Saponin Tanin Flavonoid Kandungan Kimia

9 “papaine” sehingga dapat melunakan daging dan kulit dalam industri tekstil, serta untuk bahan kosmetik dalam industri farmasi Prihatman, 2000.

2.2 Ekstrak

Ekstraksi adalah suatu proses yang dilakukan untuk memperoleh kandungan senyawa kimia dari jaringan tumbuhan maupan hewan. Ekstrak adalah sediaan kering, kental, atau cair dibuat dengan menyari simplisia nabati atau hewani menurut cara yang cocok, di luar pengaruh cahaya matahari langsung, ekstrak kering harus mudah digerus menjadi serbuk. Cairan penyari dapat berupa air, etanol dan campuran air etanol Depkes, 1979.

2.3 Kandungan Kimia

Kandungan kimia dalam buah pepaya Carica papaya L. adalah papain yang terdapat dalam getah buah pepaya, yaitu suatu senyawa yang dapat mempercoklat daya cerna pepsin sehingga pencernaan lebih sempurna Yin- Fang dan Cheng-Jun, 2002. Kandungan senyawa lain dalam biji pepaya memiliki potensi antibakteri, antara lain tanin, saponin, triterpenoid dan flavonoid Miean dan Suhaila, 2000.

2.3.1 Saponin

Saponin adalah glikosida triterpenoida dan sterol. Senyawa golongan ini banyak terdapat pada tumbuhan tinggi. Saponin merupakan senyawa dengan rasa yang pahit dan mampu membentuk larutan koloidal dalam air serta menghasilkan busa jika dikocok dalam air. Saponin merupakan senyawa aktif permukaan, bersifat seperti sabun dan dapat di uji berdasarkan kemampuannya Universitas Sumatera Utara 10 membentuk busa. Pembentukan busa yang mantap sewaktu mengekstraksi tumbuhan atau pada waktu memekatkan ekstrak tumbuhan merupakan bukti terpercaya akan adanya saponin Harborne, 1987. Saponin adalah suatu glikosida yang bila dihidrolisa menghasilkan bagian aglikon yang disebut sapogenin dan bagian glikon. Senyawa ini dapat mengiritasi membran mukosa dan pada konsentrasi rendah dapat menyebabkan hemolisa darah merah. Saponin dapat menurunkan tegangan permukaan dari larutan berair sehingga dalam bidang farmasi digunakan sebagai penstabil sediaan suspensi Tyler, et al., 1976.

2.3.2 Tanin

Tanin adalah senyawa fenol yang tersebar luas pada tumbuhan berpembuluh, biasanya terdapat pada daun, buah, kulit kayu atau batang. Tanin tumbuh dibagi menjadi dua golongan, yaitu tanin terkondensasi dan tanin terhidrolisis. Kadar tanin yang tinggi mempunyai arti yang penting bagi tumbuhan yakni pertahanan bagi tumbuhan dan membantu mengusir hewan pemakan tumbuhan. Tanin terkondensasi terdapat pada paku-pakuan, gimnospermae, dan angiospermae, sedangkan tanin terhidrolisa penyebarannya terbatas pada tumbuhan berkeping dua. Tanin dapat diidentifikasi dengan cara penambahan pereaksi ferri klorida, menghasilkan warna hijau kehitaman atau biru kehitaman Harborne, 1987.

2.3.3 Flavonoid

Flavonoid merupakan salah satu golongan fenol alam yang tersebar luas pada tumbuhan hijau dan mengandung 15 atom karbon dalam inti Universitas Sumatera Utara 11 dasarnya,yang tersusun dalam konfigurasi C 6 -C 3 -C 6 yaitu dua cincin aromatik yang dihubungkan oleh satuan tiga karbon yang dapat membentuk cincin ketiga, umumnya senyawa flavonoid dalam tumbuhanterikat dengan gula disebut sebagai glikosida Markham, 1988. Fenol adalah senyawa dengan suatu gugus OH yang terikat pada cincin aromatik Fessenden dan Fessenden, 1982. Fenolik merupakan metabolit sekunder yang tersebar dalam tumbuhan. Senyawa fenolik dalam tumbuhan dapat berupa fenol sederhana, antraquinon, asam fenolat, kumarin, flavonoid, lignin dan tanin Harborne, 1987. Senyawa fenolik telah diketahui memiliki berbagai efek biologis seperti aktivitas antibakteri. Flavonoid merupakan salah satu dari kelompok senyawa fenolik yang dapat ditemukan di buah dan sayur. Flavonoid telah diteliti memiliki berbagai aktivitas biologis. Flavonoid berperan sebagai antikanker, antiviral, antiinflamasi, mengurangi resiko penyakit kardiovaskuler dan penangkapan radikal bebas. Kekuatan aktivitas antioksidan dari flavonoid bergantung pada jumlah dan posisi dari gugus OH yang terdapat pada molekul Farkas, et al., 2004. Semakin banyak substitusi gugus hidroksi pada flavonoid, maka aktivitas antiradikalnya semakin besar Amic, et al., 2003;Farkas, et al., 2004 . Adanya gugus orto-katekol 3‘4‘-OH pada cincin B flavonoid merupakan faktor penentu kapasitas antioksidan yang tinggi Amic, et al., 2003

2.3.4 Glikosida