Instrumen Penelitian dan Pengembangannya

71 merupakan dokumen. Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan data-data terkait dengan anak tunanetra, berupa data pribadi atau kesehatan anak, hasil tes intelegensi atau asesmen anak, data prestasi anak, seperti hasil pekerjaan anak, catatan aneksdote tentang anak tunanetra dari guru, dan rapor anak, serta data tentang fasilitas yang dimiliki sekolah. Dari dokumen yang telah dikumpulkan, kemudian peneliti menganalisis masing-masing dokumen untuk memperoleh data penunjang terkait penyesuaian diri anak tunanetra.

E. Instrumen Penelitian dan Pengembangannya

Instrumen penelitian merupakan alat atau fasilitas yang dipergunakan peneliti dalam proses pengumpulan data untuk mempermudah peneliti dan agar hasilnya lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah Suharsimi Arikunto, 2014: 203. Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Peneliti kualitatif sebagai human instrument, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumberdata, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data, dan membuat kesimpulan atas temuannya Sugiyono, 2007: 222. Hal ini ditegaskan oleh Creswell 2014: 261, yang mengemukakan bahwa dalam penelitian kualitatif peneliti berperan sebagai instrumen kunci researcher as key instrument. Hal ini memiliki makna bahwa peneliti kualitatif 72 mengumpulkan sendiri data yang dibutuhkan dengan berbagai teknik pengumpulan data. Selain peneliti sebagai instrumen kunci, dalam penelitian ini peneliti juga menggunakan beberapa instrumen bantu untuk mengumpulkan data. Instrumen bantu yang dipergunakan oleh peneliti adalah pedoman observasi dan pedoman wawancara, sehingga untuk kedua instrumen tersebut peneliti berperan sebagai pelapor. Langkah-langkah yang ditempuh dalam menyusun instrumen berawal dari mendefinisikan variabel penelitian, menentukan komponen penelitian, kemudian peneliti menjabarkan komponen tersebut ke dalam indicator. Langkah selanjutnya adalah menyusun kisi-kisi instrumen penelitian berdasarkan hasil penjabaran variabel. Adapun komponen dalam penelitian ini adalah karakteristik anak tunanetra, keterbatasan yang dimiliki anak tunanetra, bentuk penyesuaian diri anak tunanetra, faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri anak tunanetra, dan hambatan yang dialami anak tunanetra dalam proses penyesuaian diri. Tabel 1. Kisi-kisi Observasi Penyesuaian Diri Anak Tunanetra di Sekolah Variabel Komponen Indikator No. Item Pengamatan Jumlah Item Karakteristik anak tunanetra 1. Keutuhan pengertianpengenalan yang dimiliki tentang suatu objek, 2. kecemasan diri yang dimiliki, 3. konsep diri yang dimiliki, 4. ekspresi emosi yang 1, 2, 3, 4, 5, 6 6 73 sering ditunjukkan, 5. fleksibilitas dalam gerak dan tingkah laku, dan 6. perilaku stereotype blindismyang ditunjukkan. Keterbatasan anak tunanetra a. kemampuan menangkap stumulasi visual, b. kemampuan orientasi dan mobilitas, c. kemampuan interaksi dengan lingkungan, d. kemampuan komunikasi non verbal dan emosional, e. kemampuan identifikasi dan imitasi. 7, 8, 9, 10, 11 5 Penyesuai an Diri Anak Tunenetra di Sekolah Inklusif Bentuk penyesuaian diri anak tunenetra tanda-tanda penyesuaian diri yang ditunjukkan 1. ketegangan emosional yang ditunjukkan, 2. mekanisme pertahanan diri yang ditunjukkan, 3. frustasi yang ditunjukkan, 4. sikap yang ditunjukkan dalam menghadapi masalah, 5. kepuasan diri terhadap usaha yang telah dilakukan, 6. konflik dengan orang lain 12, 13, 14, 15, 16, 17 6 bentuk khusus dari penyesuaian diri yang positif 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24 7 Bentuk khusus dari penyesuaian diri yang negative 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 41 17 Faktor-faktor yang Faktor Internal a. kondisi fisik anak 42, 43, 44, 45, 46, 47 6 74 mempengaruhi penyesuaian diri anak tunanetra tunanetra yang nampak, b. perkembangan intelektual yang ditunjukkan anak tunanetra, c. perkembangan sosial yang ditunjukkan anak tunanetra, d. perkembangan moral yang ditunjukkan anak tunanetra, e. kematangan emosional yang ditunjukkan anak tunanetra, f. ketaatan anak tunanetra dalam menjalankan agama yang dianutnya Faktor Eksternal 1. kondisi keluarga 2. hubungan anak tunanetra dengan orangtua 3. hubungan anak tunanetra dengan saudaranya 4. pergaulan anak tunanetra di masyarakat 5. hubungan anak tunanetra dengan teman-teman di sekolah 48, 49, 50, 51, 52 5 Hambatan anak tunanetra dalam menyesuaikan diri a. isyarat-isyarat dalam berkomunikasi yang sering digunakan orang awas yang ada di sekolah b. kenyamanan orang awas di sekolah dalam bergaul dengan anak tunanetra c. perilaku stereotype blindism yang sering ditunjukkan anak tunanetra 53, 54, 55 3 75 Tabel 2. Kisi-kisi Wawancara Penyesuaian Diri Anak Tunanetra di Sekolah Variabel Komponen Indikator No. Item Pertanyaan jmlh Item Karakteristik anak tunanetra 1. keutuhan pengertianpengenalan yang dimiliki tentang satu objek 2. kecemasan diri yang dimiliki 3. ekspresi emosi yang sering ditunjukkan 4. fleksibilitas dalam gerak dan tingkah laku yang dimiliki 5. perilaku stereotype blindismyang sering ditunjukkan 1, 2, 3, 4, 5 5 Keterbatasan anak tunanetra a. kemampuan menangkap stumulasi visual b. kemampuan orientasi dan mobilitas c. kemampuan interaksi dengan lingkungan d. kemampuan komunikasi non verbal dan emosional e. kemampuan identifikasi dan imitasi 6, 7, 8, 9, 10 5 Penyesuai an Diri Anak Tunanetra di Sekolah Inklusif Bentuk penyesuaian diri anak tunanetra tanda-tanda penyesuaian diri yang ditunjukkan 1. ketegangan emosional yang dimiliki, 2. mekanisme pertahanan diri yang sering ditunjukkan, 3. frustasi dalam menghadapi masalah, 4. sikap dalam menghadapi masalah, 5. kepuasan diri terhadap usaha yang telah dilakukan, 6. konflik dengan orang lain, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18 8 76 7. pertimbangan dalam mengarahkan diri, 8. kemampuan belajar dari pengalaman, bentuk khusus dari penyesuaian diri yang ditunjukkan a. bentuk khusus dari penyesuaian diri yang positif b. bentuk khusus dari penyesuaian diri yang negatif 19, 20 2 Faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri anak tunanetra Faktor Internal a. pengalaman yang dimiliki, b. konflik yang dihadapi, c. kemampuan intelektual yang dimiliki, d. kemampuan sosial yang dimiliki, e. moral yang ditampilkan, f. kematangan emosional yang dimiliki, g. ketaatan menjalankan agama yang dianut 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27 7 Faktor Eksternal 1. penerimaan dari keluarga 2. hubungan dengan orang tua 3. hubungan dengan saudara 4. pergaulan di masyarakat 5. hubungan dengan teman sekolah 6. pandangan masyarakat di sekitar anak tunanetra tentang ketunanetraan 28, 29, 30, 31, 32, 33 6 Hambatan anak tunanetra dalam penyesuaian 1. isyarat-isyarat dalam berkomunikasi yang sering digunakan orang awas di sekolah 34, 35, 36 3 77 diri 2. kenyamanan orang awas di sekolah dalam bergaul dengan anak tunanetra 3. perilaku stereotype blindsm yang sering ditunjukkan anak tunanetra

