51 e Klas 5 TPB 5
Pada Klas 5, pemaian mempunyai keseimbngan duduk yang bai, fungsi tangan dan lengan yang baik. Namun mereka berkompetisi
dengan duduk di kursi roda sama dengan perlombaan pada Klas 1 – 4.
2 Klas berdiri : a Klas 6 TPB 6
Pemain yang berkompetisi pada Klas 6 memiliki gangguan atau kekrangan yang parah pada fungsi tangan dan kaki karena
disebabkan cidera tulang belakang, kondisi neurologis yang mempengaruhi kodisi pada separuh tubuh. Kondisi tersebut karena
adanya amputasi, cidera atau kelaianan bawaan.
b Klas 7 TPB 7 Pada Klas 7, kelainan atau kecacatan hampir sama dengan yang
bertanding pada Klas 6. Kecatatan atau kelainan terdapat pada kedua kaki dan lengan. Untuk pemaian yang berkompetisi pada
Klas ini adalah seorang amputasi kedua lengan diatas siku.
c Klas 8 TPB 8 Pemain yang berkompetisi pada Klas 8 ini adalah atlet yang
memiliki tingkat kecatatan sedang pada kaki atau lengan, atau atlet dengan kondisi kekakuan pada pada lutut atau pemaian dengan
kondisi amputasi diatas siku.
d Klas 9 TPB 9 Kecatatan yang mengikuti kompetisi pada Klas 9 ini adalah
seorang atlet yang memiliki tingkat kecacatan yang cukup ringan yang mempengaruhi fungsional kaki dan fungsional tangan.
Terdapat beberapa kecacatan yang dapat dikatan parah yang terdapat pada bagian anggota tubuh seperti amputasi diatas siku
dan juga atlet yang memiliki gangguan kekakuan pada lutut dapat mengikuti kompetisi pada Klas ini.
e Klas 10 TPB 10 Pemain yang berkompetisi pada Klas 10 memiliki derajat kecacat
yang cukup ringan, yaitu dengan gannguan sepeti kekakuan pada pergelangan kaki. Pemaian dengan tinggi badan dibawah rata-rata
orang normal dapat mengikuti kompetisi pada Klas 10.
52
j. Voli Duduk
Cabang olahraga voli duduk juga sebagai cabang olahraga yang diperlombakan dalam event olahraga penyandang cacat. pada event atau
perlombaan voli duduk juga memiliki klasifikasi Klas yang telah ditetapkan oleh IPC International Paralympic Committee. Klasifikasi
Klas untuk cabang olahraga voli duduk dalam Rizal Handika Utama, 2013 adalah sebagai berikut :
1 Voli duduk sama halnya dengan voli pada umumnya, hanya saja dilakukan sambil duduk.
2 Terdapat dua Klas pada cabang olahraga voli duduk: a Minimal disabled MD.
Atlet yang mengikuti perlombaan atau kompetisi pada Klas MD adalah atlet yang mengalami kecatatan yang tergolong ringan
seperti amputasi pada pergelangan kaki.
b Disabled D. Atlet yang berkompetisi atau bertanding pada Klas D adalah atlet
yang memiliki derajat kecacatan yang lebih proksimal atau tergolong parah.
Untuk menjamin keadilan di kedua tim pada saat perlombaan, tim hanya diperbolehkan memiliki derajat kecacatan atau klasifikasi MD,
lima pemain lainnya harus dengan klasifikasi D.
k. Catur
Catur juga tergolong cabang olahraga yang dipertandingkan pada perlombaan atau evet olahraga penyandang cacat. adapaun kalsifikasi
yang ditetapkan oleh BPOC, 2008 : 29 dalam Rizal Handika Utama, 2013 adalah sebagai berikut :
53 1 Yang dapat bertanding :
a Amputi : semua Klas. b Les autres : semua Klas.
c Paraplegia : semua Klas. d Cerebral palsy : semua Klas.
e Cacat netra : semua Klas. f Cacat rungu-wicara : semua Klas.
g Cacat mental retardasi : cacat ringan
2 Klasifikasi dalam pertandingan : a Klas amputi dan les autres.
b Klas paraplegia. c Klas cerebral palsy.
d Klas cacat netra. e Klas cacat rungu-wicara.
f Klas cacat mental retardasi.
3 Peraturan pertandingan : a Menggunakan peraturan PERCASI yang disesuaikan dengan
kecacatan pemain. b Unntuk pertandingan catur cacat netra menggunakan papan catur
khusus dengan peraturan khusus.
3. Atletik
Atletik merupakan cabang olahraga yang wajib diselenggarakan pada ajang olahraga multi event. Cabang olahraga atletik terdiri dari
beberapa nomor yaitu; nomor lari, nomor lompat dan nomor lempar. Dari berbagai nomor tersebut memiliki pengembangan event seperti nomor lari
terdiri dari; lari pendek, lari menengah, lari jauh, dan lari marathon. Sedangkan pada nomor lompat terdiri dari; event lompat jangkit, lompat
tinggi, lompat galah, dan lompat jauh. Pada nomor lempar, terdiri dari; event lempar cakaram, lempar lembing, lontar martil, dan tolak peluru.
Nomor serta event- event pada cabang olahraga atletik tersebut dapat diperlombakan diberbagai kejuaraan, baik di jenjang daerah, provinsi,
nasional, maupun internasional. Menurut Adi Winendra 2008 ; 4 “atletik