Deskripsi Data ANALISIS DAN PEMBAHASAN
sebuah tangki yang letaknya diatas tidak jauh dari mesin pengisi minyak sayur untuk kemasan ukuran 125 gram.
f. Es Balok
PT Indohamafish tidak membeli es balok yang fungsinya untuk mengawetkan ikan, melainkan membuatnya sendiri. Es balok dibuat di
dalam lemari pendingin milik PT Indohamafish. Selain untuk pemakaian sendiri, es balok juga dijual kepada nelayan sekitar untuk
mengawetkan ikan dalam perahu. g.
Bahan Bakar Mesin Bahan bakar yang digunakan untuk menjalankan mesin-mesin ini
adalah batubara dan kayu bakar. Batubara didatangkan dari Surabaya dan wilayah Jawa Timur lainnya, sedangkan kayu bakar dibeli dari
penduduk setempat berdasarkan wawancara terhadap Kepala Produksi.
2. Persediaan
a. Ikan
Begitu ikan tiba dipabrik, ikan langsung diproduksi. Ikan yang menunggu antrian untuk diproduksi disimpan sementara di
penyimpanan sementara. Bila waktu sudah menunjukkan sore hari, sedangkan ikan belum habis di produksi, produksi akan dilanjutkan
esok paginya dan ikan akan disimpan di lemari pendingin. Ikan yang tidak habis diproduksi pada hari dimana saat ikan tiba akan disimpan
dilemari pendingin untuk diproduksi keesokan harinya berdasarkan wawancara terhadap Kepala Produksi.
b. Kaleng
Kaleng dibeli tidak sesaat sebelum proses produksi dimulai. Kaleng dibeli langsung dalam partai besar untuk menghemat biaya
angkut, karena pemasok kaleng berasal dari luar pulau Bali. Pemasok terdekat adalah berasal dari Sidoarjo yang membutuhkan wktu
pengiriman 5-6 jam perjalanan. Merek produk yang sering diproduksi akan mengalami
turnover
pembelian kaleng yang sering dibandingkan dengan merek produk yang jarang diproduksi. Hal ini menyebabkan
kaleng-kaleng dari merek produk yang jarang diproduksi menjadi usang dimakan usia dan banyak yang rusak akibat tertindih sekian
lama. Contohnya merek ACC, Olympic, dan Benua. Gudang penyimpanan kaleng memiliki luas 2.800 meter
2
, hampir menyamai luas bangunan pabrik yang luasnya mencapai 3.000 meter
2
berdasarkan pengamatan di lokasi dan wawancara terhadap Pengawas Gudang Kaleng.
Gambar 5.3: Gudang penyimpanan kaleng
c. Pasta Tomat dan Tepung Jagung
Waktu pengiriman kurang lebih 6-7 jam menggunakan truk kontainer. Pasta tomat dan tepung jagung yang tiba dari pengiriman
disimpan di lantai dua bangunan pabrik, yaitu dekat dengan produksi saus tomat dan saus cabai dengan ukuran ruangan kurang lebih 7 x 5
meter. Ruangan tersebut juga dipakai untuk menyimpan bumbu. d.
Bumbu Waktu pengiriman sama seperti pasta tomat dan tepung jagung,
kurang lebih 6-7 jam menggunakan truk kontainer. Bumbu juga disimpan di lantai dua bangunan pabrik, yaitu dekat dengan produksi
saus tomat dan saus cabai dengan ukuran ruangan kurang lebih 7 x 5 meter.
e. Minyak Sayur
Minyak sayur dibeli setiap sebelum memproduksi kemasan ukuran 125 gram. Sama seperti ikan, minyak sayur yang tiba langsung
digunakan untuk produksi, jika tidak habis maka akan disimpan pada tangki di lantai dua bangunan pabrik dekat dengan penyimpanan
bumbu dan pasta tomat. f.
Es Balok Es balok disimpan di lemari pendingin untuk mengawetkan ikan yang
ada didalamnya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
g. Bahan Bakar Mesin
Batubara dan kayu bakar disimpan di area barat pabrik. Batubara dan kayu bakar tidak langsung habis digunakan. Bagian pembelian
batubara dan kayu bakar membelinya rata-rata seminggu dua kali berdasarkan wawancara terhadap Kepala Produksi.
h. Barang Jadi
Barang jadi disimpan di warehouse yang sebelumnya di kemas dalam dus. Barang jadi yang sudah dipesan sebelumnya langsung
dikirim. Begitu juga b arang jadi “titipan” dari perusahaan yang bekerja
sama dengan PT Indohamafish, yaitu PT Canning Indonesian Products, dengan merek Pronas dan PT Lasalle Food, dengan merek Del Monte
juga langsung dikirim ke distributor berdasarkan wawancara terhadap Kepala Produksi.
