Proses Produksi Tanaman Bunga

3.2. Proses Produksi Tanaman Bunga

Pada proses produksi tanaman bunga ada beberapa tahapan-tahapan yang dilakukan para petani bunga yang ada di Desa Raya agar menghasilkan produksi yang memuaskan. Tahapan tersebut mencakup; proses pengolahan lahan, pembibitan, penanaman dan proses pemeliharaan tanaman bunga, karena hal tersebut merupakan beberapa indikasi penting dalam memproduksi bunga. Berikut penjelasan mengenai proses produksi tanaman bunga yang dilakukan dengan menggunakan media greenhouse dan media alam terbuka. 3.2.1. Proses Produksi Pada Media Greenhouse 3.2.1.1. Proses Pengolah Lahan Sebelum melakukan proses pembudidayaan tanaman bunga proses awal yang dilakukan adalah pembersihan lahan dan pengolahan tanah yang akan dipakai sebagai media tanam. Pengolahan lahan dilakukan sebagai usaha untuk membersihkan lahan- lahan sebelumnya yang berisikan rumput-rumput liar, sampah dan akar-akar tanaman yang dapat mengganggu tanaman yang akan ditanam. Setelah selesai melakukan pembersihan lahan langkah selanjutnya yang dilakukan adalah menggemburkan tanah. Penggemburan tanah dilakukan dengan cara penggarapan tanah dengan menggunakan cangkul. Fungsi dari penggemburan tanah ini ialah selain untuk meratakan tanah juga untuk menghancurkan tekstur-tekstur tanah yang keras sehingga tidak mengganggu proses tanam nantinya. Universitas Sumatera Utara Setelah selesai melakukan penggemburan tanah, langkah selanjutnya adalah membuat bedeng berkisar 1 meter atau lebih tergantung dari luas lahan yang dimiliki. Pembuatan bedeng ini dimaksudkan untuk pemudahan proses pemanenan sehingga tiap tanaman yang ditanam akan teratur susunannya. Setelah selesai membuat bedeng tanah yang sudah digarap dan digemburkan tadi disirami atau diberi air sampai menggenang seperti membentuk kolam. Cara penyiramannya cukup sederhana yaitu hanya dengan menggunakan alat penyiram tanaman seperti gembor dan selang air. Biasanya alat penyiram tanaman gembor digunakan petani yang menggunakan media alam terbuka sebagai lahan untuk membudidayakan tanaman bunganya. Hal ini dikarenakan petani yang menggunakan lahan media alam terbuka tidak terlalu luas sedangkan bagi petani yang menggunakan media greenhouse juga menggunakan alat penyiram gembor, akan tetapi mereka lebih memilih menggunakan alat penyiram berupa selang air sebagai alat penyiram utamanya, terutama bagi petani yang menggunakan media greenhouse yang cukup luas sehingga memudahkan mereka untuk menyiram lahan dan tanaman. Tujuan dari tanah yang sudah digemburkan tadi disirami sampai tergenang dan terbentuk seperti kolam adalah agar tanah tersebut banyak mengandung air dan lembek lunak sehingga memudahkan dalam proses penanaman. Tanah yang disirami sampai membentuk seperti kolam tadi didiamkan selama satu malam sampai airnya meresap seluruhnya ke dalam tanah. Setelah airnya meresap, tanah tersebut diberi polomit agar tanah yang akan dipakai sebagai media tanam tersebut bagus dan subur. Universitas Sumatera Utara Proses pengolahan lahan tidak sampai disitu saja, agar menghasilakan tanaman yang baik tidak hanya tanaman yang diberi pupuk, akan tetapi tanah yang akan dipakai sebagai media tanam juga diberi pupuk. Setelah tanah tadi diberi polomit, selanjutnya tanah tersebut diberi pupuk yang oleh petani bunga setempat menyebutnya Bokasi. Bokasi merupakan sejenis pupuk yang terbuat dari campuran kotoran ternak dan ampas padi sekam. Biasanya ampas padi sekam sebelum dicampur bersama kotoran ternak dikeringkan terlebih dahulu