Penelitian Terdahulu TINJAUAN PUSTAKA
4. Mendeskripsikan hasil wawancara dengan pihak-pihak yang dimaksud,
berupa gambaran umum, profil perusahaan, proses produksi, dan kondisi perusahaan.
5. Mengidentifikasi
cycle time
yang ada pada proses produksi dengan mencatat komponen
cycle time
berupa
processing time, moving time, waiting time, inspection time,
dan
storage time
dalam satu kali proses produksi, kemudian menghitung MCE
manufacturing cycle effectiveness
dengan rumus sebagai berikut Mulyadi, 2007: 278-279:
Cycle Time = Processing Time + Inspection Time + Moving Time + Waiting Time +
Storage Time
��� = Processing Time
Cycle Time �
MCE yang ideal adalah sama dengan 1 atau 100, yaitu perusahaan dapat menghilangkan waktu dari aktivitas tak bernilai tambah. Namun jika
kurang dari 1 atau 100, menunjukkan bahwa dalam proses produksi masih ada aktivitas tak bernilai tambah.
Processing time
mewakili aktivitas bernilai tambah
value added activities
, sedangkan
moving time, witing time
,
inspection time,
dan
storage time
mewakili aktivitas tak bernilai tambah
non value added activities
6. Memasukkan deskripsi hasil wawancara dan hasil perhitungan persentase
MCE pada kolom “Kondisi Perusahaan”.
7. Menganalisis kondisi perusahaan mengenai kemungkinan kelayakan
just- in-time
yang dapat diterapkan pada pe rusahaan pada kolom “Analisis
Kelayakan ”.
8. Memberi keterangan “LayakBelum layak” berdasarkan hasil analisis pada
setiap item standar pada kolom. 9.
Membuat kesimpulan, apakah perusahaan yang bersangkutan layak atau belum layak menerapkan
just-in-time
sesuai dengan kondisi perusahaan yang telah dideskripsikan.
31
Tabel 3.1: Analisis Kelayakan Penerapan
Just-in-time No
Kriteria Syarat
Kondisi Perusahaan
Analisis Kelayakan Layak
Belum layak
1 Pemasok
Penghilangan aktivitas yang tidak perlu. Jika ada pemasok yang baik, maka
aktivitas penerimaan
dan inspeksi
berikutnya tidak diperlukan. Penghapusan persediaan di pabrik. Bahan
baku dikirimkan dalam lot kecil secara langsung ke unit produksi yang akan
menggunakannya ketika dibutuhkan.
Penghilangan para pemasok yang lemah. Perusahaan mengurangi jumlah pemasok
dan meningkatkan
komitmen jangka
panjang pada sedikit pemasok yang andal.
2 Persediaan
Pembelian persediaan
bahan baku
dilakukan dalam jumlah yang kecil, namun dengan frekuensi pemesaanan yang tinggi.
Barang bahan baku tiba hanya pada saat diperlukan dengan jumlah yang tepat.
Hanya dibutuhkan tempat yang kecil untuk persediaan bahan baku.
Menghasilkan produk yang baik dalam ukuran lot kecil. Mengurangi ukuran lot
bisa menjadi bantuan utama dalam mengurangi persediaan maupun biaya
persediaan barang jadi.