3. Tata Letak
a. Tata Letak Perusahaan
Pada gambar 5.4 menunjukkan tata letak perusahaan dan lantai produksi. Dalam gambar tersebut tidak terdapat gudang kaleng, tempat
penyimpanan batubara dan kayu bakar, serta lahan kosong tempat membakar dan mengubur barang yang cacat. Tempat-tempat tersebut
berada di lahan yang berbeda dari lokasi yang ada pada gambar. Di sebelah barat seberang jalan PT Indohamafish memiliki bebrapa
bangunan lagi, diantaranya adalah tempat perbaikan mesin dan alat berat, bangunan kantor, kantin, tempat parkir sepeda motor dan mobil
karyawan, serta truk kontainer, bangunan pabrik, tempat penyimpanan kaleng, tempat penyimpanan bahan bakar mesin, lemari pendingin, dan
lahan kosong untuk mengubur maupun membakar barang cacat. Selain beberapa bangunan yang telah disebutkan, juga terdapat bale-bale
untuk para karyawan duduk bersantai bercengkerama dengan karyawan lainnya. Area barat ini biasa disebut dengan
plant B area
berdasarkan pengamatan di lokasi dan dokumen perusahaan.
Gambar 5.4: Tata letak perusahaan dan mesin
b. Tata Letak Mesin Pabrik
Mesin diletakan berdekatan sesuai dengan urutan produksi ikan kaleng. Proses
cutting
,
filling
, dan
cooling
dilakukan oleh tenaga manusia, sedangkan proses lainnya dikerjakan oleh mesin dengan
pengawasan tenaga manusia berdasarkan pengamatan di lokasi dan dokumen perusahaan.
c. Alur Pergerakan Bahan Baku
G
Gambar 5.5: Alur pergerakan bahan baku
4. Penjadwalan
Aktivitas produksi dilakukan hanya pada saat bahan baku utama, yaitu ikan tersedia. Ketersediaan ikan bergantung pada faktor alam.
Perusahaan melakukan produksi dalam partai besar untuk memaksimalkan persediaan barang jadi agar terus dapat menyalurkannya kepada para
konsumen dan distributor. Jika ikan tidak tersedia dan persediaan barang jadi habis, maka akan berpengaruh terhadap pendapatan perusahaan. Jadi,
produksi ikan kaleng di PT Indohamafish tidak memiliki jadwal produksi yang tetap. Produksi dilakukan sesuai dengan jumlah bahan baku ikan dan
biasanya dilakukan dalam jumlah yang besar untuk sekali produksi berdasarkan pengamatan di lokasi dan wawancara terhadap Kepala
Produksi. 5.
Pemberdayaan Karyawan a.
Karyawan Bulanan Karyawan bulanan meliputi karyawat pejabat struktural
perusahaan, staf, dan satpam. Gaji karyawan bulanan dibayarkan setiap bulannya. Karyawan bulanan mendapat pelatihan khusus, terutama
untuk pejabat struktural perusahaan. Pelatihan diadakan di Surabaya pada setahun sekali dalam hal standar produksi, standar produk, dan
pengetahuan lainnya mengenai proses pengalengan ikan. Para teknisi mesin produksi juga mengikuti pelatihan tersebut, guna menambah
wawasan mengenai penggunaan mesin-mesin baru yang mungkin telah ada. Tidak hanya mesin baru, juga kiat-kiat mereparasi mesin dan
perawatan mesin. Selain pelatihan setahun sekali di Surabaya, juga dilakukan pelatihan oleh pemerintah Provinsi Bali yang diadakan di
Denpasar mengenai limbah, kepuasan konsumen, serta kesehatan masyarakat.
b. Karyawan Harian
Karyawan harian meliputi karyawan yang turut serta dalam proses produksi maupun staf administrasi dibawah pengawasan
karyawan bulanan. Gaji yang dibayarkan kepada karyawan harian adalah setiap bulan, namun dengan perhitungan presensi harian.
c. Karyawan Borongan
Karyawan borongan
meliputi karyawan
yang bekerja
menggunting dan mencuci ikan dan mengelap kaleng yang masih basah setelah proses
cooling
. Sesaat setelah perekurutan karyawan borongan, diadakan pelatihan
training
mengenai cara, tata krama, aturan, dan berbagai pengetahuan yang berkaitan dengan proses
produksi. Pelatihan di awal kerja berlangsung kurang lebih dua minggu untuk karyawan borongan. Mereka adalah warga desa Pengambengan
yang tempat tinggalnya di sekitar pabrik. Hampir setiap rumah di desa tersebut salah satu anggota keluarganya adalah karyawan borongan di
PT Indohamafish. Mereka akan dipanggil untuk bekerja hanya pada saat bahan baku ikan tersedia. Upah mereka dibayarkan per hari.
