55
4. Hakikat Pembinaan Olahraga Prestasi
Menurut Toho Cholik Mutohir dan Ali Maksum, 2007:28 dewasa kini dikenal dua sistem pembinaan yang umum di anut oleh negara-negara
maju, yaitu pembinaan dengan menonjolkan pada olahraga elit elite sport dan pembinaan olahraga yang memfokuskan pada budaya gerak sport and
movement culture. Dari kedua sistem yang ada dimana masing-masing sistem memiliki keunggulan. Sistem olahraga elit yang dimaksud yaitu
menggunakan sistem pembinaan piramida, seperti yang terjadi di Amerika, Jerman dan bahkan di Indonesia juga menganut model sistem pembinaan
piramid. Sedangkan olahraga yang memfokuskan pada budaya gerak adalah olahraga yang ditunjukan untuk memperoleh perilaku hidup sehat, yang
diarahkan pada budaya gerak masyarakat. Pada sistem budaya olahraga tentunya olahraga dilakukan secara sadar atas kehendak dan kemauan
masyarakat untuk memperoleh kesehatan atau perilaku hidup sehat. Sistem budaya olahraga ini di anut oleh Belanda dan Singapura.
Kedua sistem tersebut memiliki keterkaitan satu sama lain dalam upaya meningkatkan prestasi olahraga. Menurut Mutohir dan Ali Maksum,
2007 : 29 olahraga elit harus dianggap sebagai konsekuensi dari sistem piramida pembinaan yang didasarkan pada budaya gerak yang mapan.
Bedasarkan pendapat tersebut, maka pembinaan olahraga prestasi yang baik guna untuk mencapai prestasi optimal adalah merupakan upaya yang nyata
atas dasar pembangunan budaya olahraga yang kuat. Dengan adanya budaya olahraga pada masyarakat secara menyeluruh maka akan lebih mudah dalam
56 menentukan olahragawanatlet untuk dijadikan tim nasional atau mengikuti
pembinaan olahraga pada tingkat nasional. Budaya olahraga secara tidak langsung akan menyerap partisipasi dalam dunia olaraga, tentunya tidak
hanya sebagai partisipan semata namun sebagai pelaku atau menjadi seorang olahragawan atau atlet yang berkecimpung dalam olahraga prestasi.
tentunya bila dengan adanya kesadaran tinggi akan pentingnya olahraga bagi sendi kehidupan, akan menghidupkan sistem keolahragaan, yaitu
meliputi semua unsur untuk mengembangkan dan meingkatkan keolahragaan nasional. Dari pendapat tersebut, pencapaian prestasi dapat
ditentukan dengan adanya sistem pembinaan yang jelas yang mengarah kepada tujuan memasalkan olahraga agar olahraga menjadi sebuah budaya
dari masyarakat itu sendiri. Berdasarkan UU Sistem Keolahragaan Nasional No. 3 tahun 2005,
menyatakan keolahragaan nasional bertujuan memelihara dan meningkatkan kesehatan dan kebugaran, prestasi, kualitas manusia menanamkan nilai
moral dan akhlak mulia, sportifitas, disiplin, mempererat dan membina persatuan dan kesatuan bangsa, memeperkukuh ketahanan nasional, serta
mengangkat harkat, martabat, dan kehormatan bangsa. Pada umumnya pembinaan terjadi melalui proses melepaskan hal-hal yang bersifat
menghambat, dan mempelajari pengetahuan dengan kecakapan baru yang dapat meningkatkan taraf hidup dan kerja yang lebih baik. Pembinaan
tersebut menyangkut kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pembiayaan, koordinasi, pelaksanaan, dan pengawasan suatu pekerjaan untuk mencapai