Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Penelitian ini mengkaji tentang pengetahuan petani dalam budi daya bunga. Pengetahuan petani dalam membudidayakan bunga yang dikaji ini dilakukan untuk dapat mengetahui bagaimana petani bunga menggunakan pengetahuan mind yang mereka miliki untuk membudidayakan tanaman bunga yang sering juga dijadikan sebagai tanaman hias. Dengan melakukan penelitian ini diperoleh data dan gambaran tentang suatu sistem pengetahuan yang bersifat abstrak yang digunakan sekelompok manusia di lingkungan sekitar tempat mereka tinggal yang kemudian mereka interpretasikan sehingga mengasilkan prilaku. Penelitian ini menghasilkan data tentang bagaimana petani bunga mengembangkan lahan pertanian mereka khususnya untuk membudidayakan jenis tanaman bunga dengan menggunakan pengetahuan yang mereka miliki. Pembudidayaan bunga itu sendiri mencakup beberapa tahapan. Di sini peneliti melihat bagaimana petani menggunakan pengetahuan mereka untuk mengolah lahan pertanian agar menghasilkan produksi bunga yang maksimal dan sesuai dengan permintaan pasar. Sistem produksi bunga itu sendiri dimulai dari bagaimana petani mengolah lahan, melakukan pembibitan, penanaman, pemeliharaan sampai kepada Universitas Sumatera Utara masa panen. Dari tahapan-tahapan produksi ini petani memiliki teknik tersendiri agar hasil produksi bunga di lahan pertanian mereka memiliki kualitas yang baik. Di sinilah peneliti mengkaji pengetahuan petani khususnya dalam budi daya bunga. Selain itu penelitian ini juga melihat sistem distribusi dari hasil panen bunga tersebut. Sistem distribusi yang dimaksudkan adalah pemasaran bunga yang dilakukan oleh para petani untuk menjual hasil panen mereka yaitu dengan cara memperbolehkan para pembeli atau konsumen untuk datang langsung ke kebun atau ke ladang mereka dan memilih langsung bunga yang ingin dibeli. Penelitian ini dilakukan di Desa Raya, Kecamatan Berastagi, Kabupaten Karo. Sebagaimana yang kita ketahui pertanian di Tanah Karo terkenal sebagai penghasil sayuran dan buah-buahan terbesar di wilayah Sumatera Utara. Hal ini dikarenakan Kabupaten Karo merupakan daerah dataran tinggi yaitu daerah pegunungan yang memiliki kondisi iklim pada umumnya sedang sejuk hingga dingin berkisar 16°C dengan rata-rata curah hujan tahunan 144 mm sehingga pertaniannya sangat cocok untuk pertanian tanaman hortikultura. Tanaman hortikultura adalah tanaman yang dibudidayakan dengan cara bercocok tanam, pemupukan, perawatan serta pengendalian hama dan penyakit. Jenis tanaman hortikultura seperti: sayur-sayuran, buah-buahan, tanaman hias seperti berbagai jenis bunga dan lain sebagainya. Tanaman hortikultura memiliki ciri dan sifat-sifat khas, yaitu : Universitas Sumatera Utara • Tanaman hortikultura mudah atau cepat mengalami kebusukan. Meskipun demikian, hasil tanaman hortikultura selalu dibutuhkan setiap hari dalam keadaan segar. Dari pemanenan hingga pemasaran hasil tanaman hortikultura memerlukan penanganan dengan cermat dan efisien. Penanganan yang baik akan meningkatkan kualitas harga pasar. • Tanaman hortikultura memiliki daerah penanaman dengan kondisi dan keadaan yang spesifik. Tidak pada sembarang tempat. Ada tanaman yang hanya cocok ditanam di daerah pegunungan seperti apel, kentang, beberapa jenis bunga, begitu pula sebaliknya. Jenis tanaman hortikultura yang dihasilkan baik buah-buahan maupun sayur- sayuran seperti jeruk, cabai, tomat, kentang, kubis dan lain sebagainya adalah hasil komoditi terbesar di daerah ini. Hasil komoditi ini merupakan produk andalan dari Kab. Karo dengan tingkat pendapatan hampir 90 berasal dari tanaman hortikultura dan selain memenuhi kebutuhan lokal beberapa komoditi dari daerah ini juga dijual ke daerah lain, bahkan ada yang di ekspor ke luar negeri sehingga kabupaten ini menjadi terkenal sebagai produsen utama beberapa komoditi buah-buahan dan sayur- sayuran di Sumatera Utara data BPS Kab. Karo, 2010 1 Meskipun demikian daerah ini juga terkenal akan penghasil jenis tanaman hias yaitu bunga. Meskipun produksi pertanian tanaman bunga ini masih rendah, akan tetapi di beberapa kawasan pedesaan di Tanah karo sudah banyak yang menanam . 