Pabrik yang hanya berproduksi pada saat tersedianya bahan baku ikan menyebabkan ada beberapa karyawan borongan yang tidak
bekerja setelah lama pabrik tidak berproduksi. Beberapa karyawan borongan tersebut bekerja di pabrik pengalengan ikan yang lainnya
yang berlokasi tidak jauh dari PT Indohamafish. Jadi, tidak semua karyawan borongan akan menetap di PT Indohamafish, adakalanya
ketika ada kebutuhan akan karyawan borongan di pabrik lain, mereka akan pindah. Perputaran keluar masuknya karyawan cenderung tinggi
berdasarkan pengamatan di lokasi dan wawancara terhadap Kepala QA.
6. Produksi
Aktivitas produksi dilaksanakan bila bahan baku ikan tersedia. Jika ikan tersedia, pabrik akan berproduksi sampai bahan baku ikan habis. Ikan
kaleng hasil produksi berdasarkan pesanan akan langsung di kirim ke distributor begitu proses selesai dan di kemas dalam dus. Produk yang
dihasilkan selain produk pesanan akan menjadi persediaan barang jadi. Bagian pemasaran akan menawarkan barang kepada distributor maupun
konsumen. Selain itu produk yang belum berhasil ditawarkan akan menunggu adanya permintaan dari distributor lain berdasarkan
wawancara terhadap Kepala Produksi. 7.
Kualitas Bahan baku yang baru tiba tidak semuanya langsung diproduksi.
Beberapa diantara seperti kaleng, bumbu, pasta tomat dan tepung jagung bahkan mengalami proses penyimpanan terlebih dahulu. Kerusakan karena
penyimpanan kaleng yang terlalu lama sering terjadi, terutama untuk PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kaleng yang berada di tumpukan paling bawah. Namun untuk bahan baku makanan seperti bumbu, pasta tomat, dan tepung jagung, tidak akan
disimpan terlalu lama, karena perusahaan menggunakan metode FIFO
first in first out
untuk menjauhkan bahan baku makanan dari kebusukan. Perusahaan tidak berani tidak mencadangkan persediaan bahan baku yang
disebutkan, karena perusahaan tidak dapat mengestimasi jumlah ikan ton yang datang pada hari itu, namun yang pasti diatas 5 ton perharinya. PT
Indohamafish melakukan permintaan pengiriman ikan saat tersedianya ikan di pemasok, jadi begitu ikan tersedia akan langsung di kirim ke lokasi
pabrik berdasarkan pengamatan di lokasi. 8.
Jidoka
a. Otomatisasi
Sebagian besar proses produksi sudah menggunakan mesin sebagai pengganti tenaga manusia, yaitu:
1 Rel berjalan secara otomatis dimulai dari proses gunting dan cuci,
precooking, sauceoil filling
, hingga mesin
seamer
. Dengan bantuan mesin seperti ini, tenaga manusia sudah tidak diperlukan
lagi untuk turut serta mengangkutnya. Temaga manusia di sini hanya bertugas sebagai pengawas.
2 Mesin
sauceoil filling
yang secara otomatis mengisi
sauce
maupun minyak sayur pada kaleng.
3 Mesin
seamer
yaitu mesin penutup kaleng. Tidak perlu dilakukan oleh tangan manusia untuk menutup kaleng, mesin seamer
berkecepatan tinggi siap diaktifkan. 4
Katrol pengangkatan dan pemindah barang dari kolam inspeksi menuju mesin
retort
. 5
Mesin
jet print code
yang melabeli produk yang telah jadi, maupun yang belum jadi dilabeli pada tutup kaleng.
6 Alat-alat berat yang berfungsi untuk mengangkat dan
memindahkan dus-dus yang berisi produk untuk dimasukkan dalam truk.
b. Otonomasi
Pada proses produksi, tidak ada otonomasi yang bertindak dalam masing-masing mesin. Semua mesin berjalan begitu saja, tanpa ada
sensor produk cacat berdasarkan pengamatan di lokasi. 9.
Manufacturing Cycle Effectiveness
MCE Pada metode
manufacturing cycle time
MCE, komponen yang dibutuhkan untuk memperoleh persentase MCE
yaitu
processing time, waiting time, moving time, inspection time
dan
storage time
. Kelima data waktu ini diperoleh dari mengikuti secara langsung proses produksi pada
lantai produksi dan menghitung waktunya. Perhitungan waktu menggunakan
stopwatch
. Adakalanya dilakukan pembulatan waktu untuk memudahkan proses pengolahan dan analisis data.
