BAB IV Pengetahuan Petani Bunga Akan Hama Dan Penyakit
4.1. Masalah Petani Bunga Di Desa Raya
4.1.1. Hama dan Penyakit Hambatan paling besar dalam pertanian termasuk pertanian bunga yang ada di
Desa Raya adalah keberadaan hama penyakit tanaman yang dapat merusak tanaman para petani dan dapat mengakibatkan gagal panen sehingga dapat menimbulkan
kerugian yang cukup besar bagi para petani. Di samping akan keberadaan hama penyakit sebagai faktor penghambat petani bunga dalam membudidayakan tanaman
hias ini kendala lain yang menjadi masalah para petani bunga adalah faktor alam seperti keadaan iklim di daerah tersebut yang terkadang tidak menentu sehingga dapat
merusak tanaman. Ada beberapa jenis hama maupun penyakit yang dapat menyerang tanaman
bunga sehingga dapat menyebabkan gagal panen dan dapat menimbulkan kerugian bagi para petani bunga. Sebagai tanaman hortikultura pembudidayaan tanaman bunga
tidak bisa terlepas dari pengendalian hama dan penyakit. Walaupun pembudidayaan bunga ini cukup menguntungkan, namun tidak sedikit dari para petani bunga yang
mengeluh akibat kehadiran pengganggu keberhasilan budidayanya. Kerugian yang
Universitas Sumatera Utara
diakibatkan hama maupun penyakit telah membuat para petani mengalami kerugian dan mengeluh sehingga untuk mengatasi masalah kerugian banyak petani bunga yang
ada di Desa Raya baik yang membudidayakan bunga pada media alam terbuka maupun pada media greenhouse menanam tanaman sampingan yang juga menjadi
tanaman utama mereka. Seperti yang dikatakan salah satu dari petani bunga yang ada di Desa Raya yang bernama Pak Ketaren tentang keberadaan hama penyakit yang
mengganggu tanaman mereka:
“Belum ada cara yang benar-benar ampuh untuk mengatasi hama maupun penyakit untuk tanaman bunga kami, meskipun sudah diberi
pupuk serta penyemprotan dengan pestisida, hama tanaman tidak bisa benar-benar hilang”.
Berikut adalah beberapa jenis hama dan penyakit yang sering menyerang tanaman bunga masyarakat Desa Raya dimulai dari merusak daun, batang, hingga
pada bunga tanaman. 1. Penyakit Daun Putu Hitam
Masalah penyakit yang sering menyerang tanaman bunga para petani pada umumnya adalah penyakit daun, dimana penyakit daun ini disebabkan oleh serangan
hama Thrips Thrips sp. Thrips adalah hama pengganggu tanaman sejenis Tungau yang berukuran sangat kecil dan biasanya berwarna hitam dan merah. Thrips yang
paling sering menyerang tanaman bunga khususnya bagian daun muda adalah Thrips yang berwarna hitam. Serangan paling parah terjadi pada saat musim kemarau, namun
tidak menutup kemungkinan pada saat musim hujan bisa juga terjadi serangan. Serangan yang paling membahayakan dari Thrips selain sebagai hama perusak juga
Universitas Sumatera Utara
sebagai pembawa bibit penyakit yang menyebabkan penyakit pada tanaman bunga. Ciri dari penyakit daun yang ditimbulkan dari Thrips atau yang juga sering disebut
petani setempat dengan putu hitam adalah bentol daun yang merusak daun hingga habis dan juga timbulnya bercak pada daun sehingga warna daun berubah menjadi
hitam. Untuk mengantisipasi hama dan penyakit ini biasanya petani melakukan penyemprotan sebagai pengendalian hama.
2. Penyakit Batang Ceda Batang Penyakit lainnya yang juga sering meresahkan para petani bunga adalah
penyakit batang atau yang sering disebut petani setempat dengan ceda batang rusakpatah pada bagian batang, dimana penyakit ini disebabkan oleh sejenis ulat
atau yang sering disebut petani dengan ulat peta. Ulat ini menyebabkan penyakit pada batang tanaman bunga di mana batang tanaman menjadi rapuh sehingga dapat
menyebabkan terjadinya patah leher atau patah pada bagian batang bahkan jika tersentuh oleh tangan. Biasanya penyakit batang pada tanaman bunga sering
menyerang tanaman bunga yang berusia 2 bulan sampai usia panen sehingga untuk mengantisipasinya selain melakukan perawatan pembersihan pada tiap-tiap batang
yang sudah tidak bagus juga para petani memberikan penyangga berupa tali agar tanaman bunga dapat tetap berdiri tegak.
3. Penyakit Bunga Pinakit Bunga Penyakit yang paling meresahkan para petani bunga selanjutnya adalah
penyakit Sertung. Dimana bunga yang akan siap panen diserang oleh hama yang
Universitas Sumatera Utara
merusak bunga sehingga menyebabkan warna bunga menjadi kusam. Sertung merupakan sejenis hama Thrips Tungau berwarna merah yang paling sering
merusak tanaman utama bunga. Pada umumnya hama ini hinggap dibagian tengah bunga yang menghisap inti sari bunga sehingga warna bunga menjadi tidak sempurna
dan kusam. Untuk mengatasi hama ini biasanya para petani menyemprot tanaman bunga dengan pestisida, akan tetapi jika hama ini sudah menyerang sampai kepada
bagian bunga petani sudah tidak bisa berbuat apa-apa karena sampai saat ini para petani setempat belum menemukan solusinya.
4.1.2. Iklim dan Tanah Desa Raya terletak di dataran tinggi Karo yang keadaan alam desa ini
umumnya beriklim sejuk dengan keadaan tanah yang tidak begitu merata. Meskipun demikian tanah di Desa Raya sangat subur sehingga sangat cocok untuk pertumbuhan
tanaman bunga terutama tanaman bunga potong Krisan. Tanaman bunga Krisan membutuhkan kelembaban yang tinggi dengan toleran suhu udara agar tetap tumbuh
berkisar 17 – 30º C. Sedangkan tanah yang ideal untuk tanaman bunga ini adalah bertekstur liat pasir, subur, gembur dan drainasenya baik, tidak mengandung hama
dan penyakit. Derajat keasaman tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman sekitar 5,5 – 6,7, sedangkan ketinggian tempat yang ideal untuk budidaya tanaman bunga
antara 700 – 1200 m dpl. Semua kriteria tanah dan iklim ini sangat dipenuhi oleh keadaan wilayah yang ada di Desa Raya karena itulah mengapa banyak masyarakat
yang ada di Desa Raya membudidayakan tanaman bunga terutama bunga potong Krisan. Meskipun demikian ada hal yang menjadi kekhawatiran para petani dalam
Universitas Sumatera Utara
proses pembudidayaan bunga yaitu kawasan atau wilayah Desa Raya yang sering mengalami perubahan cuaca yang dapat menghambat proses produksi bunga akan
tetapi hal tersebut tidak menjadi alasan bagi para petani bunga untuk tetap membudidayakan bunga dan terus memproduksi tanaman hias yang banyak digemari
di kalangan masyarakat ini.
4.2. Variasi Pengetahuan Petani Dalam Pengolahan Dan Penggunaan Pupuk