61 meneriakkan yel-yel sesuai dengan kesepekatan yang telah dibuat bersama
kelompok sebelumnya. 7.
Guru menghitung pointyang telah dijawab oleh masing-masing kelompok. Tahap selanjutnya yaitu guru menghitung point yang didapat oleh masing-
masing kelompok. Ada tiga kelompok yang mendapatkanpoint100, satu kelompok mendapatkan skor 95 dan satu kelompok mendapatkan skor 85. Skor yang
terendah yang didapatkan oleh kelompok yaitu 85 dan point tertinggi 100. 8.
Guru memberikan reward pada kelompok yang memperoleh nilai tertinggi. Akhir kegiatan pembelajaran guru memberikan rewardatau penghargaan
pada kelompok yang mendapatkan nilai tertinggi yaitu 100 didapatkan oleh 3 kelompok. Rewardnya adalah guru memberikan nilai tambahan yang dapat
digunakan ketika siswa memiliki nilai kurang dari KKM.
d. Hasil Belajar
Pada tahap tindakan, Peneliti dibantu pengamat bernama Fajarina Nur Rochmah jurusan PGSD UNY. Pengamat melakukan pengamatan secara langsung
terhadap aktivitas belajar bahasa Jawa siswa dengan memakai lembar observasi yang telah disiapkan.
Data yang diperoleh dalam penelitian berupa data hasil belajar ranah kognitif, hasil pengamatan aktivitas siswa dalam menggunakan model
pembelajaran course review horay. Adapun hasil yang di dapat dari penelitian tersebut adalah sebagai berikut.
1 Data hasil belajar bahasa Jawa siswa ranah kognitif.
62 Pada siklus I hasil belajar siswa lebih baik daripada hasil pada saat
pratindakan. Data tersebut dapat dijelaskan menggunakan tabel berikut.
Tabel 10. Nilai Hasil Belajar Bahasa Jawa Ranah Kognitif Siklus I
No Absen
Nama Siswa Siklus I
TuntasBelumTuntas 1 AAH
76 Tuntas 2 ANM
93 Tuntas 3 AID
96 Tuntas 4 ANN
53 Belum Tuntas 5 APL
90 Tuntas 6 BA
86 Tuntas 7 DNT
100 Tuntas 8 DAM
90 Tuntas 9 DSM
93 Tuntas 10 IB
90 Tuntas 11 KPW
83 Tuntas 12 MH
66 Belum Tuntas 13 MLC
73 Belum Tuntas 14 MZS
80 Tuntas 15 NOM
86 Tuntas 16 NFP
80 Tuntas 17 PTK
86 Tuntas 18 RAP
90 Tuntas 19 RAPP
86 Tuntas 20 SWF
76 Tuntas 21 SFR
83 Tuntas 22 TAH
90 Tuntas 23 VM
60 Belum Tuntas Rata-Rata
1906:23= 82,86 Tuntas
19
Data hasil belajar bahasa Jawa siswa yang berupa pengetahuan kognitif diatas diperoleh dari soal evaluasi yang berbentuk pilihan ganda, isian singkat dan
essay dengan KD 8.1 yang dikerjakan siswa pada akhir siklus I. Nilai akhir yang diperoleh masing-masing siswa dihitung dengan rumus yang tertera pada BAB III.
63 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa 4 siswa ≤ 75 atau “Belum
Tuntas” dan 19 siswa memperoleh nilai ≥ 75 atau “Tuntas”. Nilai rata-rata kelas adalah 82,86 nilai tertinggi 100, nilai terendah 53, ketuntasan siswa mencapai
82,61 dan pada siklus ini sudah mencapai KKM. Pada siklus I presentase ketuntasan siswa sudah mencapai KKM dan sudah mencapai lebih dari 75.