Cycle time
pada setiap ukuran kemasan ikan kaleng berbeda-beda. Ikan kaleng kemasan 125 gram akan berbeda waktu prosesnya dengan
ikan kaleng ukuran kemasan 155 gram, begitu juga dengan ukuran kemasan 425 gram. Ketiga ukuran kemasan ini memiliki kecepatan
pengerjaan mesin yang berbeda-beda. Mesin
precooking
adalah mesin pertama pada proses produksi yang digunakan untuk pematangan ikan
tahap pertama yang menjadi patokan jumlah produksi pada satu kali proses produksi. Berikut adalah ukuran kaleng setiap kemasan ikan kaleng:
Tabel 5.1: Ukuran Kaleng Setiap Kemasan No
Ukuran Ukuran Kaleng cm
Kaleng P
L T
1 125 gr
11,0 6,9
2,8 2
155 gr 5,5
5,5 8,8
3 425 gr
8,0 8,0
11,3
a. Kapasitas Mesin
Kapasitas maupun kecepatan mesin yang digunakan pada proses produksi, yaitu sebagai berikut:
1 Mesin
Precooking
Tabel 5.2: Kapasitas Mesin
Precooking
No Ukuran
Uk. Mesin cm Uk. Kaleng cm
Kap. Kaleng
P L
Luas cm
2
P L
Luas Mesin
1
125 gr 1.200
50 60.000 11,0
6,9 75,90
779
2
155 gr 1.200
50 60.000
5,5 5,5
30,25 1.983
3
425 gr 1.200
70 84.000
8,0 8,0
64,00 1.313
mesin
precooking
pada ukuran kemasan 125 gram berisi 7 buah rel dibagian LEBAR mesin yang seukuran dengan lebar 7 kaleng
ukuran 125 gram. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Mesin
precooking
adalah mesin yang pertama digunakan pada produksi ikan kaleng. Mesin
precooking
berfungsi sebagai pematangan ikan tahap pertama. Mesin ini bekerja sebelum ikan
diberi saus atau minyak sayur. Mesin untuk kemasan 125 gram dan 155 gram memiliki ukuran yang sama, sedangkan untuk kemasan
425 gram, lebarnya lebih besar 20 cm. Ketiga mesin memiliki tinggi yang sama yaitu 50 cm. Namun tinggi mesin tidak
berpengaruh dengan kapasitas kaleng, karena dalam proses
precooking
ini, kaleng tidak ditumpuk. Jumlah kapasitas mesin diperoleh dari:
a Kemasan 125 gram
1.20011 x 507 = 779 kaleng b
Kemasan 155 gram 1.200 x 505,5 x 5,5 = 1.983 kaleng
c Kemasan 425 gram
1.200 x 708 x 8 = 1.313 kaleng 2
Mesin
Sauce Oil Filling
Tabel 5.3: Kapasitas Mesin
Sauce Oil Filling
No Kemasan
Jenis Kecepatan Mesin
Kaleng Isian
kalengmenit
1 125 gr
Minyak Sayur 90
2 155 gr
Saus 250
3 425 gr
Saus 150
Kapasitas mesin
sauce oil filling
berbeda-beda setiap ukuran kalengnya. Kecepatan mesin dapat diatur sesuai kebutuhan.
Angka diatas merupakan kecepatan normal yang biasa digunakan untuk produksi untuk menjaga keawetan mesin.
3 Mesin
Seamer
Tabel 5.4: Kapasitas Mesin
Seamer
No Kemasan
Kecepatan Mesin Kaleng
kalengmenit
1 125 gr
110 2
155 gr 165
3 425 gr
195 Kapasitas mesin
seamer
berbeda-beda setiap ukuran kalengnya. Pada setiap mesin ada SDM pengawas yang bertugas
untuk mengawasi jalannya proses
seaming
. Tenaga pengawas merupakan orang-orang dari ahli teknis mesin. Kecepatan mesin
dapat diatur sesuai kebutuhan. Angka diatas merupakan kecepatan normal yang biasa digunakan untuk produksi untuk menjaga
keawetan mesin. 4
Mesin
Retort
Tabel 5.5: Kapasitas Mesin
Retort
No Kemasan
Kapasitas Mesin Kaleng
Retort A Retort B
1 125 gr
800 1.200
2 155 gr
1.300 1.600
3 425 gr
600 800
Kapasitas mesin
retort
tidak dihitung berdasarkan ukuran mesin yang bisa diukur dari luar, karena ruang didalam mesin tidak
digunakan semuanya. Mesin
retort
berbentuk tabung. Mesin
retort
A berjumlah 10 unit, dengan ukuran panjang 4 meter dan diameter 2,5 meter. Sedangkan mesin
retort
B hanya berjumlah 1 unit dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
memiliki panjang yang sama, namun dengan diameter yang berbeda, yaitu 3,2 meter.
b.