1 Data BPS Kabupaten Karo Analisis Sosial Ekonomi Kabupaten Karo tahun 2010 Universitas Sumatera Utara bunga sebagai tanaman pokoknya bahkan sudah membudidayakan tanaman bunga dengan varian yang berbeda. Oleh karena itu peneliti tertarik melakukan penelitian terhadap sistem pengetahuan petani bunga yang ada di Desa Raya, Kecamatan Berastagi, Kabupaten Karo. Di sini dilihat bagaimana petani menggunakan pengetahuan yang mereka miliki untuk membudidayakan tanaman bunga agar menghasilkan produksi yang memuaskan. Sistem produksi bunga itu sendiri pasti berbeda dengan tanaman hortikultura lainnya, tergantung bagaimana petani tersebut mengolah lahan pertaniannya agar menghasilkan produksi yang baik dan memuaskan. Sistem produksi bunga yang tercakup berbagai unsur-unsur di dalamnya seperti: pengolahan lahan, pembibitan, menanam, pemeliharaan sampai kepada masa panen dan juga cara pendistribusian dari hasil tanaman mereka setelah panen menjadi fokus kajian ini. Sistem pengolahan lahan yang baik tentunya menghasilkan produksi hasil tanam yang baik pula, oleh sebab itu tentunya petani memiliki pengklasifikasian jenis-jenis lahan yang baik untuk ditanami tanaman bunga. Tidak hanya itu saja jenis- jenis lahan itu diklasifikasikan lagi berdasarkan jenis tanah yang bagaimana yang cocok untuk ditanami bunga. Tanah atau lahan merupakan sumberdaya alam fisik yang mempunyai peranan penting dalam usaha tani itu sendiri. Pendayagunaan lahan atau tanah memerlukan pengelolaan yang tepat dan sejauh mungkin mencegah dan mengurangi kerusakan dan dapat menjamin kelestarian sumber daya alam tersebut untuk kepentingan generasi yang akan datang. Universitas Sumatera Utara Pada sistem lingkungan tanah, usaha-usaha yang perlu dikerjakan ialah rehabilitasi, pengawetan, perencanaan dan pendayagunaan tanah yang optimum. Tujuan pengolahan tanah itu sendiri adalah agar tanah menjadi gembur, subur dan banyak mengandung atau menyimpan unsur hara, mudah untuk pertumbuhan tanaman serta mudah untuk perkembangan perakaran tanaman 2 Selain itu petani juga harus memperhitungkan lamanya tingkat penggunaan sebidang tanah tertentu dalam perjalanan waktu, misalnya berdasarkan luas tanah yang digunakan ditinjau dari segi kebutuhan akan kerja serta besarnya masukan kerja yang diperlukan untuk satu tingkat tertentu penguasaan atas sebidang tanah. Kerja selalu dilakukan dengan menggunakan satu alat tertentu dan di sini kita akan mempertanyakan dengan cara Antropologis – tradisional, apakah sistem itu pada pokoknya menggunakan kerja tangan dengan perantaraan tajak hoe, ataukah juga menggunakan kerja hewan untuk menarik bajak plow Wolf 1983:34. Untuk itu perlu dikembangkan suatu konsep, yang dapat mengupayakan lahan pertanian terus dapat digunakan sebagai lahan pertanian abadi LPA . 3 2 www.balittanah.litbang.deptan.go.id , baik melalui upaya-upaya perumusan kebijakan pemerintah maupun dari aspek ekonomi, fisik geografi maupun sosial budaya lahan itu sendiri. Ini berarti, kita tidak hanya melihat dari satu sisi bagaimana petani bunga menginterpretasikan pengetahuan mereka untuk menanam bunga, akan tetapi juga bagaimana para petani mengolah lahan mereka dan dengan cara apa untuk menanami tanaman bunga tersebut. 3 Lahan Pertanian Abadi LPA konsep perekonomian untuk jenis tanaman holtikultura. http:www.arsanti.pdf Universitas Sumatera Utara Tidak hanya terfokus pada pengolahan lahan, penelitian ini juga mengkaji tentang bagaimana petani menggunakan pengetahuan yang mereka miliki untuk pertanian mereka dalam pembibitan dan pola penanaman. Di Desa Raya sendiri jenis bunga yang ditanam adalah jenis bunga potong Krisan dengan berbagai jenisnya serta jenis bunga Mawar. Meskipun bunga potong Krisan terdiri dari berbagai jenis akan tetapi proses penanamannya tidak jauh berbeda antara jenis yang satu dengan jenis yang lainnya sehingga tidak menyulitkan para petani bunga yang ada di Desa Raya untuk membudidayakan bunga tersebut. Sama halnya dengan bunga Mawar, proses penanamannya juga tidak jauh berbeda dengan proses penanaman bunga Krisan, hanya terdapat sedikit saja perbedaan dalam proses penanaman awalnya. Proses menanam bunga yang dilakukan oleh petani pasti memiliki teknik tersendiri. Misalnya, dalam proses menanam bunga apakah petani melakukan penggolongan terhadap jenis bibit ataupun tunas yang akan ditanam, seperti apa metode penanamannya, alat-alat seperti apa yang dipakai untuk menanam, bagaimana pembagian waktu selama penanaman dan sebagainya Dove, 1988:133-149. Di sinilah peneliti mendeskripsikan bagaimana petani bunga menggunakan pengetahuan mereka untuk menanam bunga. Menanam bunga tidak semudah menanam jenis tanaman lainnya. kondisi alam juga harus diperhitungkan karena kondisi alam tidak hanya mempengaruhi faktor produksi yang umumnya berupa lahan yang baik atau buruk, hujan yang cukup Universitas Sumatera Utara dan suhu yang cocok untuk pertumbuhan suatu tanaman dan pekerjaan, tetapi juga mempengaruhi tipe pemilikan tanah di suatu daerah. Sawah yang luas misalnya, jarang terdapat di wilayah yang kondisi lahannya miskin dan topografinya pegunungan Frithjof Kuhren,1990:14, oleh karena itulah di daerah pegunungan hanya beberapa kawasan yang dijumpai