Tabel 11. Perbandingan Rata-rata Nilai Bahasa Jawa Pratindakan dan Siklus I
. Rata-rata
Ketuntasan Presentase
Pra Siklus
Siklus I
Pra Siklus Siklus I
Pra Siklus Siklus I
T BT
T BT
T BT
T BT
70,47 82,86 10
13 19
4 43,47 52,17 82,61 17,39
Keterangan : T
: Tuntas BT
: Belum Tuntas
Gambar 6. Grafik Perbandingan Rata-rata Nilai Kelas VA untuk Hasil Belajar Bahasa Jawa Ranah Kognitif pada Pra Tindakan dan Siklus I
Perbandingan antara nilai rata-rata kelas pada pra tindakan dan siklus I, diketahui bahwa rata-rata siklus I lebih baik. Nilai rata-rata pada pra tindakan
sebesar 70,47 dan siklus I sebesar 82,86. Ada peningkatan nilai sebesar 12,39 dari pra tindakan ke siklus I. Apabila nilai tiap siswa pada pra tindakan dan siklus
70.47 82.86
60 70
80 90
Pra Siklus Siklus I
Perbandingan Nilai Rata-rata Bahasa Jawa Kelas V A Pra Tindakan dan Siklus I
64 I dibandingkan, sebagian besar siswa mengalami peningkatan .Berikut adalah
tabel perbandingannya.
Tabel 12. Perbandingan Nilai Belajar Bahasa Jawa Siswa Ranah Kognitif Pra Tindakan dan Pasca Tindakan Siklus I.
No Absen
Nama Siswa
Pratindakan Siklus I
Persentase Kenaikan dari Prantindakan ke
Siklus I 1 AAH
50 76
52,00 2 ANM
90 93
3,33 3 AID
83 96
15,66 4 ANN
53 53
0,00 5 APL
90 90
0,00 6 BA
66 86
30,30 7 DNT
80 100
25,00 8 DAM
66 90
36,36 9 DSM
90 93
3,33 10 IB
53 90
69,81 11 KPW
66 83
25,76 12 MH
40 66
65,00 13 MLC
60 73
21,67 14 MZS
73 80
9,59 15 NOM
93 86
-7,53 16 NFP
70 80
14,29 17 PTK
76 86
13,16 18 RAP
63 90
42,86 19 RAPP
76 86
13,16 20 SWF
80 76
-5,00 21 SFR
63 83
31,75 22 TAH
80 90
12,50 23 VM
60 60
0,00
Berdasarkan tabel di atas, terdapat 3 siswa mempunyai hasil belajar Bahasa Jawa ranah
kognitif “Tidak Meningkat”, 18 siswa mempunyai hasil belajar Bahasa Jawa ranah kognitif “Meningkat”, 2 siswa mengalami penurunan.
Hal ini dikarenakan pada saat pra tindakan banyak siswa yang menjawab asal dan
65 tidak serius dalam mengerjakan. Selain itu beberapa dari mereka ada yang
bertanya dengan teman dan diam-diam melihat buku pepak maupun paket. 1
Hasil Pengamatan Siswa Pengamat mengamati siswa secara terus menerus dalam proses
pembelajaran bahasa Jawa menggunakan model pembelajaran course review horay.. Dari observasi yang telah dilakukan mendapatkan hasil berupa data pada
lembar observasi terhadap hasil belajar bahasa Jawa materi wayang yang berupa sikap pada siklus I tampak pada tabel berikut.
Tabel 13. Hasil Pengamatan Keaktifan Siswa Siklus I
No Indikator yang diamati
Jumlah Siwa Pencapaian
Pert 1 Pert 2
Pert 1 Pert2
1 Turut serta dalam melaksanakan
tugas belajar . 23
23 100
100 2
Terlibat dalam
pemecahan masalah.
10 13
43,47 56,52
3 Bertanya kepada siswa lain atau
kepada guru
apabila tidak
memahami persoalan
yang dihadapinya.
17 20
73,91 86,95
4 Berusaha
mencari berbagai
informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah.
12 20
52,17 86,95
5 Melaksanakan diskusi kelompok
sesuai dengan petunjuk guru. 17
23 73,91
100 6
Menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperolehnya.
13 16
56,52 69,56
7 Melatih diri dalam memecahkan
soal atau masalah yang sejenis. 8
23 34,78
100 8
Kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang telah
diperolehnya dalam
menyelesaikan tugas
atau persoalan yang dihadapinya
23 100
Jumlah 100
161 434.76
700 Rata-rata
16 87,5
66 Berdasarkan tabel diatas, dapat dijelaskan bahwa keaktifan siswa, indikator
Kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang telah diperolehnya dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya pada pertemuan 1
mendapatkan 0 karena guru tidak memberikan tugas kepada siswa sehingga siswa tidak bisa menerapkan materi yang diperoleh untuk menyelesaikan tugas.
Pada pertemuan 2 menjadi 100 karena semua siswa mendapatkan pertanyaan dan tugas tes evaluasi dari guru. Kenaikan presentase yaitu 100.