Cycle Time
Berikut adalah rincian
cycle time
: 1
Processing Time Processing time
atau waktu proses setiap kemasan ikan kaleng berbeda.
a Kemasan 125 gram
Tabel 5.6: Waktu Proses Ukuran Kemasan 125 gram
No Proses
Waktu menit
1
Cutting
38,95 2
Fish Filling
38,95 3
Precooking
12,50 4
Oil Filling
8,65 5
Seaming
7,08 6
Retort
67,50 7
Cooling
17,50 Jumlah
191,13 Jumlah jam
3,18 Dalam proses produksi ikan kaleng, mesin pertama yang
digunakan adalah mesin
precooking
. Proses
cutting
dan
fish filling
dilakukan oleh tenaga manusia. Kapasitas mesin
precooking
untuk kemasan ukuran 125 gram adalah 779 kaleng. Jadi, proses
cutting
dan
fish filling
mengikuti kapasitas mesin
precooking
. Ikan yang telah digunting digunting dibawah air mengalir guna membersihkan ikan dari kotoran
maupun darah ikan pada proses
cutting
dimasukkan dalam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kaleng yang ditempatkan pada mesin berjalan menuju mesin
precooking
. Pengisian ikan pada kaleng dilakukan saat kaleng dalam perjalanan ke mesin
precooking
untuk menghemat waktu produksi.
Mesin akan berhenti bergerak ketika kapasitas mesin
precooking
penuh, yaitu pada jumlah 779 kaleng. Jadi, waktu yang dibutuhkan untuk mengisi penuh mesin
precooking
adalah 77,90 menit. Jadi, di menit 77,90 ditambah waktu proses
precooking
12,5 menit berikutnya akan ada proses produksi kembali. Waktu diperoleh dari kurang lebih 6 detik waktu
cutting
dan
fish filling
pada setiap kaleng dikalikan dengan 779 kaleng dan dibagi 60 satu menit = 60 detik. Waktu proses
cutting
dan
fish filling
dibagi sama rata 38,95 menit, untuk memudahkan perhitungan serta dikarenakan kedua proses ini
dilakukan secara berkesinambungan. 1.
Cutting
Kapasitas mesin 779 kaleng dengan waktu
cutting
dan
fish filling
6 detik per kaleng dihitung menggunakan
stopwatch
. = 779 x 6602
= 77,902 = 38,95 menit
2.
Fish Filling
Kapasitas mesin 779 kaleng dengan waktu
cutting
dan
fish filling
6 detik per kaleng dihitung menggunakan
stopwatch
. = 779 x 6602
= 77,902 = 38,95 menit
3.
Precooking
Kisaran waktu proses diantara 10-15 menit. = 10+152
= 12,50 menit
4.
Oil Filling
Mesin dapat bekerja untuk 90 kaleng dalam satu menit mesin
retort
A. = 77990
= 8,56 menit
5.
Seaming
Mesin dapat bekerja untuk 110 kaleng dalam satu menit. = 779110
= 7,08 menit
6.
Retort
Kisaran waktu proses diantara 60-75 menit. = 60+752
= 67,50 menit PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7.
Cooling
Kisaran waktu proses diantara 15-20 menit. = 15+202
= 17,50 menit Jadi, total keseluruhan dari waktu proses pada ukuran kemasan
125 gram adalah 191,13 menit atau 3,18 jam 3 jam 10 menit. b
Kemasan 155 gram
Tabel 5.7: Waktu Proses Ukuran Kemasan 155 gram
No Proses
Waktu menit
1
Cutting
99,15 2
Fish Filling
99,15 3
Precooking
12,50 4
Sauce Filling
7,93 5
Seaming
12,02 6
Retort
67,50 7
Cooling
17,50 Jumlah
315,75 Jumlah jam
5,26 Dalam proses produksi ikan kaleng, mesin pertama yang
digunakan adalah mesin
precooking
. Proses
cutting
dan
fish filling
dilakukan oleh tenaga manusia. Kapasitas mesin
precooking
untuk kemasan ukuran 155 gram adalah 1.983 kaleng. Jadi, proses
cutting
dan
fish filling
mengikuti kapasitas mesin
precooking
. Ikan yang telah digunting digunting dibawah air mengalir guna membersihkan ikan dari kotoran
maupun darah ikan pada proses
cutting
dimasukkan dalam kaleng yang ditempatkan pada mesin berjalan menuju mesin
precooking
. Pengisian ikan pada kaleng dilakukan saat kaleng dalam perjalanan ke mesin
precooking
untuk menghemat waktu produksi.