selama 1-2 hari, setelah kering barulah sekam dicampur dengan kotoran ternak. Agar bokasi tersebut tercampur dengan tanah dengan merata petani mencangkul lagi tanah yang sudah tercampur dengan bokasi sampai merata. Setelah pemberian bokasi selesai para petani kemudian memberikan Mabar atau pupuk organik untuk dicampurkan kembali pada tanah. Pemberian Mabar atau pupuk organik ini pada dasarnya tidak dilakukan oleh semua petani tertentu, hanya petani-petani yang memiliki modal lebih yang menggunakan lanjutan pemberian pupuk tersebut pada lahan yang akan ditanami bunga. Biasanya petani yang menggunakan pupuk lanjutan ini membudidayakan tanaman bunga pada media greenhouse yang cukup luas, akan tetapi selain modal alasan lain yang membuat petani-petani terutama bagi petani yang menggunakan media alam terbuka sebagai lahan untuk membudidayakan tanaman bunga adalah pemberian Mabar atau pupuk organik akan sia-sia. Seperti yang dikatakan oleh salah seorang petani yang membudidayakan bunga dengan menggunakan media alam terbuka, menurutnya pemberian Mabar akan menjadi sia-sia karena mereka Universitas Sumatera Utara menggunakan media terbuka yang tidak tahu kapan hujan akan datang menyirami lahan mereka sehingga pupuk organik tersebut akan menjadi percuma dan sia-sia. Sementara bagi petani yang menggunkan media greenhouse tidak akan khawatir dan rugi karena mereka membudidayakan bunga dalam satu lahan tertutup sehingga hujan tidak akan masuk dan membuang percuma pupuk organik tersebut. Hal senada juga dikatakan oleh seorang petani greenhouse yang merupakan salah satu informan yang bernama Ny. Edi br.Sembiring, dia mengatakan bahwa: “Penambahan Mabar atau pupuk organik ke dalam proses pengolahan lahan dikarenakan selain untuk lebih menyuburkan tanah juga nantinya akan lebih menghasilkan jenis tanaman yang bagus dan memuaskan sehingga dapat mempertahankan harga jual bunga meskipun harga bunga sedang sedang turun dipasaran”. Proses terakhir dari pengolahan lahan adalah menaikkan tanah atau yang sering disebut petani dengan sebutan gulut tanah dinaikkan, akan tetapi sebenarnya proses pengolahan lahan ini merupakan proses lanjutan untuk menanam bunga mawar. Sebagaimana yang diketahui bahwa Desa Raya merupakan daerah penghasil bunga Krisan terbesar di tanah Karo, akan tetapi untuk meragamkan tanaman para petani di sana juga menanam tanaman bunga mawar. Namun beberapa petani di Raya juga ada yang menggunakan gulut tanah dinaikkan untuk tanaman bunga Krisan. Pembuatan gulut dalam setiap bedeng memiliki tinggi dan lebar yang berbanding 40:40. Fungsi dari gulut ini sendiri adalah agar tanah di dalam setiap bedengan tidak jatuh keluar area bedeng, sehingga jika terjadi hujan ataupun pada Universitas Sumatera Utara saat proses penyiraman tanah dan pupuk tidak jatuh ke bawah melainkan terserap ke dalam tanaman. Agar gulut dapat berdiri tegak para petani menggunakan sejenis terpal yang terbuat dari bahan plastik di seluruh sisi dinding bedeng sedangkan untuk penyangga terpal digunakan bambu-bambu kecil sebagai pengikat atau penjepit agar terpal tidak jatuh ataupun miring. Setelah gulut selesai dibuat kemudian tanah diratakan kembali lalu disirami kembali dengan air. Semua proses pengolahan lahan biasanya dilakukan selama 2-3 hari sebelum akhirnya melakukan proses tanam. 