanan pelarut vaksin, g fungsi VVM vaccine vial monitor, h jangka waktu pemakaian vaksin, i fungsi
kamar beku freeze room dalam menyimpan vasksin tertentu, j suhu bagian dalam kamar beku freeze room, k fungsi cool pack dan cold pack, l jarak susunan
vaksin antar kotak vaksin, m prinsip penyimpanan vaksin pada lemari es lebih dingin akan lebih baik, n posisi thermostat, dan pengepakan cold pack.
Berdasarkan hasil wawancara secara umum dapat disimpulkan bahwa petugas kesehatan memahami alasan mengapa vaksin harus dikelola dengan baik, namun
pemahaman ini belum diikuti dengan praktek pengelolaan vaksin dengan benar. Beberapa petugas kesehatan yang memiliki pengetahuan tidak baik namun patuh
dalam mengelola vaksin, hal ini terkait dengan masa kerja petugas, yaitu petugas pengelola vaskin yang sudah lebih dari 5 tahun dan tugas pokoknya di Puskesmas
adalah sebagai pengelola vaksin tanpa tugas tambahan lain yang dibebankan kepadanya. Sedangkan petugas kesehatan yang memiliki pengetahuan baik namun
Universitas Sumatera Utara
tidak patuh, salah satu penyebab ketidakpatuhan ini adalah pengalaman kerja yang masih baru.
Pengetahuan adalah informasi yang diketahui atau disadari oleh seseorang. Dalam pengertian lain pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan
diperoleh manusia melalui pengamatan inderawi. Pengetahuan muncul ketika seseorang mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau
dirasakan sebelumnya. Pengetahuan yang lebih menekankan pengamatan dan pengalaman inderawi dikenal sebagai pengetahuan empiris. Pengetahuan ini bisa
didapatkan dengan melakukan pengamatan secara empiris dan rasional. Pengetahuan empiris juga bisa didapatkan melalui pengalaman pribadi manusia yang terjadi
berulang kali. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam
membentuk tindakan seseorang overt behavior. Perilaku yang didasari pengetahuan akan lebih baik daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Kebiasaan
sebagai bentuk perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan memengaruhi baik atau buruknya pengetahuan seseorang tentang penyakit. Menurut Notoatmodjo 2012,
pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan diperoleh
melalui mata dan telinga. Pendapat di atas didukung teori Green dalam Notoatmodjo 2012 yang menyatakan bahwa pengetahuan merupakan bagian dari faktor
predisposisi yang sangat menentukan dalam membentuk perilaku seseorang.
Universitas Sumatera Utara
Pengetahuan merupakan predisposisi untuk melakukan tindakan dan menjadi dasar terbentuknya perilaku seseorang sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya
Sesuai dengan model knowledge-attitude-behavior KAB, perilaku kesehatan seseorang berubah secara perlahan. Pengetahuan yang terus menerus bertambah
menimbulkan perubahan perilaku seseorang Baranowski et al., 2003. Pengetahuan petugas kesehatan yang masih kurang ini didukung oleh hasil
survei Depkes RI 2002 terhadap unit pelayanan kesehatan swasta UPS yang menyimpulkan bahwa hanya sebagian kecil 8,2 petugas yang memiliki
pengetahuan baik tentang imunisasi. Hasil penelitian Kristini 2008 terhadap UPS di Semarang menyimpulkan bahwa sebagian besar 65,9 petugas pengelola vaksin
memiliki pengetahuan kurang mengenai penyimpanan vaksin. Hasil penelitian ini didukung hasil penelitian Mavimbe dan Bjune 2007 di
Mozambique terhadap 44 petugas pengelola vaksin menunjukkan bahwa sebagian besar petugas memiliki pengetahuan yang kurang mengenai penyimpanan vaksin.
Sebanyak 40 petugas 91 tidak mengetahui tentang uji kocok shake test dan sebanyak 21 petugas 48 tidak mengetahui kisaran suhu yang dianjurkan untuk
penyimpanan vaksin. Terkait dengan masalah petugas pengelola vaksin menurut National vaccine
storage and handling guidelines for immunization providers 2007 menegasakan bahwa semua petugas baru yang memberikan vaksin diharuskan mengikuti training
mengenai penyimpanan dan penanganan vaccine storage and handling practice, agar memahami pentingnya dasar-dasar cold chain, sehingga mereka dapat
Universitas Sumatera Utara
menyadari tanggung jawab dalam mengelola cold chain seperti misalnya dengan segera melaporkan kepada koordinator tentang kondisi penyimpanan vaksin yang
tidak sesuai. Training penyegaran pada semua petugas keshetaan yang mengelola vaksin juga dibutuhkan setiap satu tahun sekali Public Health Agency of Canada,
2012. Menurut guidelines Immunization for health competencies 2007 yang
dikeluarkan oleh Public Health agencies of Canada dengan mengikuti training penyimpanan dan penanganan vaksin diharapkan petugas kesehatan dapat
mengimplementasikan SOP penyimpanan, penanganan, dan pengiriman vaksin dan juga dapat mengakses serta mengimplementasikan pedoman penyimpanan,
penanganan dan pengiriman vaksin yang terbaru Public Health Agency of Canada, 2012.
Berdasarkan uji statistik Chi-square diperoleh nilai p=0,004p=0,05, menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan kepatuhan.
Hasil uji statistik multivariat pengetahuan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan dengan probabilitas p=0,014p=0,05 dan nilai Exp B sebesar 15,513. Hal
ini bermakna bahwa petugas kesehatan yang memiliki pengetahuan baik tentang pengelolaan vaksin mempunyai peluang 15 kali patuh dalam mengelola vaksin
dibandingkan dengan responden yang memiliki pengetahuan tidak baik. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Kristini 2008
menyimpulkan bahwa pengetahuan petugas yang kurang merupakan faktor risiko yang berpengaruh terhadap kualitas pengelolaan vaksin p=0,00; PR =3,68; 95 CI=
Universitas Sumatera Utara
1,76-7,72 artinya petugas yang memiliki pengetahuan kurang mempunyai risiko 3,68 kali menyebabkan kualitas pengelolaan vaksin menjadi buruk.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Mboe dkk, 2012, menyimpulkan bahwa semakin baik pengetahuan petugas mengenai penyimpanan
vaksin, semakin baik praktik petugas dalam penyimpanan vaksin. Semakin positif sikap petugas, semakin baik pula praktik penyimpanan vaksin. Hal ini dapat menjadi
salah satu dasar untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap positif petugas mengenai penyimpanan vaksin.
5.1.2 Pengaruh Pelatihan terhadap Kepatuhan