40
4.2 Hasil Ekstraksi Serbuk Simplisia Biji Pepaya
4.2.1 Hasil ekstraksi serbuk simplisia biji pepaya burung dengan n-heksana
Hasil maserasi dari 400 g serbuk simplisia biji pepaya burung dengan pelarut n-heksana setelah diuapkan di waterbath diperoleh 80 g ekstrak kental
berwarna kuning cerah, berbentuk minyak dan beraroma khas.
4.2.2 Hasil ekstraksi serbuk simplisia biji pepaya burung dengan etanol
Hasil maserasi dari 350 g serbuk simplisia biji pepaya burung dengan pelarut etanol setelah di freeze dryer diperoleh 53 g ekstrak kental berwarna
coklat kehitaman, padat dan beraroma khas.
4.2.3 Hasil ekstraksi serbuk simplisia biji pepaya coklat dengan n-heksana
Hasil maserasi dari 430 g serbuk simplisia biji pepaya coklat dengan pelarut n-heksana setelah diuapkan di waterbath diperoleh 62 g ekstrak kental
berwarna kuning cerah, berbentuk minyak dan beraroma khas.
4.2.4 Hasil ekstraksi serbuk simplisia biji pepaya coklat dengan etanol
Hasil maserasi dari 350 g serbuk simplisia biji pepaya coklat dengan pelarut etanol setelah di freeze dryer diperoleh 48 g ekstrak kental berwarna
coklat kehitaman, padat dan beraroma khas.
4.3 Hasil Skrining Fitokimia
Hasil skrining fitokimia menunjukkan bahwa serbuk simplisia dari biji pepaya burung mengandung senyawa kimia golongan triterpenoid, glikosida,
flavonoida, saponin, tanin dan alkaloid. Ekstrak n-heksana dari biji pepaya burung mengandung senyawa kimia nonpolar yaitu golongan triterpenoid.
Universitas Sumatera Utara
41 Ekstrak etanol dari biji pepaya burung mengandung senyawa kimia golongan
glikosida, flavonoida, saponin, tanin dan alkaloid. Hasil skrining fitokimia dari serbuk simplisia, ekstrak n-heksana dan
ekstrak etanol dari biji pepaya burung dapat dilihat pada Tabel berikut:
Tabel 3. Hasil skrining fitokimia biji pepaya burung
Keterangan : + = Mengandung senyawa yang diperiksa
- = Tidak mengandung senyawa yang diperiksa
Hasil skrining fitokimia menunjukkan bahwa serbuk simplisia dari biji pepaya coklat mengandung senyawa kimia golongan triterpenoid, flavonoida,
saponin, tanin dan alkaloid. Ekstrak n-heksana dari biji pepaya coklat mengandung senyawa kimia nonpolar yaitu golongan triterpenoid. Sedangkan
ekstrak etanol dari biji pepaya coklat mengandung senyawa kimia polar yaitu golongan flavonoida, saponin, tanin dan alkaloid.
Senyawa golongan nonpolar triterpenoid terkandung dalam pelarut nonpolar yang digunakan yaitu n-heksana. Senyawa golongan polar seperti
flavonoida, saponin, tanin dan alkaloid terkandung dalam pelarut polar yang digunakan yaitu etanol.
No Parameter
Hasil Simplisia
Ekstrak n-heksana
Ekstrak etanol
1. SteroidaTriterpenoida
+ +
-
2. Glikosida
+ -
+
3. Flavonoida
+ -
+
4. Saponin
+ -
+
5. Tanin
+ -
+
6. Alkaloida
+ -
+
7. Antrakuinon
- -
-
Universitas Sumatera Utara
42 Hasil skrining fitokimia dari serbuk simplisia, ekstrak n-heksana dan
ekstrak etanol dari biji pepaya coklat dapat dilihat pada Tabel berikut:
Tabel 4. Hasil skrining fitokimia biji pepaya coklat
Keterangan : + = Mengandung senyawa yang diperiksa
- = Tidak mengandung senyawa yang diperiksa
Berdasarkan data di atas juga dapat kita ketahui bahwa varietas pepaya dapat mempengaruhi kandungan kimia yang terdapat di dalamnya. Pada biji
pepaya burung ditemukan adanya senyawa glikosida sedangkan pada biji pepaya coklat tidak ditemukan senyawa glikosida. Pada serbuk simplisia dari
biji pepaya coklat mengandung senyawa kimia seperti triterpenoid, flavonoid, saponin, tanin dan alkaloid. Hasil skrining pada ekstrak n-heksana dari biji
pepaya coklat sama dengan biji pepaya burung yaitu mengandung senyawa triterpenoid yang bersifat non polar. Ekstrak etanol biji pepaya coklat hanya
mengandung senyawa flavonoid, saponin, tanin dan alkaloid. Hasil penelitian dari biji dua varietas pepaya dengan dua pelarut polar
dan non polar menunjukkan bahwa pelarut mempengaruhi golongan kandungan metabolit sekunder zat berkhasiat dalam ekstrak. Etanol lebih
No Parameter
Hasil Simplisia
Ekstrak n-heksana
Ekstrak etanol
1. SteroidaTriterpenoida
+ +
-
2. Glikosida
- -
-
3. Flavonoida
+ -
+
4. Saponin
+ -
+
5. Tanin
+ -
+
6. Alkaloida
+ -
+
7. Antrakuinon
- -
-
Universitas Sumatera Utara
43 efektif dalam melarutkan senyawa-senyawa kimia yang bersifat polar seperti
flavonoid stearat bentuk garam, alkaloid, saponin, glikosida dan tanin, sedangkan n-heksana yang bersifat non polar hanya dapat melarutkan
triterpenoid yang terkandung dalam biji pepaya.