Mesin akan berhenti bergerak ketika kapasitas mesin
precooking
penuh, yaitu pada jumlah 1.983 kaleng. Jadi, waktu yang dibutuhkan untuk mengisi penuh mesin
precooking
adalah 198,30 menit. Jadi, di menit 198,30 ditambah waktu proses
precooking
12,5 menit berikutnya akan ada proses produksi kembali. Waktu diperoleh dari kurang lebih 6 detik
waktu
cutting
dan
fish filling
pada setiap kaleng dikalikan dengan 1.983 kaleng dan dibagi 60 satu menit = 60 detik.
Waktu proses
cutting
dan
fish filling
dibagi sama rata 99,15 menit, untuk memudahkan perhitungan serta dikarenakan
kedua proses ini dilakukan secara berkesinambungan. 1.
Cutting
Kapasitas mesin 1.983 kaleng dengan waktu
cutting
dan
fish filling
6 detik per kaleng dihitung menggunakan
stopwatch
. = 1.983 x 6602
= 198,302 = 99,15 menit
2.
Fish Filling
Kapasitas mesin 1.983 kaleng dengan waktu
cutting
dan
fish filling
6 detik per kaleng dihitung menggunakan
stopwatch
. = 1.983 x 6602
= 198,302 = 99,15 menit
3.
Precooking
Kisaran waktu proses diantara 10-15 menit. = 10+152
= 12,50 menit
4.
Sauce Filling
Mesin dapat bekerja untuk 250 kaleng dalam satu menit mesin
retort
A. = 1.983250
= 7,93 menit
5.
Seaming
Mesin dapat bekerja untuk 165 kaleng dalam satu menit. = 1.983165
= 12,02 menit
6.
Retort
Kisaran waktu proses diantara 60-75 menit. = 60+752
= 67,50 menit PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7.
Cooling
Kisaran waktu proses diantara 15-20 menit. = 15+202
= 17,50 menit
Jadi, total keseluruhan dari waktu proses pada ukuran kemasan 155 gram adalah 315,75 menit atau 5,26 jam 5 jam 15 menit.
c Kemasan 425 gram
Tabel 5.8: Waktu Proses Ukuran Kemasan 425 gram
No Proses
Waktu menit
1
Cutting
76,60 2
Fish Filling
76,60 3
Precooking
12,50 4
Sauce Filling
8,75 5
Seaming
6,73 6
Retort
67,50 7
Cooling
17,50 Jumlah
266,18 Jumlah jam
4,44 Dalam proses produksi ikan kaleng, mesin pertama yang
digunakan adalah mesin
precooking
. Proses
cutting
dan
fish filling
dilakukan oleh tenaga manusia. Kapasitas mesin
precooking
untuk kemasan ukuran 425 gram adalah 1.313 kaleng. Jadi, proses
cutting
dan
fish filling
mengikuti kapasitas mesin
precooking
. Ikan yang telah digunting digunting dibawah air mengalir guna membersihkan ikan dari kotoran
maupun darah ikan pada proses
cutting
dimasukkan dalam kaleng yang ditempatkan pada mesin berjalan menuju mesin
precooking
. Pengisian ikan pada kaleng dilakukan saat kaleng dalam perjalanan ke mesin
precooking
untuk menghemat waktu produksi.
Mesin akan berhenti bergerak ketika kapasitas mesin
precooking
penuh, yaitu pada jumlah 1.313 kaleng. Jadi, waktu yang dibutuhkan untuk mengisi penuh mesin
precooking
adalah 153,18 menit. Jadi, di menit 153,18 ditambah waktu proses
precooking
12,5 menit berikutnya akan ada proses produksi kembali. Waktu diperoleh dari kurang lebih 7 detik
waktu
cutting
dan
fish filling
pada setiap kaleng dikalikan dengan 1.313 kaleng dan dibagi 60 satu menit = 60 detik.
Waktu proses
cutting
dan
fish filling
dibagi sama rata 76,60 menit, untuk memudahkan perhitungan serta dikarenakan
kedua proses ini dilakukan secara berkesinambungan. 1.
Cutting
Kapasitas mesin 1.313 kaleng dengan waktu
cutting
dan
fish filling
7 detik per kaleng dihitung menggunakan
stopwatch
. = 1.313 x 7602
= 153,182 = 76,60 menit
2.
Fish Filling
Kapasitas mesin 1.313 kaleng dengan waktu
cutting
dan
fish filling
7 detik per kaleng dihitung menggunakan
stopwatch
. = 1.313 x 7602
= 153,182 = 76,60 menit
3.
