38
Tabel 4. Klasifikasi Perlombaan Atletik No Perlombaaan
Jenis Kecacatan
1 T + F 11
Untuk cacat netra B1. 2
T + F 12 Untuk cacat netra B2.
3 T + F 13
Untuk cacat netra B3. 4
T + F 30 Untuk CP berkursi roda C2.
5 T + F 31
Untuk CP berkursi roda C2. 6
T + F 32 Untuk CP berkursi roda C3.
7 T + F 33
Untuk CP berkursi roda C4. 8
T + F 34 Untuk CP yang dapat berjalan C5.
9 T + F 35
Untuk CP yang dapat berjalan C6. 10 T + F 36
Untuk CP yang dapat berjalan C7. 11 T + F 37
Untuk CP yang dapat berjalan C8. 12 T + F 42
Untuk amputi dan les autres A2+A9+L5. 13 T + F 43
Untuk amputi dan les autres A3+A9+L5. 14 T + F 44
Untuk amputi dan les autres A4+A9+L5. 15 T + F 45
Untuk amputi A5 dan A7. 16 T + F 46
Untuk amputi dan les autres A6+A8+L6. 17 T + F 50
Untuk paraplegia IA. 18 T + F 51
Untuk paraplegia IB dan IC. 19 T + F 52
Untuk paraplegia II. 20 T + F 53
Untuk paraplegia III, IV, V, dan VI. 21 T + F 54
Untuk cacat rungu-wicara I Klas 22 T + F 55
Untuk cacat nenta retardasi I Klas 5 Pertandingan :
e Track lintasan : 100 m, 200 m, 400 m, 800 m, 1.500 m, 3.00 m, 5.000 m, dan 10.000 m.
f Field lapangan : tolak peluru, lempar lembing, lempar cakram, lompat tinggi, lompat jauh, dan lompat jangkit.
6 Peraturan permainan : Menggunakan peraturan seksi atletik IPC International Paralympic
Committee dan PASI Persatuan Atletik Seluruh Indonesia yang disesuaikan dengan kecacatan atlet.
7 Peraturan khusus : a Dalam nomor lempar dan lompatatlet dapat memakai ancang-
ancangawalan atau tidak. b Pada Klas yang menggunakan kursi roda bila perlu memakai tali
pengikat badan atau kaki, tidak menggunakan tali yang elastis. c Pada event track lintasan atlet Klas A2 dan A4 harus memakai
prothesisnya. Dilarang melompat-lompat. Pada event selain track lintasan mereka boleh memakai prothesisnya atau tidak.
39
c. Bulutangkis
Bulutangkis juga merupakan salah satu cabang olahraga yang diperuntukan bagi penyandang cacat, pada prinsipnya peraturan yang
digunakan adalah peraturan IBF yang disesuaikan dengan kecacatan atlet. karena kecacatan atlet berbeda anatara atlet yang satu dengan atlet yang
lainnya dan untuk memberi rasa keadilan dalam pertandingan bulutangkis bagi penyandang cacat, dibuatlah kalasifikasi bagi atlet
dalam mengikuti perlombaan, klasifikasi tersebut menurut IBAD dalam Rizal Handika Utama 2013 diantarannya :
1 Wheelchair Class 1-BMW. Atlet tetraplegiakelayuan 2 kaki dan tangan dengan luka atas
kehilangan motor C8 minimal mungkin dapat dilihat dari sisi permainan tangannya. Perubahan-perubahan kecil dari posisi batang
yang disangga pegangan, dorongan atau tompangan bebas pada kursi roda atau paha. Bagian lebih awal dari batang tubuh masih dapat
bersentuhan dengan belakang kursi. CP :
a Diplegia berat. b Pembatas minimal dalam kontrol kaki dan tangan yang lebih atas.
c Ketidak beraturan keseimbangan batang tubuh besifat sedang. d Kekejangan berat pada kaki dan tangan yang lebih bawah.
2 Wheelchair Class 2-BMW 2. Pemain lumpuh dengan lesi diatas T12. Perubahan-perubahan kecil
dari posisi duduk, dengan tangan yang bebbas memegang, mendorong atau menompang kursi roda atau paha. Bagian lebih bawah dari
batang tubuh masih dapat bersentuhan dengan belakang kursi. CP :
a Diplegia berat. b Gangguan sedang dalam keseimbngan batang tubuh.
c Kekejangan sedang pada kaki dan tangan lebih awal skala tingkat
kekejangan batang tulang : 3 3 Wheelchair Class 3-BMW 3.
Pemain dengan lesi L1 dan bawahnya. Cacat minimal kehilangan kekuatan otot setidaknya 20 poin di satu atau kedua tungkai dan
40 lengan. Duduk tegak, lengan normal dan gerakan batang tubuh dapat
dilihat. Batang gerakan untuk meningkatkan jangkauan juga dimungkinkan dengan menggunakan lengan bebas untuk menompang,
menahan, atau mendorong kursi roda atau di paha.gerakan sengaja dari kursi roda dimungkinkan. Ketika memulai dengan satu tangan
batang tangan maju tidak bisa bersandar kedepan secara optimal. Gerakan menyamping tidak memungkinkan tanpa batuan dari
tanganlengan bebas. CP :
a Diplegia ringan. b Minimal kesulitan keseimbangan batang tubuh.
c Kekejangan ringan pada kaki dan tangan yang lebih bawah. d Tidak dapat bermain sendiri.
4 Standing Below Waist Class 1- BMSTL 1. Gangguan kaki sangat parah : keseimbangan statis dan dinamis
kurang baik. a Polio berat pada kedua kaki.
b Singel AK dan BK amputasi lutut bawah. c Kecacata pada tulang belakang yang tidak lengkap dari profil yang
dibandingkan. d Diplegia berat.
e Hemiplegia berat. 5 Standing Below Waist Class 2- BMSTL 2 lower.
Pemain berdiri dan memiliki penurunan kekuatan otot setidaknnya 20 poin dalam satu atau kedua tungkai dan lengan atau tingkat kecacatan
yang sama. Profil gangguan sedang pada kaki. a Salah satu kaki tidak berfungsi.
b Polio pada satu kaki. c Single AK.
d Pinggul dan lutut kaku bersama-sama. e Hip.
f Dua kaki sedang. g Polio.
h Double BK. i Kecacatan pada tulang belakang yang tidak lengkap, spina bifida
level 1. 6 Standing Below Waist Class 3- BMSTL 3 lower
Pemain berdiri dan mempunyai penurunan kekuatan otot 10 sampai 19 poin dalam satu atau kedua kaki dan tungkai atau tingkat kecacatan
sama. a Singgle anklepergelangan kaki kencang.
b Hip.