4.4 Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol terhadap Bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus.
Hasil uji aktivitas antibakteri menunjukkan bahwa ekstrak etanol dari biji pepaya burung dan pepaya coklat dapat menghambat pertumbuhan bakteri
Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Hasil pengukuran diameter daerah hambat ekstrak etanol dari biji pepaya burung dan pepaya coklat dapat
dilihat pada Tabel berikut ini:
Tabel 5. Hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol biji pepaya burung dan
pepaya coklat terhadap bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus.
Konsentrasi ekstrak
mgml Diameter daerah hambat pertumbuhan bakteri mm
Ekstrak etanol biji pepaya burung
Ekstrak etanol biji pepaya coklat
E.coli S.aureus
E.coli S.aureus
500 14,6
18,2 15,7
16,5 400
13,0 15,6
13,9 13,5
300 12,5
13,3 12,8
12,9 200
11,3 12,2
12,1 11,8
100 10,5
11,9 11,2
11,3 50
- 9,5
- -
Blanko -
- -
-
Keterangan:
= hasil rata-rata tiga kali pengukuran -
= tidak ada hambatan E.coli
= bakteri Escherichia coli S.aureus
= bakteri Staphylococcus aureus
Universitas Sumatera Utara
44 Dari data di atas menunjukkan bahwa ekstrak biji pepaya burung
maupun pepaya coklat efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Daya hambat terbesar adalah pada
ekstrak etanol dari biji pepaya burung terhadap bakteri Staphylococcus aureus yang memiliki zona hambat sebesar 18,2 mm pada konsentrasi 500 mgml dan
pada konsentrasi 50 mgml masih memiliki daya hambat sebesar 9,5 mm. Konsentrasi efektif sebagai antibakteri untuk ekstrak etanol dari biji
pepaya burung terhadap bakteri Staphylococcus aureus adalah 400 mgml yaitu diameter hambat sebesar 15,6 mm, sedangkan konsentrasi efektif sebagai
antibakteri untuk ekstrak etanol dari biji pepaya burung terhadap Escherichia coli adalah 500 mgml dengan besar diameter hambat 14,6 mm. Konsentrasi
efektif sebagai antibakteri untuk ekstrak etanol dari biji pepaya coklat terhadap bakteri Staphylococcus aureus adalah 500 mgml yaitu diameter hambat
sebesar 16,5 mm, dan konsentrasi efektif sebagai antibakteri untuk ekstrak etanol dari biji pepaya coklat terhadap Escherichia coli adalah 500 mgml
dengan besar diameter hambat 15,7 mm. Aktivitas antibakteri dapat disebabkan oleh adanya kandungan senyawa
kimia yaitu flavonoid, saponin dan tanin yang merupakan golongan senyawa fenol serta tanin yang dapat berikatan dengan protein. Menurut Robinson
1995, senyawa flavonoida, saponin, tanin dan steroidatriterpenoid merupakan senyawa kimia yang memiliki potensi sebagai antibakteri dan
antivirus karena merupakan golongan senyawa fenol. Senyawa fenol bekerja dengan cara mendenaturasi protein sel dan merusak dinding sel bakteri
Universitas Sumatera Utara
45 sehingga bakteri mati, juga dapat mempresipitasikan protein secara aktif dan
merusak lipid pada membran sel melalui mekanisme penurunan tegangan permukaan membran sel, selain itu flavonoid bekerja pada bakteri dengan
merusak membran sitoplasma sehingga terjadi ketidakmampuan sel bakteri untuk tumbuh dan pada akhirnya terjadi kematian Pelczar, 1988.
Tanin dapat bekerja sebagai antibakteri jika terbentuk ikatan hidrogen antara tanin dengan protein, kemungkinan protein yang terendapkan.
Fenomena ini dikenal dengan denaturasi protein. Jika protein dari bakteri terdenaturasi, enzim akan inaktif sehingga metabolisme bakteri terganggu yang
berakibat pada kerusakan sel Harborne, 1987.
4.5 Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak n-heksana terhadap Bakteri