3.2.1.2. Proses Pembibitan Proses yang dilakukan selanjutnya setelah melakukan proses pengolahan lahan adalah pembibitan. Bibit-bibit yang diperoleh petani untuk membudidayakan tanaman bunga ini dilakukan dengan beberapa cara. Salah satu cara yang dilakukan petani adalah dengan cara membeli bibit yang sudah siap tanam. Pembelian bibit ini dilakukan petani dengan cara pemesanan bibit yang berkualitas dari luar kota maupun luar provinsi. Seperti yang dilakukan beberapa petani greenhouse di Desa Raya, mereka memesan bibit yang berasal dari kota Bogor dan Bandung. Alasan mereka memesan langsung dari ke dua kota ini karena kualitas jenis tanaman hias yang berasal dari daerah ini sudah sangat terkenal dan tidak diragukan lagi, untuk itulah petani memesan ke daerah-daerah tersebut. Universitas Sumatera Utara Pada proses pemesanan bibit bunga yang dilakukan para petani tidak terlalu sulit, hal ini dikarenakan para petani sudah lama bekerjasama dengan petani bunga dan pemasok bibit-bibit tanaman hias ada di daerah-daerah tersebut sehingga jika ingin memesan mereka tinggal menelepon atau mengirimkan surat beserta jenis-jenis bibit bunga yang diinginkan, setelah itu dalam jangka waktu 2 atau 3 hari pesanan bibit akan tiba di tempat, akan tetapi tidak semua petani bunga yang ada di Desa Raya melakukan pemesanan bibit, ada juga petani yang melakukan pembibitan dengan cara penyetekanstek. Hal ini dikarenakan biaya untuk memesan bibit sedikit lebih mahal dibandingkan dengan pembibitan sendiri. Meskipun sedikit lebih mahal akan tetapi kualitas dari bibit yang siap pakai sudah tidak diragukan lagi. Seperti yang dilakukan salah seorang informan yang bernama Pak Beni meskipun bapak tersebut petani greenhouse dia tidak serta merta memakai bibit pesanan di kebunnya. Bapak itu juga melakukan penyetekanstek dengan tumbuhan induk. Agar menghasilkan bibit yang baik pak Beni memiliki trik tersendiri dan tidak semua petani melakukannya. Teknik yang dilakukan pak Beni adalah setelah semua hasil bibit stek dikumpulkan, bibit tersebut ditanam sementara dalam wadah yang terbuat dari papan kayu yangb berukuran 40 x 40 cm. Wadah tersebut sebelumnya sudah diisi terlebih dahulu oleh sekam atau kulit padi yang sudah dibakar sebelumnya. Alasannya adalah untuk menghasilkan sekam yang lebih baik maka sekam tersebut dibakar sampai berwarna hitam. Setelah selesai dibakar, sekam yang sudah menghitam dijadikan pupuk untuk bibit. Kemudian wadah yang sudah dipersiapkan sebelumnya diisi oleh sekam lalu diratakan dalam wadah lalu sekam Universitas Sumatera Utara tersebut disiram dengan air, setelah selesai maka bibit tersebut dapat ditanam dalam wadah tersebut. Untuk menanam bibit dalam wadah yang telah berisikan sekam tersebut tidak sembarangan, setiap bibit yang ditanam harus memiliki jarak antara tanaman bibit yang satu dengan yang lainnya. ukuran jarak yang dibuat petani dalam wadah tersebut berkisar satu atau dua jari tangan orang dewasa. Hal tersebut dimaksudkan agar udara dan cahaya tetap masuk pada sela-sela tanaman bibit bunga sehingga tanaman tersebut dapat tetap tumbuh dengan baik. Setelah selesai melakukan pembibitan dibutuhkan waktu selama ± 2 hari untuk pendiaman bibit dalam wadaah tersebut sebelum akhirnya bibit-bibit bunga Krisan tersebut siap ditanam pada lahan yang sudah dipersiapkan. 