Siswa yang terlibat dalam pemecahan masalah mencapai 43,47 yaitu 10 siswa yang terlibat dalam pemecahan masalah, pemecahan masalah yaitu ketika
kelompok diberikan tugas untuk membuat yel-yel hanya siswa tertentu saja yang terlibat dalam pembuatan yel-yel. Kenaikan pada indikator ini sebesar 13,05.
Bertanya kepada siswa lain atau kepada guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapinya. Pada indikator tersebut terdapat 6 siswa yang tidak
memperhatikan penjelasan dari guru dan tidak perduli tentang materi yang diajarkan oleh guru, sehingga 6 siswa tersebut enggan bertanya pada guru maupun
temannya, 6 siswa adalah 5 berjenis kelamin laki-laki dan 1 perempuan. Guru menceritakan bahwa 1siswa perempuan merupakan siswa yang pendiam.
Presentase indikatornya yaitu 73,91. Mengalami peningkatan pada pertemuan kedua yaitu sebesar 13.04.
Pada pertemuan I siswa sangat antusias dengan pembelajaran namun hanya 12 siswa atau jika dipresentase hanya 52,17 yang berusaha mencari tahu
tentang tokoh-tokoh wayang menggunakan buku Pepak bahasa Jawa, Siswa yang
67 lainnya hanya mendengarkan jawaban dari temannyayang sedang ditanyakan oleh
guru. Kenaikan indikator terjadi pada pertemuan ke 2 yaitu 86,95. Guru membentuk 5 kelompok, jadi setiap anggota kelompok terdiri dari 4
atau 5 siswa. Ada 1 siswa yang bingung belum mendapatkan kelompok kemudian siswa tersebut bergabung dengan kelompok yang masih kekurangan anggota,
namun wajah siswa tersebut terlihat kurang setuju. Kemudian kelompok 3 yang terdiri dari 5 siswa, kelompok ini satu sama lain meminta agar diperhatikan oleh
guru. Guru berusaha untuk menenangkan kelompok tersebut. Hal tersebut terjadi karena guru belum menyampaikan langkah-langkah model pembelajaran course
review horay kepada siswa secara jelas. Indikatornya yaitu siswa melaksanakan diskusi sesuai dengan petunjuk guru, pada pertemuan 1 73,91 kemudian
mengalami kenaikan pada pertemuan 2 yaitu 100. Kenaikan pada pertemuan 2 terjadi karena guru telah menjelaskan langkah-langkah model pembelajaran
course review horay kepada siswa, selain itu guru juga berupaya untuk memotivasi agar siswa tetap semangat dan ceria dengan kelompoknya masing-
masing. Presentase kenaikan pada siklus 1 yaitu 26.09 . Setiap siswa sudah bisa menilai kemampuannya masing-masing. Ketika
melakukan observasi di kelas VA SDN Krapyak Wetan kemampuan tersebut kebanyakan dimiliki oleh siswa perempuan, salah seorang siswa perempuan
mengungkapkan bahwa dirinya tidak terlalu bisa bahasa Jawa. Kemudian seorang siswa laki-laki mengungkapkan bahwa siswa tersebut mengetahui alur cerita
Pandhawa Lima karena sering melihat sinetron Mahabharata, sehingga ia berpendapat mudah dengan materi ini. Selain itu ekpresi wajah siswa perempuan
68 yang begitu semangat dan percaya diri pada pertemuan 1. Siswa yang memenuhi
indikator tersebut berjumlah 13 siswa atau 56,52 dari 23 siswa. Kemudian mengalami peningkatan pada pertemuan 2 menjadi 16 siswa atau 69,56.
Kenaikan terjadi karena guru menggunakan model pembelajaran course review horay, sehingga siswa menjadi percaya dalam mengerjakan soal evaluasi.