Precooking
Kisaran waktu proses diantara 10-15 menit. = 10+152
= 12,50 menit
4.
Sauce Filling
Mesin dapat bekerja untuk 150 kaleng dalam satu menit mesin
retort
A. = 1.313150
= 8,75 menit
5.
Seaming
Mesin dapat bekerja untuk 195 kaleng dalam satu menit. = 1.313195
= 6,73 menit
6.
Retort
Kisaran waktu proses diantara 60-75 menit. = 60+752
= 67,50 menit PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7.
Cooling
Kisaran waktu proses diantara 15-20 menit = 15+202
= 17,50 menit
Jadi, total keseluruhan dari waktu proses pada ukuran kemasan 425 gram adalah 266,18 menit atau 4,44 jam 4 jam 26 menit.
2
Waiting Time
Tidak ada aktivitas penyimpanan selama proses produksi berlangsung.
3
Moving Time
a Kemasan 125 gram
Tabel 5.9: Waktu Pemindahan Ukuran Kemasan 125 gram
No Aktivitas
Waktu menit
1 Perjalanan dari pemeriksaan
ke mesin
retort
0,53 2
Pengeluaran kaleng dari mesin
retort
3,00 Jumlah
3,53 Pengangkatan dan perjalanan kaleng dari pemeriksaan
menuju mesin
retort
dilakukan menggunakan katrol yang dikaitkan pada keranjang besi pada dasar kolam, keranjang
yang telah diangkat lalu di bawa ke mesin
retort
dengan katrol yang sama. Aktivitas ini membutuhkan waktu 32
detik atau 0,53 menit. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Setelah kaleng mengalami proses
retort
atau sterilisasi, kaleng di keluarkan dari mesin
retort
dan diletakkan di depan mesin dengan jarak 2 meter dalam
waktu kurang lebih 3 menit untuk melanjutkan ke proses selanjutnya yaitu proses
cooling
, dengan cara disemprotkan dengan air dingin selama 15-20 menit.
b Kemasan 155 gram
Tabel 5.10: Waktu Pemindahan Ukuran Kemasan 155 gram
No Aktivitas
Waktu menit
1 Perjalanan dari pemeriksaan
ke mesin
retort
0,38 2
Pengeluaran kaleng dari mesin
retort
3,00 Jumlah
3,38 Pengangkatan dan perjalanan kaleng dari pemeriksaan
menuju mesin
retort
dilakukan menggunakan katrol yang dikaitkan pada keranjang besi pada dasar kolam, keranjang
yang telah diangkat lalu di bawa ke mesin
retort
dengan katrol yang sama. Aktivitas ini membutuhkan waktu 23
detik atau 0,38 menit. Setelah kaleng mengalami proses
retort
atau sterilisasi, kaleng di keluarkan dari mesin
retort
dan diletakkan di depan mesin dengan jarak 2 meter dalam waktu kurang lebih 3 menit untuk melanjutkan ke proses
selanjutnya yaitu proses
cooling
, dengan cara disemprotkan dengan air dingin selama 15-20 menit.
c Kemasan 425 gram
Tabel 5.11: Waktu Pemindahan Ukuran Kemasan 425 gram
No Aktivitas
Waktu menit
1 Perjalanan dari pemeriksaan ke
mesin
retort
0,23 2
Pengeluaran kaleng dari mesin
retort
3,00 Jumlah
3,23 Pengangkatan dan perjalanan kaleng dari pemeriksaan
menuju mesin
retort
dilakukan menggunakan katrol yang dikaitkan pada keranjang besi pada dasar kolam, keranjang
yang telah diangkat lalu di bawa ke mesin
retort
dengan katrol yang sama. Aktivitas ini membutuhkan waktu 14
detik atau 0,23 menit karena letaknya paling dekat dengan mesin
retort
. Setelah kaleng mengalami proses
retort
atau sterilisasi, kaleng di keluarkan dari mesin
retort
dan diletakkan di depan mesin dengan jarak 2 meter dalam
waktu kurang lebih 3 menit untuk melanjutkan ke proses selanjutnya yaitu proses
cooling
, dengan cara disemprotkan dengan air dingin selama 15-20 menit.