F. Teknik Keabsahan Data

Dokumen yang terkait

Perkembangan Kemandirian Anak Tunanetra di Sekolah Luar Biasa Bagian A (Studi Kasus di SLB-A Karya Murni Medan Johor)

20 191 96

Pengaruh Pola Sosialisasi Terhadap Tingkat Penyesuaian Diri (Studi Kasus: Mahasiswa Jurusan Pendidikan IPS Semester VI FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

0 6 118

PRESTASI DIRI PENYANDANG TUNANETRA (STUDI KASUS SEKOLAH LUAR BIASA BAGIAN TUNANETRA Prestasi Diri Penyandang Tunanetra (Studi Kasus Sekolah Luar Biasa Bagian Tunanetra/SLB A-YKAB Surakarta Tahun Ajaran 2012/2013).

0 0 17

PRESTASI DIRI PENYANDANG TUNANETRA (STUDI KASUS SEKOLAH LUAR BIASA BAGIAN TUNANETRA Prestasi Diri Penyandang Tunanetra (Studi Kasus Sekolah Luar Biasa Bagian Tunanetra/SLB A-YKAB Surakarta Tahun Ajaran 2012/2013).

0 1 14

EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAMBAGI ANAK TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA A (SLB-A) EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BAGI ANAK TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA A (SLB-A) (Studi Kasus Pada Tingkat SMP YKAB di SLB-

3 11 16

PENDAHULUAN EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BAGI ANAK TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA A (SLB-A) (Studi Kasus Pada Tingkat SMP YKAB di SLB-A Jebres Surakarta).

0 0 16

KEGIATAN OUTBOUND SEBAGAI PENANAMAN RASA PERCAYA DIRI ANAK TUNANETRA USIA 5-6 TAHUN (STUDI KASUS DI SLB/A-YKAB Kegiatan Outbound Sebagai Penanaman Rasa Percaya Diri Anak Tunanetra Usia 5-6 Tahun (Studi Kasus Di SLB/A-YKAB Surakarta Kecamatan Jebres Kota

0 0 15

KEGIATAN OUTBOUND SEBAGAI PENANAMAN RASA PERCAYA DIRI ANAK TUNANETRA USIA 5-6 TAHUN (STUDI KASUS DI SLB/A-YKAB Kegiatan Outbound Sebagai Penanaman Rasa Percaya Diri Anak Tunanetra Usia 5-6 Tahun (Studi Kasus Di SLB/A-YKAB Surakarta Kecamatan Jebres Kota

0 4 15

MOTIVASI BERPRESTASI ANAK TUNANETRA(STUDI KASUS DI SEKOLAH INKLUSI MAN MAGUWOHARJO).

0 3 185

Penyesuaian Diri Anak Luar Biasa (Studi Kasus Ade Irawan, Juara Pianis Tunanetra Indonesia)

0 0 24