3.2.1.3. Proses Penanaman Dalam proses penanaman bunga ada beberapa tahapan yang harus dilakukan petani greenhouse agar menghasilkan produksi bunga yang baik. Sebagaimana yang diketahui Desa Raya terkenal sebagai penghasil bunga potong Krisan dan beberapa jenis bunga lainnya di Tanah Karo. Bunga Krisan juga terdiri dari berbagai jenis yang ditanam di Desa Raya, meskipun demikian proses pengolahan lahan dan proses tanam pada umumnya tidak berbeda sehingga tidak menyulitkan para petani untuk memproduksi bunga, akan tetapi ada beberapa jenis bunga yang berbeda dan bukan merupakan dari jenis bunga Krisan sehingga proses tanamnya juga berbeda dari Universitas Sumatera Utara bunga Krisan seperti; bunga Mawar, Lusiantus. Berikut perbedaan proses penanaman bunga Krisan, Mawar dan Lusiantus yang pada media greenhouse. • Bunga Krisan Untuk melakukan proses tanam petani yang menggunakan media tanam greenhouse sebelum melakukan proses tanam baik berbagai jenis bunga Krisan, Lusiantus, Pikok dan Ester terkecuali bunga Mawar terlebih dahulu petani harus membuat cetakan pada tanah. Cetakan itu berupa lubang-lubang kecil untuk tempat menanam bunga. Proses pembuatan cetakan itu adalah pertama-tama petani melubangi tanahlahan yang sudah dipersiapkan sebelumnya dengan cetakan sederhana yang terbuat dari kayu atau bambu bulat dengan panjang berkisar 1 m. Kayu dengan panjang 1 m tersebut gunanya sebagai pengukur agar jarak tanah yang dilubangi antara satu dengan yang lainnya tidak berbeda. Sedangkan bambu yang ujungnya dibuat runcing gunanya sebagai cetakan untuk melubangi tanah. Lahan yang dilubangi sebagai tempat untuk menanam bunga Krisan terdiri dari 8 baris dan kedalaman lubang tempat untuk menanam bunga memiliki kedalaman 3 cm, dan masing-masing jarak tanam bunga Krisan berkisar 10-20 cm. Alasan pemberian jarak tersebut adalah agar tanaman bunga yang ditanam mendapat sinar matahari yang cukup sehingga tanaman lainnya dapat bernafas karena mendapatkan udara udara yang cukup. Setelah selesai melubangi tanah proses selanjutnya yang dilakukan petani bunga adalah menanam bibit bunga Krisan ke dalam tanah yang sudah dilubangi sebelumnya. Setelah bibit selesai ditanam maka dilakukanlah Universitas Sumatera Utara penyiraman pada bibit-bibit bunga Krisan yang baru saja ditanam tersebut, alasannya agar bibit bunga yang ditanam kembali segar dan tidak layu. Bibit yang baru saja ditanam pada keesokan harinya langsung diberi pupuk. Pemberian pupuk ini gunanya adalah untuk memancing pertumbuhan bunga Krisan sehingga bunga dapat tumbuh dengan baik dan sempurna. Bibit bunga Krisan yang telah ditanam setelah berumur satu minggu kembali diberi pupuk. Pupuk-pupuk yang diberikan seperti; Pupuk NPK, Paten kali butir dan bas. Semua pupuk ini berfungsi untuk merangsang pertumbuhan batang, memperkuat akar dan merangsang pertumbuhan bunga. Tidak lupa para petani kembali memberikan Mabar pupuk organik agar tanaman bunga Krisan semakin subur dan menghasilkan bunga yang sehat. • Bunga Mawar Pada umumnya bunga Mawar di tanam pada media tertutup seperti greenhouse . Hal ini dikarenakan bunga Mawar sangat peka terhadap sinar matahari sehingga jika terlalu banyak menyerap sinar matahari proses pemekaran bunga menjadi lebih cepat dan gampang layu, karena itulah penanaman bunga Mawar dilakukan pada media greenhouse yang pengaturan cahayanya dapat disesuaikan dengan kebutuhan bunga Mawar. Untuk menanam bunga mawar hal pertama yang dilakukan petani adalah dengan memberikan Bokasi pupuk yang terbuat dari campuran kotoran lembu dan sekam padi dengan perbandingan dengan tanah 2:1 pada lahan yang akan ditanami Universitas Sumatera Utara bunga Mawar. Setelah itu mulailah dengan penanaman bibit Mawar. Penanaman bunga Mawar dilakukan pada sisi-sisi atau pada bagian pinggir bedeng yang telah dinaikkan gulut dan jarak tanam bunga Mawar masing-masing berkisar 10 cm. Setelah tanaman bunga Mawar berusia satu minggu maka