daerah persawahan. Selain para petani harus memperhitungkan kondisi alam seperti cuaca dan iklim, para petani juga harus mengantisipasi tanaman mereka dari serangan hama dan penyakit. Selain itu dengan penelitian ini peneliti dapat mengungkapkan pengetahuan petani bunga di Desa Raya dalam membuat kategorisasi atas tanah, tanaman, hama, pupuk, dan pestisida. Bagaimana simpul-simpul pengetahuan ini berkaitan dengan strategi penanaman dan pemeliharaan atas budi daya bunga Sembiring, 2002:8. Masa akhir dari sistem produksi pada petani bunga adalah masa panen. Panen pada tanaman bunga tentunya berbeda dengan tanaman lain, pada berbagai varietas bunga juga memiliki cara pemanenan yang berbeda. Sebagai contoh untuk jenis tanaman bunga Krisan dengan berbagai jenisnya membutuhkan waktu panen ± 3 bulan. Sedangkan untuk bunga jenis Mawar membutuhkan waktu panen ± 5 bulan untuk masa panen. Pengetahuan petani dalam hal panen juga merupakan suatu pembahasan yang menarik sehubungan dengan alat-alat yang dipergunakan dalam masa panen, bagaimana cara penggunaan alat-alat tersebut, apakah ada ritual yang dilakukan sebelum melakukan panen dan lain sebagainya. Maka dari itu peneliti menggambarkan pengetahuan petani dalam hal panen tersebut. Universitas Sumatera Utara Saat ini Indonesia mengekspor bunga senilai kurang dari 5 juta per tahun. Hal ini menjadikan Indonesia Negara ke- 33 terbesar dalam ekspor bunga, dengan pangsa pasar dunia sebesar 0,7. Pada saat ini untuk pemasaran bunga sendiri, industri florikultur AMARTA 4 Salah satu upaya Amarta yang dilakukan di Berastagi tepatnya di Desa Raya yang merupakan penghasil bunga potong Krisan terbesar di Berastagi adalah dengan membangun kebun percontohan atau yang biasa disebut masyarakat petani dengan greenhouse dan memberikan penyuluhan terhadap petani tentang produksi bunga pada media greenhouse serta bagaimana pengendalian hama dan penyakit pada tanaman bunga serta penggunaan pupuk kimia. dataran tinggi telah berkembang budidaya Mawar, Krisan di Berastagi, Bogor, BandungLembang yang menawarkan banyak peluang bagi intervensi AMARTA yang efisien di Jawa Barat dan Sumatera Utara dan dataran tinggi di Bali. Industri florikultur dataran rendah juga telah berkembang anggrek, heliconia tanaman hias dan tanaman yang tumbuh dalam kontainer dan berkembang baik pada ketinggian 0-700 m di daerah Medan, Jakarta dan selatan Bali, dan intervensi AMARTA dapat secara signifikan meningkatkan produktivitas ini, sehingga meningkatkan rata-rata pendapatan keluarga di industri bunga tropis dan dataran tinggi. Upaya Amarta untuk mengembangkan ekspor bunga di berbagai daerah di Indonesia termasuk Berastagi tidak hanya membutuhkan peralatan teknologi untuk mengembangkan dan membudidayakan bunga, akan tetapi pengalaman serta 4 AMARTA; Agri Business Market and Suport Activity. Atau dalam bahasa Indonesia AMARTA; Penilaian Rantai Nilai Sektor Florikultur Tropis di Indonesia. www.amarta.netamartaconsultancy ReportIDAmarta Floriculture Assessment jun IN.pdf Universitas Sumatera Utara pengetahuan alami yang dimiliki para petani bunga juga sangat dibutuhkan untuk pengembangan dan pembudidayaan tanaman bunga itu sendiri. Uraian di atas selain menjelaskan tentang manfaat teknologi yang dipakai dalam pengembangan budi daya bunga juga merupakan penjelasan tentang distribusi dan pemasaran bunga dalam skala nasional. Dari wawancara awal yang dilakukan hasil panen bunga dari Desa Raya tidak hanya dipasarkan ke kota Medan tetapi pemasaran bunga juga sampai kepada kota-kota besar yang ada di Sumatera Utara. Para konsumen atau pembeli bunga juga banyak yang datang dari berbagai daerah. Baik itu untuk dikonsumsi sendiri maupun untuk dijual kembali. Membahas masalah distribusi sangat menarik karena pola penyaluran bisa tergambarkan secara terstruktur. Beranjak dari sini kita bisa melihat bagaimana hubungan antara petani bunga dengan para pembeli atau konsumen. Dalam masalah ini peneliti akan menggambarkan pola hubungan yang terjadi antara petani bunga dengan pembeli agar dapat dipahami oleh masyarakat luas. Penelitian tentang tanaman bunga memang belum banyak dilakukan, akan tetapi penelitian tentang tanaman lain misalnya seperti kopi dan padi dapat menjadi acuan dalam penelitian ini. Seperti Istayah 2001 membahas mengenai proses pengambilan keputusan untuk tetap mempertahankan pengelolaan pertanian kopi di Desa Bandar Alam Lama, Kec. Muara Dua Kisam Kab. DKU Sumatera Selatan. Menurut Istayah dalam proses pengambilan keputusan, petani dipengaruhi oleh beberapa aspek yaitu : permintaan pasar dan subsistensi, cuaca, pengetahuan, waktu, tenaga kerja, bibit dan modal kredit. Universitas Sumatera Utara

