1,76-7,72 artinya petugas yang memiliki pengetahuan kurang mempunyai risiko 3,68 kali menyebabkan kualitas pengelolaan vaksin menjadi buruk.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Mboe dkk, 2012, menyimpulkan bahwa semakin baik pengetahuan petugas mengenai penyimpanan
vaksin, semakin baik praktik petugas dalam penyimpanan vaksin. Semakin positif sikap petugas, semakin baik pula praktik penyimpanan vaksin. Hal ini dapat menjadi
salah satu dasar untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap positif petugas mengenai penyimpanan vaksin.
5.1.2 Pengaruh Pelatihan terhadap Kepatuhan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelatihan sebanyak 54,9 pada kategori tidak pernah dan hanya sedikit petugas kesehatan pernah mengikuti pelatihan dengan
frekuensi 1 kali. Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak petugas kesehatan yang belum memahami pengelolaan vaksin sebagai salah satu penyebab kurangnya
pemahaman ini adalah terkait dengan pernah atau tidak pernah petugas kesehatan mengikuti pelatihan dan sosialisasi tentang pengelolaan vaksin yang masih kurang.
Hasil wawancara dengan pemegang program imunisasi di Dinas Kesehaan Kabupaten Labuhanbatu Selatan menjelaskan bahwa pelatihan yang diberikan kepada
petugas selama ini adalah dengan cara pemanggilan peserta pelatihan yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Utara, dan memanggil
narasumber dari Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Utara ataupun narasumber lainnya yang berasal dari Dinas Kesehatan Kabupaten Labuhanbatu Selatan
Universitas Sumatera Utara
mengadakan pelatihan serta mengadakan pertemuan periode satu kali dalam tiga bulan dengan petugas pengelola vaksin.
Beberapa petugas kesehatan yang tidak pernah mengikuti pelatihan namun masih patuh dalam mengelola vaksin, hal ini terkait informasi yang diperoleh
responden berdasarkan pengalaman petugas lain yang lebih senior, sehingga kebenaran substansi teknis pengelolaan vaksin tersebut tidak dapat dijamin.
Sedangkan petugas kesehatan yang pernah mengikuti pelatihan namun tidak patuh, salah satu penyebab ketidakpatuhan ini adalah petugas belum sepenuhnya
menjalankan tupoksi dengan baik. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan adalah
melalui pelatihan. Tujuan pelatihan adalah meningkatkan pengetahuan, sikap dan kemampuan petugas. Program pelatihan yang dilakukan organisasi diharapkan akan
menambah pengetahuan dan ketrampilan untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik. Oleh karena itu, untuk meningkatkan pengetahuan dan atau ketrampilan petugas
pengelola vaksin perlu dilakukan pelatihan. Hal ini menjadi masukan bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Labuhanbatu Selatan untuk meningkatkan pelatihan kepada
semua pengelola vaksin. Menurut Notoatmodjo 2012, pelatihan merupakan bagian dari kegiatan
perusahaan atau organisasi bertujuan untuk dapat memperbaiki dan mengembangkan sikap, tingkah laku, ketrampilan dan pengetahuan dari para karyawannya atau
anggotanya sesuai dengan keinginan dari perusahaanorganisasi yang bersangkutan.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan uji statistik Chi-square diperoleh nilai nilai
x
2
=5,227; p=0,022p=0,05, menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara pelatihan
dengan kepatuhan. Hasil uji statistik multivariat pelatihan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan dengan probabilitas p=0,031p=0,05 dan nilai Exp B
sebesar 10,649. Hal ini bermakna bahwa petugas kesehatan yang pernah mengikuti pelatihan tentang pengelolaan vaksin mempunyai peluang 11 kali patuh dalam
mengelola vaksin dibandingkan dengan responden yang tidak pernah mengikuti pelatihan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Pracoyo dkk. 2013 menyimpulkan bahwa pelatihan petugas pengelolaan vaksin berpengaruh terhadap
kebenaran dalam pengelolaan vaksin di tempat pelayanan kesehatan. Petugas yang ikut pelatihan dibandingkan petugas yang belum pernah ikut pelatihan akan
mempunyai risiko 7 kali lipat tidak benar dalam mengelola vaksin tidak sesuai SOP, yakni hasil OR =7,0 dan nilai P = 0,091.
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Kristini 2008 menyimpulkan bahwa petugas yang belum mengikuti pelatihan terbukti sebagai faktor risiko yang
berpengaruh terhadap kualitas pengelolaan vaksin dengan p=0,04 p0,05; PR=2,12; 95CI=1,03-4,36. Petugas yang belum dilatih mempunyai risiko 2,12 kali
menyebabkan kualitas pengelolaan vaksin buruk dibanding petugas yang sudah dilatih.
Hasil penelitian ini sejalan dengan teori Green 1980 dalam Notoatmodjo 2012, meyatakan bahwa secara internal faktor-faktor yang memengaruhi perilaku
Universitas Sumatera Utara
dalam melakukan tindakan dipengaruhi oleh faktor pengetahuan, sikap, kepercayaan, persepsi dan nilai-nilai.
5.2 Pengaruh Faktor Eksternal terhadap Kepatuhan Petugas Kesehatan dalam