dilakukanlah pemupukan pertama. Pupuk yang diberi seperti; Pupuk paten kali butir, bas dan hidro compact NPK. Petani menanam bunga Mawar hanya di pinggiran sisi bedeng yang telah dinaikkan dan bukan di tengah seperti penanaman bunga lain pada umumnya. Tujuannya adalah untuk mengambil tunas baru pada bunga Mawar. Untuk mendapatkan tunas baru tersebut tidak hanya ditanam pada pinggiran bedeng akan tetapi bagaimana proses penanamannya juga harus diperhatikan. “Seperti yang dilakukan pak Saman yang merupakan pekerja aron pada media greenhouse. Menurutnya menanam bunga Mawar tidak seperti menanam bunga Mawar di halaman rumah yang hanya dijadikan hiasan. Agar menghasilkan tunas baru pada bunga Mawar, penanamannya tidak cukup hanya dilakukan di bagian pinggir bedeng saja tetapi juga bunga Mawar tersebut setelah berumur 3 minggu harus dimiringkan atau ditidurkan untuk mendapatkan tunas baru”. Universitas Sumatera Utara • Bunga Lusiantus Lusiantus merupakan jenis tanaman hias bunga yang jenisnya sama dengan jenis bunga Krisan, hanya saja dalam hal proses penanamannya ada sedikit perbedaan dengan proses penanaman jenis bunga Krisan lainnya. Proses penanaman bunga Lusiantus sendiri sebenarnya tidak jauh berbeda dengan proses penanaman bunga Krisan. Perbedaan proses tanamnya hanya terletak pada saat tanaman bunga Lusiantus yang sudah berusia 1 bulan dilakukan pengangkatanpemindahan tanaman ke lahan lain. Hal tersebut bertujuan untuk mendapatkan tunas baru pada tanaman bunga Lusiantus sehingga tunas tersebut dapat dijadikan bibit baru. Hal ini dikarenakan bunga Lusiantus dapat menghasilkan tunas setelah berumur 1 bulan melalui proses pemindahan bunga ke lahan baru dan setelah satu minggu barulah tanaman bunga Lusiantus kembali diberi pupuk sampai bunga siap panen. Universitas Sumatera Utara Foto 3.3 Proses Penanaman Bibit Krisan. 3.2.1.4. Proses Pemeliharaan Untuk proses perawatan atau pemeliharaan tanaman bunga ada perbedaan yang cukup signifikan yang dilakukan petani yang menggunakan media alam terbuka dengan petani yang menggunakan media greenhouse sebagai media tanamnya sehingga tanaman bunga yang dihasilkan juga memiliki sedikit perbedaan. Untuk bunga yang ditanam dalam media greenhouse diperlukan beberapa tahapan pemeliharan agar tumbuhan bunga dapat tumbuh dengan sempurna. Tahapan pemeliharaan yang dilakukan petani bunga greenhouse terdiri dari tahapan pengaturan cahaya, angkat kaki, kikit dan penyemprotan dengan pestisida. • Pengaturan Cahaya Pada umumnya bunga yang dibudidayakan dalam media greenhouse sangat membutuhkan pengaturan suhu dan cahaya. Hal ini dikarenakan bunga yang dibudidayakan dalam media greenhouse tidak seperti bunga yang dibudidayakan dalam media terbuka yang sangat bebas mendapat udara dan cahaya matahari tanpa adanya media yang dapat menghalangi cahaya matahari untuk diserap tanaman. Tanaman bunga yang ditanam dalam media greenhouse tidak mendapatkan cahaya matahari secara langsung untuk pertumbuhan tanaman karena ditanam dalam media tertutup. Untuk itu agar mendapat cahaya dan dapat tumbuh seperti tanaman bunga yang ditanam dalam media terbuka sangat diperlukan pengaturan cahaya. Universitas Sumatera Utara Pengaturan cahaya pada tanaman dilakukan dengan penyinaran lampu listrik. Tanaman bunga yang ditanam dalam media greenhouse diberi cahaya lampu listrik sejak berumur 1 hari – 1 bulan. Hal ini dilakukan agar proses pertumbuhan bunga dapat tumbuh dengan baik sampai pada usia panen. Penyinaran dengan menggunakan lampu listrik juga mempunyai aturan