Perbandingan Sistem TINJAUAN PUSTAKA

Saftiana et al. 2007 juga mengatakan, MCE dihitung dengan memanfaatkan data cycle time yang telah dikumpulkan. Cycle time ini terdiri dari aktivitas bernilai tambah value added activities dan aktivitas tak bernilai tambah non value added activities . Value added activities yaitu waktu proses processing time dan non value added activities terdiri dari waktu inspeksi inspection time , waktu pemindahan moving time , waktu tunggu waiting time , dan waktu penyimpanan storage time . 1. Waktu Proses Processing Time Saftiana et al. 2007 menjabarkan waktu proses merupakan waktu yang diperlukan dari setiap tahap yang ditempuh oleh bahan baku, produk dalam proses hingga menjadi barang jadi. Tidak semua waktu yang ditempuh bahan baku hingga menjadi barang jadi adalah waktu proses. 2. Waktu Inspeksi Inspection Time Mulyadi 2001 dalam Saftiana et al. 2007 menjabarkan waktu inspeksi merupakan waktu yang dikonsumsi oleh aktivitas yang bertujuan untuk menjaga seluruh produk yang diproses tersebut agar dapat dihasilkan sesuai dengan standar yang ditetapkan. Sedangkan menurut Hansen dan Mowen 2009: 240, waktu inspeksi adalah waktu dan sumber daya yang digunakan untuk memastikan bahwa produk memenuhi spesifikasinya. Inspeksi dilakukan dengan tujuan menghindarkan barang cacat untuk samapai ke tangan konsumen. 3. Waktu Pemindahan Moving Time Hansen dan Mowen 2009: 239 menjelaskan bahwa waktu pemindahan adalah aktivitas yang menggunakan waktu dan sumber daya untuk memindahkan bahan baku, produk dalam proses, dan produk jadi dari satu departemen ke departemen lainnya. 4. Waktu Tunggu Waiting Time Hansen dan Mowen 2009: 239 menjelaskan bahwa waktu tunggu adalah aktivitas dimana bahan baku atau barang dalam proses menggunakan waktu dan sumber daya untuk menunggu proses berikutnya. 5. Waktu Penyimpanan Storage Time Saftiana et al. 2007 berpendapat bahwa waktu penyimpanan merupakan aktivitas yang menggunakan waktu dan sumber daya, selama produk dan bahan baku disimpan sebagai persediaan. Proses produksi yang ideal akan menghasilkan cycle time sama dengan processing time. Jika proses pembuatan produk menghasilkan cycle effectiveness sebesar 100, maka aktivitas bukan penambah nilai telah dapat dihilangkan dalam proses pengolahan produk, sehingga customer produk tersebut tidak dibebani dengan biaya-biaya untuk aktivitas bukan penambah nilai. Sebaliknya, jika proses pembuatan produk menghasilkan cycle effectiveness kurang dari 100, berarti proses pengolahan produk masih mengandung aktivitas bukan penambah nilai bagi customer , Saftiana et al. 2007. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

G. Biaya Persediaan Bahan Baku

Putra dan Idayati 2014: 9, mengatakan efisiensi biaya adalah tidak membuang waktu dan tenaga, tepat sesuai dengan rencana dan tujuan. Cara meningkatkan efisiensi biaya yaitu dapat dilakukan melakukan dengan melalui sistem perencanaan yang lebih baik, alat-alat produksi dan berbagai masukan yang tersedia yang lebih baik dengan berhubungan kerja dan kinerja yang lebih baik pula dengan menggunakan kebijakan-kebijakan diberbagai bidang yang tepat. Assauri 2008: 171 menjelaskan, persediaan bahan baku raw material stock adalah persediaan dari barang-barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi, barang mana dapat diperoleh dari sumber- sumber alam ataupun dibeli dari supplier atau perusahaan yang menghasilkan bahan baku bagi perusahaan pabrik yang menggunakannya. Handoko 1999: 336 mengatakan biaya persediaan terdiri dari: 1. Biaya penyimpanan holding cost atau carrying cost Biaya penyimpanan terdiri atas biaya yang terlibat secara langsung dengan kuantitas persediaan. Biaya-biaya yang termasuk biaya penyimpanan adalah: a. Biaya fasilitas penyimpanan penerangan, pemanas, pendingin; b. Biaya modal opportunity cost of capital, yaitu alternative pendapatan atas dana yang diinvestasikan dalam persediaan; c. Biaya keusangan; d. Biaya perhitungan fisik dan konsiliasi laporan; e. Biaya asuransi persediaan;