1.2. Rumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Pengetahuan Petani tentang Hama dan Penyakit Tanaman Jeruk (Studi Etnografi Petani Jeruk di Desa Sukanalu, Kecamatan Barus Jahe, Kabupaten Karo)

3 59 152

Analisis Efisiensi Pemasaran Bunga Potong Krisan (Studi Kasus: Desa Raya, Kecamatan Brastagi, Kabupaten Karo)

14 79 83

PENGETAHUAN LOKAL PETANI DALAM BUDIDAYA TANAMAN GANDUM "Triticum Spp" (Studi Kasus di Desa Podokoyo Kecamatan Tosari Kabupaten Pasuruan)

0 5 10

Analisis Besarnya Risiko Pendapatan Petani Dalam Penggunaan Dana Credit Union (Studi Kasus: Kopdit Merdeka Desa Sempajaya, Kec. Brastagi, Kab. Karo)

0 0 11

Analisis Besarnya Risiko Pendapatan Petani Dalam Penggunaan Dana Credit Union (Studi Kasus: Kopdit Merdeka Desa Sempajaya, Kec. Brastagi, Kab. Karo)

0 0 1

Analisis Besarnya Risiko Pendapatan Petani Dalam Penggunaan Dana Credit Union (Studi Kasus: Kopdit Merdeka Desa Sempajaya, Kec. Brastagi, Kab. Karo)

0 0 5

Analisis Besarnya Risiko Pendapatan Petani Dalam Penggunaan Dana Credit Union (Studi Kasus: Kopdit Merdeka Desa Sempajaya, Kec. Brastagi, Kab. Karo)

0 0 14

Analisis Besarnya Risiko Pendapatan Petani Dalam Penggunaan Dana Credit Union (Studi Kasus: Kopdit Merdeka Desa Sempajaya, Kec. Brastagi, Kab. Karo)

0 0 3

Analisis Besarnya Risiko Pendapatan Petani Dalam Penggunaan Dana Credit Union (Studi Kasus: Kopdit Merdeka Desa Sempajaya, Kec. Brastagi, Kab. Karo)

0 2 41

Pengetahuan Petani tentang Hama dan Penyakit Tanaman Jeruk (Studi Etnografi Petani Jeruk di Desa Sukanalu, Kecamatan Barus Jahe, Kabupaten Karo)

0 1 26