tersendiri, tidak setiap saat lampu dihidupkan. Biasanya lampu dihidupkan menjelang sore hari sampai subuh. Berikut waktu penyinaran tanaman yang dilakukan petani greenhouse. Lampu listrik dihidupkan pada : Pukul 18.30 – 21.30 WIB Pukul 01.30 – 03.30 WIB Tanaman yang tumbuh dalam media greenhouse terutama tanaman bunga Krisan dengan berbagai jenisnya memiliki ukuran tinggi normal berkisar 80 cm, akan tetapi terkadang tinggi tanaman mencapai lebih dari 1 m, bahkan terkadang mencapai tinggi orang dewasa. Hal ini diakibatkan dari pembiasan sinar lampu pada tanaman lain sehingga untuk mengatasi pembiasan agar tanaman tidak terlalu tinggi sehingga tidak menyulitkan para petani pada saat proses perawatan dan panen maka diberi pembatas berupa kain-kain atau karung bekas pupuk di sepanjang pinggiran bedeng agar sinar lampu tidak membias ke tanaman lain. • Proses Angkat Kaki Setiap harinya tanaman bunga disiram dua kali dalam sehari yaitu pada saat pagi hari dan sore hari sampai tanaman bunga siap untuk di angkat kaki umumnya tanaman bunga yang berusia ± 1 bulan. Proses angkat kaki dilakukan dua kali dalam sebulan. Pertama, pada saat usia tanaman 1 bulan dan yang kedua, pada saat tanaman Universitas Sumatera Utara berusia 2 bulan sampai berbunga hingga siap panen. Semua tanaman bunga jenis Krisan harus dilakukan proses angkat kaki oleh petani bunga greenhouse sehingga menghasilkan produksi bunga yang baik. • Kikit Untuk melakukan pemeliharaan tanaman bunga biasanya petani melakukan pembuangan atau pemotongan bunga yang terlalu banyak cabang. Hal ini dilakukan agar bunga yang terlalu banyak cabang tidak mengganggu bunga utama yang tumbuh sehingga bunga utama dapat cepat berkembang. Selain itu para petani biasanya memotong atau membuang bunga yang tidak penting yang biasanya para petani menyebutnya dengan kikit. Kikit dilakukan pada bunga yang tidak penting yang dapat mengganggu bunga utama juga membuang daun yang terlalu lebat pada batang dan daun yang sudah rusak akibat terserang hama daun. Proses pengikitan juga tidak sembarangan. Seperti yang dikatakan ibu Dewi yang merupakan salah satu aron pekerja harian di media greenhouse dengan logat Jawanya sebagai berikut: “Ngikit gak sembarangan apalagi ngikit bunga, salah-salah bisa bunga utama yang terkikit. Kalau ngikit daun lebih mudah, cukup ngikit daun yang kelihatannya numpuk sama daun yang sudah jelek dan kekuning-kuningan karena kena hama. Kalau ngikit bunga harus kita perhatiin bunga utamanya biasanya ada 5 tangkai dan besar, selebihnya itulah yang harus dibuang karena bisa mengganggu bunga utama” Menurut para petani greenhouse proses pengikitan jika sudah dipahami cukup mudah untuk selain daun yang lebat juga tanaman bunga yang kadang terlalu tinggi Universitas Sumatera Utara akibat pembiasan sinar lampu listrik sehingga petani kesulitan untuk menjangkau daun atau bunga yang memiliki batang yang cukup tinggi. • Penyemprotan dengan Pestisida Dalam proses penyemprotan tanaman dengan pestisida, petani setempat biasanya menyebut dengan sebutan songkret semprot dari bawah. Tanaman bunga yang sudah tumbuh besar dan berumur lebih dari 2 bulan dan yang kan siap panen memiliki batang yang panjang dan daun yang lebat sehingga mengakibatkan jarak antara tanaman bunga yang satu dengan yang lainnya menjadi sangat dekat meskipun sudah diberi pembatas berupa tali agar tanaman bunga tidak terlalu dekat dengan tanaman lainnya dan tidak miring sehingga tetap pada tempatnya. Akibat lebatnya bunga dan daun sehingga mengakibatkan