Kerangka Pikir Hipotesis Tindakan

30 Dapat didefinisikan bahwa pada saat pembelajaran bahasa Jawa, materi wayang mengajarkan ajaran dan nilai-nilai tidak secara teoritis melainkan secara konkret yaitu dengan menghadirkan kehidupan tokoh-tokohnya secara konkret sebagai teladan. Wayang juga tidak mengajarkan ajaran-ajaran dan nilai-nilai secara kaku atau akademis, melainkan mengajak siswa untuk berpikir dan mencari sendiri. Dengan demikian dapat dikatakan, pendidikan watak yang dipakai saat pembelajaran materi wayang adalah secara tidak langsung terdapat metode total nonformal, total nonformal yang dimaksud adalah total yaitu nilai-nilai serta ajaran-ajaran yang diceritakan seluruhnya sudah disuguhkandalam sebuahpembelajaran. Sedangkan nonformal cerita yang disuguhkan menggunakan bahasa daerah dan juga bersifat hiburan tetapi ceritanya tetap mengandung nilai- nilai kehidupan. Materi pendidikan watak yang ada dalam wayang berupa tokoh- tokoh dan ajaran serta nilai-nilainya . Untuk itulah materi pembelajaran wayang sangat penting diajarkan di SD selain memiliki tujuan untuk melestarikan kebudayaan bangsa, materi pembelajaran wayang dapat juga membentuk karakter siswa, yaitu dengan cara memahami nilai yang terkandung dalam sebuah cerita wayang.

G. Kerangka Pikir

Pembelajaran bahasa Jawa di sekolah merupakan salah satu cara untuk mengajarkan budi pekerti serta menanamkan jiwa yang bangga terhadap budaya lokal. Dengan belajar bahasa Jawa materi wayang, siswa diharapkan 31 memahamikisah-kisah wayang. Kisah-kisah wayang sendiri memiliki kandungan budi pekerti yang luhur dan nilai-nilai kehidupan dijadikan suatu contoh bagi siswa. Kisah-kisah wayang di dalamnya terkandung beberapa macam pendidikan budi pekerti, seperti: persaudaraan, religiusitas, penghargaan terhadap alam, sikap pantang menyerah dan disiplin diri. Model pembelajaran dilakukan sebagai salah satu cara untuk mengemas pembelajaran agar tidak monoton dan upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Pada kesempatan kali ini, peneliti menggunakan model pembelajaran course review horay.

H. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka di atas, makadapat dirumuskan bahwa hipotesis tindakan sebagai berikut.Hasil belajar bahasa Jawa pada materi wayang dapat ditingkatkan dengan menggunakan model pembelajaran course review horay pada siswa kelas V A SD N Krapyak Wetan Yogyakarta.

I. Definisi Operasional Variabel

Untuk menghindari salah satu tafsir tentang makna istilah yang digunakan dalam penelitin ini, maka perlu dijelaskan makna beberapa definisi operasional variabel sebagai berikut. 1. Hasil Belajar Bahasa Jawa adalah kemampuan yang diperoleh siswa setelah menerima pengalaman-pengalaman belajar sebagai wujudnya berupa 32 perubahan tingkah laku baik dari segi kognitif, afektif maupun psikomotorik. Sedangkan hasil belajar yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah hasil belajar kognitif berupa penguasaan materi setelah guru menggunakan model pembelajaran course review horay pada saat proses pembelajaran yang ditunjukkan dengan penilaian kognitif. 2. Model Pembelajaran Course Review Horaymenurut Shoimin 2016:54 adalah salah satu kegiatan belajar mengajar dengan pengelompokkan siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil. Pembelajaran ini merupakan suatu pengujian terhadap pemahaman konsep . Siswa yang paling terdahulu mendapatkan tanda benar langsung berteriak horay dan yel-yel lainnya. 33

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas Classroom Action Research . Secara etimologis, ada tiga istilah yang berhubungan dengan Penelitian Tindakan Kelas PTK, yakni Penelitian, Tindakan , dan Kelas. Penelitian adalah suatu proses pemecahan masalah yang dilakukan secara sistematis, empiris, dan terkontrol. Sistematis dapat diartikan sebagai proses yang runtut sesuai dengan aturan tertentu. Artinya proses penelitian harus dilakukan secara bertahap dari mulai menyadari adanya masalah sampai proses pemecahannya melalui teknik analisis tertentu untuk ditarik kesimplan. Empiris mengandung arti bahwa kerja penelitian harus didasarkan pada data-data tertentu. Proses pengambilan kesimpulan didukung dan didasarkan oleh adanya temuan data dan fakta, baik berupa data primer atau sekunder. Terkontrol artinya suatu kerja penelitian harus didasarkan pada prosedur kerja yang jelas, sehingga orang lain dapat membuktikan hasil temuan penelitian yang diperoleh. Tindakan dapat diartikan sebagai perlakuan tertentu yang dilakukan oleh peneliti yakni guru. Tindakan diarahkan untuk memperbaiki kinerja yang dilakukan guru. Kelas menunjukkan pada tempat proses pembelajaran berlangsung, ini berarti penelitian tindakan kelas dilakukan di dalam kelas yang tidak di-setting untuk kepentingan penelitian secara khusus, akan tetapi Penelitian Tindakan Kelas berlangsung dalam keadaan situasi dan kondisi yang sebenarnya tanpa direkayasa.