4
Inspection Time
Kaleng yang telah melalui proses
seaming
diarahkan langsung dengan perosotan kecil untuk masuk ke kolam
pemeriksaan produk cacat. Produk cacat akan terlihat mengambang, karena kekurangan sausminyak atau kelebihan
angin. Produk cacat akan dimusnahkan dengan cara ditimbun atau dibakar pada lahan kosong milik PT Indohamafish yang
letaknya di sebelah barat pabrik. Waktu yang dibutuhkan untuk merendam kaleng dalam kolam adalah selama proses
seaming
ditambah perjalanan kaleng setelah proses
seaming
menuju kolam inspeksi, karena setelah proses
seaming
berlangsung, kaleng langsung diterjunkan ke kolam inspeksi. Jadi, waktu
inspeksi tidak dibebankan, karena waktunya bersamaan dengan proses
seaming
. Begitu proses
seaming
selesai, kaleng langsung diangkat dan dibawa ke mesin
retort
untuk proses sterilisasi.
c. Perhitungan MCE
Deskripsi data diatas telah menunjukkan
processing time, waiting time, moving time, inspection time
dan
storage time
dalam satu kali proses produksi. Namun selama proses produksi tidak ditemukan
storage time
, dan
waiting time
. Begitu juga dengan
inspection time
, aktivitas inspeksi dilakukan, namun waktunya tidak di masukkan ke
perhitungan, karena waktu inspeksi bersamaan dengan proses
seaming
. Jadi, komponen
MCE
pada proses produksi ikan kaleng ada dua, yaitu
processing time
dan
moving time.
1 Total
Cycle Time
Berikut adalah jumlah waktu keseluruhan dari proses produksi: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a Kemasan 125 gram
Tabel 5.12: Jumlah Waktu Ukuran Kemasan 125 gram
No Aktivitas Waktu
Waktu menit
1
Processing
191,13 2
Moving
3,53 Jumlah
194,66 Jumlah jam
3,24 Sumber: data diolah pada tahun 2017
Pada proses produksi kemasan 125 gram, waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi 779 ikan kaleng adalah 194,66
menit atau 3,24 jam 3 jam 14 menit. b
Kemasan 155 gram
Tabel 5.13: Jumlah Waktu Ukuran Kemasan 155 gram
No Aktivitas Waktu
Waktu menit
1
Processing
315,75 2
Moving
3,38 Jumlah
319,13 Jumlah jam
5,32 Sumber: data diolah pada tahun 2017
Pada proses produksi kemasan 155 gram, waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi 1.983 ikan kaleng adalah
319,13 menit atau 5,32 jam 5 jam 19 menit. c
Kemasan 425 gram
Tabel 5.14: Jumlah Waktu Ukuran Kemasan 425 gram
No Aktivitas Waktu
Waktu menit
1
Processing
266,18 2
Moving
3,23 Jumlah
269,41 Jumlah jam
4,49 Sumber: data diolah pada tahun 2017
Pada proses produksi kemasan 425 gram, waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi 1.313 ikan kaleng adalah
269,41 menit atau 4,49 jam 4 jam 29 menit. 2
Persentase
Manufacturing Cycle Effectiveness
MCE
Tabel 5.15: Persentase
Manufacturing Cycle Effectiveness
MCE No
Ukuran
Processing Moving
Jumlah MCE
Kaleng menit
menit
1 125 gr
191,13 3,53
194,66 98,18
2 155 gr
315,75 3,38
319,13 98,94
3 425 gr
266,18 3,23
269,41 98,80
Sumber: data diolah pada tahun 2017 a
Kemasan 125 gram Pada kaleng kemasan ukuran 125 gram, persentase
MCE
sebesar 98,18. Artinya, dalam proses produksi ikan kaleng ukurang kemasan 125 gram,
value added activity
-nya adalah sebesar 98,18. Sedangkan
non value added activity
-nya sebesar 1,82. Angka ini mendekati angka idealnya, yaitu
100. NVAA = 100 - VAA
= 100 - 98,18 = 1,82
b Kemasan 155 gram
Pada kaleng kemasan ukuran 155 gram, persentase MCE sebesar 98,94. Artinya, dalam proses produksi ikan kaleng
ukurang kemasan 155 gram,
value added activity
-nya adalah sebesar 98,94. Sedangkan
non value added activity
-nya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sebesar 1,06. Angka ini mendekati angka idealnya, yaitu 100.
NVAA = 100 - VAA = 100 - 98,94
= 1,06 c
Kemasan 425 gram Pada kaleng kemasan ukuran 425 gram, persentase MCE
sebesar 98,80. Artinya, dalam proses produksi ikan kaleng ukurang kemasan 425 gram,
value added activity
-nya adalah sebesar 98,80. Sedangkan
non value added activity
-nya sebesar 1,20. Angka ini mendekati angka idealnya, yaitu
100. NVAA = 100 - VAA
= 100 - 98,80 = 1,20
Berdasarkan perhitungan diatas, rata-rata MCE dari tiga kemasan tersebut adalah 98,64 mewakili
value added activity
dan angka 1,36 mewakili
non value added activity
.