kurangnya ruang bernafas antara bunga yang satu dengan bunga yang lain khususnya pada bagian tengah dan bawah batang. Untuk itulah dilakukan songkret agar batang-batang daun bagian bawah dapat berkembang dengan baik. Setelah selesai melakukan proses penyemprotan dengan pestisida petani kembali memberi Mabar pupuk organik dan kembali melakukan proses angkat kaki untuk yang kedua kalinya, kemudian tanaman bunga dibiarkan sampai timbultumbuh pucuk bunga yang baru pada usia 2 ½ bulan dan kemudian kembali diberi pupuk sampai tanaman bunga berusia 3 bulan dan siap panen. Semua proses perawatan yang dilakukan untuk berbagai jenis bunga potong Krisan dan bunga lainnya pada media greenhouse di atas sedikit berbeda dengan Universitas Sumatera Utara perawatan bunga Mawar, meskipun pada dasarnya proses media tanam dilakukan pada media greenhouse. Proses perawatan bunga Mawar tidak melakukan proses penyinaran dengan lampu listrik karena bunga Mawar yang ditanam tidak memerlukan banyak sinar matahari seperti bunga Krisan. Bunga Mawar yang dibudidayakan setelah berumur ½ bulan diberi pancingan pupuk oleh petani dan biasanya petani menyebutnya dengan mancing. Mancing merupakan proses pemberian pupuk untuk bunga Mawar yang gunanya untuk memancing proses pertumbuhan bunga. Masa panen bunga Mawar terjadi 5 bulan sekali sehingga untuk memperbanyak hasil panen petani melakukan bending sebanyak tiga kali selama masa proses perawatan sampai menuju masa panen. Bunga Mawar sendiri tidak membutuhkan banyak air sehingga proses penyiraman yang dilakukan hanya dua hari sekali. Agar bunga Mawar terhindar dari hama penyakit maka petani menyemprot tanaman bunga Mawar sejak berumur 1 minggu, penyemprotan itu sendiri dilakukan dua kali dalam seminggu dengan menggunakan beberapa obat-obatan yang khusus dipakai untuk bunga Mawar dan pestisida. Bunga Mawar sendiri dapat bertahan hingga 4 tahun sehingga petani tidak perlu bersusah payah untuk mengganti dengan bibit yang baru. Universitas Sumatera Utara 3.2.2. Proses Produksi Pada Media Alam Terbuka Pada umumnya proses produksi yang dilakukan petani bunga pada media alam terbuka tidak jauh berbeda dengan proses produksi yang dilakukan pada media greenhouse. Proses produksi tanamana bunga yang dilakukan pada media alam terbuka juga mencakup proses pengolahan lahan, pembibitan, penanaman dan proses pemeliharaan. Semua proses tersebut tidak jauh berbeda dengan proses produksi yang dilakukan pada media greenhouse, hanya saja ada sedikit perbedaan dalam proses produksi tersebut terutama pada proses pemeliharaan tanaman. Berikut tahapan- tahapan produksi tanaman bunga yang dilakukan pada media alam terbuka. 3.2.2.1. Proses Pengolahan Lahan Sama halnya dengan proses pengolahan lahan pada media greenhouse, proses awal pembudidayaan tanaman bunga pada media alam terbuka dilakukan dengan pembukaan lahan. Pembukaan lahan ini dilakukan dengan cara membakar semak- semak dan tanaman liar. Hal ini dilakukan dengan agar tanaman terdahulu tidak mengganggu tanaman yang akan ditanam. Setelah dilakukan pembakaran kemudian dilanjutkan dengan pembersihan sisa-sisa pembakaran pada lahan dan melakukan pengolahan tanah yang akan dipakai sebagai media tanam. Setelah selesai melakukan pembersihan lahan langkah selanjutnya adalah penggemburan dan pemerataan tanah. Penggemburan tanah dilakukan dengan cara menggarap tanah dengan menggunakan alat sederhana seperti cangkul. Fungsi dari penggemburan tanah adalah untuk Universitas Sumatera Utara menghancurkan tekstur tanah yang