Pertemuan 1 ke pertemuan 2 terjadi kenaikan sebesar 13,04. Indikator selanjutnya adalah melatih diri dalam memecahkan soal atau
masalah yang sejenis. Pada pertemuan 1 guru hanya meminta 8 siswa atau 34,78 dari total 23 siswa untuk maju ke depan kelas untuk menjelaskan tokoh-tokoh
wayang. Karena guru ketika pertemuan 1 juga tidak memberikan tugas kepada siswa, sehingga siswa yang lain tidak mempunyai kesempatan untuk melatih diri
memecahkan soal yang berkaitan dengan materi yang sedang diajarkan. Pada pertemuan 2 semua siswa atau 100 berperan aktif dalam memecahkan soal-soal
model pembelajaran course review horay yang diberikan kepada kelompok untuk dijawab pada lembar jawab yang telah disediakan oleh guru. Selain itu siswa juga
mengerjakan soal evaluasi secara mandiri. Kenaikan indikatornya adalah 65,22. Turut serta dalam melaksanakan tugas belajar. Sesuai dengan indikator
tersebut semua siswa hadir untuk melaksanakan pembelajaran bahasa Jawa. Semua siswa memiliki peran di dalam kelompoknya masing-masing. Baik pada
pertemuan 1 dan 2 menunjukkan presentase yang sama yaitu 100. Di bawah ini grafik gambar yang menunjukkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran
mulai pra tindakan sampai siklus I.
69
Gambar 7. Grafik Perbandingan Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Kelas VA SDN Krapyak Wetan pada Pra Tindakan dan Siklus I
Pada model pembelajaran course review horay, masing-masing kelompok menjawab pertanyaan yang diajukan guru secara acak, model course riview horay
dilakukan pada pertemuan kedua. Pada pertemuan pertama guru diminta untuk menjelaskan materi setelah itu menguji pemahaman siswa dengan memberikan
tugas secara kelompok. Pertemuan kedua guru baru memberikan pertanyaan- pertanyaan atau kuis, selesai memberikan pertanyaan gurumembahas soal
bersama siswa selanjutnya menghitung point yang didapat oleh setiap kelompok. Berikut merupakan point yang didapat oleh setiap kelompok.
Tabel 14. Point yang didapat oleh setiap kelompok pada Siklus I.
No Kelompok
Point yang didapat 1
Kelompok 1 95
2 Kelompok 2
100 3
Kelompok 3 100
4 Kelompok 4
100 5
Kelompok 5 85
Setiap satu soal pointnya adalah 5, apabila tidak menjawab -5, dan menjawab salah 0. Dari kelompok tersebut nilai tertinggi adalah 100 nilai
terendah adalah 85. Nilai tertinggi didapatkan oleh tiga kelompok. Siswa sangat
44.56 54.34
87.50
0.0 20.0
40.0 60.0
80.0 100.0
Pra Tindakan Pertemuan I
Pertemuan II
Perbandingan Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa pada Pra Siklus dan Siklus I
Siklus I
70 antusias dan meminta untuk diberi pertanyaan lagi padahal waktu pembelajaran
terbatas. 9
Refleksi Siklus I Kegiatan Refleksi dilakukan oleh peneliti dan guru kelas VA. Kegiatan ini
bertujuan untuk membahas hal-hal yang menjadi atau kendala yang muncul dalam pelaksanaan siklus I. Berikut adalah kendala-kendala yang muncul serta upaya
yang akan dilakukan.
Tabel 15. Kendala dan Perbaikan pada Refleksi Pertemuan I Siklus I
No Kendala
Perbaikan 1
Guru belum menulis di papan tulis atau ringkasan di papan tulis agar
siswa dapat mempelajari materi wayang.
Guru memberikan catatan ringkasan kepada siswa agar siswa dapat mengingat
melalui tulisan
2 Keaktifan
siswa dalam
pembelajaran belum optimal, yaitu guru
tidak memberikan
tugas kelompok pada pertemuan pertama,
jadi pada
pertemuan tugas
kelompok hanya terfokus pada membuat yel-yel
Guru kemudian memberikan tugas pada pertemuan
selanjutnya, hal
tersebut terjadi karena guru ada keperluan pribadi.
3 Guru kurang menguasai materi
wayang, yaitu guru belum bisa membedakan antara tokoh wayang
satu dengan lainnya menggunakan gambar
Peneliti memberikan keterangan dibalik gambar wayang, kemudian berdiskusi
lagi terkait dengan tokoh-tokoh wayang yang harus dikuasai oleh guru.
4 Guru belum menjelaskan tahap-
tahap model pembelajaran course review
horay kepada
siswa, sehingga banyak siswa yang masih
bertanya. Berdiskusi dengan guru terkait dengan
model pembelajaran course review horay yang harus dijelaskan kepada siswa
secara jelas.
5 Kondisi siswa yang ramai di kelas
Guru menegur siswa yang membuat ramai, selain itu guru meminta kerjasama
siswa.
B. Pembahasan Hasil Penelitian