67
yang menerima peserta didik berkebutuhan khusus, termasuk HI dan DWS yang menjadi subjek penellitian ini. Sedangkan SLB Bakti
Putra Ngawis merupakan sekolah khusus yang dipilih DWS untuk melanjutkan sekolah setelah memutuskan untuk mengundurkan diri
dari SMP Ekakapti Karangmojo. Tempat penelitian berubah secara dinamis untuk mendapatkan data-data penunjang, seperti di rumah
subjek dan di asrama tempat subjek tinggal. Penelitian studi kasus mengenai penyesuaian diri anak
tunanetra di sekolah, khususnya di SMP Ekakapti Karangmojo dan SLB Bakti Putra Ngawis ini dilaksanakan hingga data yang
dikumpulkan dianggap cukup untuk menjawab rumusan masalah yang telah dibuat. Waktu yang direncanakan peneliti tersebut
mencakup mengurus perijinan penelitian, mengumpulkan data dari berbagai sumber data, menganalisis data, menyusun laporan hasil
penelitian, menyusun artikel hasil penelitian, dan publikasi hasil penelitian.
D. Teknik Pengumpulan Data
Sebuah penelitian memerlukan teknik-teknik atau cara pengumpulan data yang tepat untuk mengumpulkan data-data yang
relevan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, interview, kuesioner, dokumentasi, dan gabungan keempatnya
Sugiyono, 2010: 309. Oleh sebab itu, penelitian ini menggunakan beberapa teknik pengumpulan data sebagai berikut:
68
1. Observasi
Observasi merupakan tindakan yang dilakukan oleh peneliti dengan langsung turun ke lapangan untuk mengamati
perilaku dan aktivitas individu-individu di lokasi penelitian Creswell,
2014: 267.
Dalam penelitian
ini, peneliti
menggunakan teknik
observasi partisipasi
pasif untuk
mengumpulkan data. Dalam melakukan observasi partisipasi pasif passive participation peneliti datang di tempat kegiatan subjek,
tetapi tidak terlibat dalam kegiatan tersebut Sugiyono, 2007: 227.
Dalam penelitian
ini, peneliti
dibantu observer
pendamping untuk mengamati hal-hal yang bersifat visual atau fisik. Peneliti melakukan observasi terhadap anak tunanetra untuk
mengumpulkan data-data sebagai berikut: a.
karakteristik anak tunanetra, antara lain pengertian atau pengenalan tentang satu objek, kecemasan diri, konsep diri,
ekspresi emosi ketika berinteraksi dengan orang lain, fleksibilitas gerak, dan perilaku stereotype blindism yang
dimiliki b.
keterbatasan yang dimiliki anak tunanetra, antara lain kemampuan menangkap stumulasi visual, kemampuan
orientasi dan mobilitas, kemampuan interaksi dengan
69
lingkungan, kemampuan komunikasi non verbal dan emosional, kemampuan identifikasi dan imitasi
c. bentuk penyesuaian diri anak tunanetra, antara lain tanda-tanda
penyesuaian diri dan bentuk khusus dari penyesuaian diri d.
faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri anak tunanetra, meliputi faktor internal dan faktor eksternal
e. hambatan anak tunanetra dalam menyesuaikan diri, antara lain
kenyamanan orang awas di sekolah dalam berinteraksi dengan anak tunanetra
2. Wawancara
Wawancara merupakan percakapan yang dilakukan oleh dua pihak dengan maksud tertentu, yaitu pewawancara atau
interviewer yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara interviewee yang memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut
Lexy J. Moleong, 2010: 186. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan wawancara semi terstruktur untuk menghimpun
data. Haris
Hardiansyah 2013,
66-69 mengemukakan
pendapatnya bahwa wawancara semi terstruktur lebih tepat digunakan dalam penelitian kualitatif karena peneliti diberi
kebebasan dalam bertanya dan memiliki kebebasan dalam mengatur alur dan setting wawancara. Tidak ada pertanyaan yang
sudah disusun sebelumnya, peneliti hanya mengandalkan guideline wawancara sebagai pedoman penggalian data.
70
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan wawancara kepada subjek penelitian, orang tua subjek, dan guru subjek di
sekolah agar data yang terkumpul terjamin keabsahannya. Peneliti menggunakan teknik pengumpulan data berupa wawancara semi
terstruktur untuk mengumpulkan data-data sebagai berikut: a.
Karakteristik anak tunanetra, antara lain pengertian yang dimiliki tentang satu objek, kecemasan yang dimiliki, ekspresi
emosi yang sering ditunjukkan, fleksibilitas gerak yang dimiliki, perilaku stereotype yang sering ditunjukkan
b. Keterbatasan anak tunanetra, antara lain kemampuan
menangkap stumulasi visual, kemampuan orientasi dan mobilitas,
kemampuan interaksi
dengan lingkungan,
kemampuan komunikasi
non verbal
dan emosional,
kemampuan identifikasi dan imitasi. c.
Bentuk penyesuaian diri anak tunanetra, meliputi tanda-tanda penyesuaian diri dan bentuk khusus dari penyesuaian diri.
d. Faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri anak tunanetra,
meliputi faktor internal dan faktor eksternal. e.
Hambatan anak tunanetra dalam menyesuaikan diri 3.
Dokumentasi Menurut Guba dan Lincoln dalam Lexy J. Moleong 2010:
2016-2017, setiap bahan tertulis ataupun film selain record yang tidak dipersiapkan karena adanya permintaan seorang penyidik
71
merupakan dokumen.
Dalam penelitian
ini, peneliti
mengumpulkan data-data terkait dengan anak tunanetra, berupa data pribadi atau kesehatan anak, hasil tes intelegensi atau
asesmen anak, data prestasi anak, seperti hasil pekerjaan anak, catatan aneksdote tentang anak tunanetra dari guru, dan rapor
anak, serta data tentang fasilitas yang dimiliki sekolah. Dari dokumen yang telah dikumpulkan, kemudian peneliti menganalisis
masing-masing dokumen untuk memperoleh data penunjang terkait penyesuaian diri anak tunanetra.
E. Instrumen Penelitian dan Pengembangannya