keras sekaligus untuk meratakan tanah sehingga memudahkan petani dalam proses penanaman. Setelah selesai melakukan penggemburan tanah langkah selanjutnya adalah membuat bedeng. Biasanya panjang bedeng yang dibuat pada media terbuka ukurannya lebih panjang daripada bedeng media greenhouse. Hal ini dikarenakan media greenhouse memiliki batasan ruang sedangkan media alam terbuka tidak memiliki batasan ruang hanya tergantung dari luasa lahan yang dimiliki petani. Setelah selesai membentuk bedeng langkah selanjutnya adalah menyiram lahan tersebut kemudian diberi tambahan polomit agar tanah yang akan dipakai sebagai media tanam semakin bagus dan subur. Pada proses pengolahan lahan ada sedikit perbedaan yang dilakukan petani yang menggunakan media terbuka dengan petani yang menggunakan media greenhouse . Bagi petani yang menggunkan media terbuka tanah yang sudah digarap tidak menyiram lahannya sampai membentuk kolam seperti yang dilakukan petani greenhouse . Hal ini disebabkan pembuatan kolam akan menjadi sia-sia karena lahan petani yang menggunakan media terbuka tidak memiliki ruang tertutup seperti media greenhouse yang dapat menghalau hujan. Karena itulah petani yang menggunakan media terbuka hanya menyirami lahan yang sudah mereka bentuk tetapi tidak membuat lahan tergenang oleh air dan membentuk kolam. Seperti yang dikatakan oleh salah seorang petani yang menggunkan media terbuka yang bernama Ibu Ida br. Karo yang mengatakan bahwa: Universitas Sumatera Utara “Kalau kami membuat kolam pasti akan sia-sia, karena kami tidak tahu kapan hujan akan datang. Kalau hujan datang ya hancurlah kolamnya, karena itulah kami hanya menyirami lahan kami saja sampai benar-benar basah dan lembek”. Proses terakhir dari pengolahan lahan pada media terbuka adalah pembuatan gulut . Sama halnya dengan petani greenhouse yang juga melakukan pembuatan gulut, hanya saja pembuatan gulut yang dilakuka petani yang menggunakan media terbuka dibuat untuk tanaman bunga Krisan dengan berbagai jenisnya sedangkan petani greenhouse melakukan pembuatan gulut tidak hanya untuk jenis tanaman Krisan tetapi juga untuk tanaman bunga Mawar. 3.2.2.2. Proses Pembibitan Setelah selesai melakukan proses pengolahan lahan langkah selanjutnya adalah pembibitan. Bagi petani pengguna media terbuka kebanyakan bibit yang mereka gunakan adalah bibit yang berasal dari tanaman induk yang dilakukan dengan cara penyetekanstek, akan tetapi ada juga beberapa petani pengguna media terbuka yang menggunakan bibit pesanan yang siap tanam yang dibeli dari luar kota sama halnya dengan yang dilakukan petani greenhouse. Bagi petani yang menggunakan bibit yang berasal dari pembibitan dengan cara stek cara yang dilakukan cukup sederhana. Cara yang dilakukan cukup sederhana yaitu dengan cara menstek dari tanaman bunga induk yang akan dijadikan bibit. Hampir semua jenis bunga Krisan dapat dilakukan dengan cara penyetekan, karena itulah petani tidak perlu repot-repot untuk mencari bibit yang akan ditanam. Untuk Universitas Sumatera Utara menghasilkan bibit bunga Krisan dengan cara stek agar menghasilkan kualitas bibit yang tidak kalah dari bibit yang dipesan dari luar kota, petani juga memiliki cara-cara tersendiri. Seperti yang dilakukan salah seorang informan yang bernama Pak Beni Sembiring, menurutnya untuk menghasilkan bibit bunga yang berkualitas tidak perlu memesan sampai ke luar kota. “Kita sendiri juga bisa menghasilkan bibit yang berkualitas asalkan kita tau teknik dan caranya sehingga bagi petani-petani yang menginginkan bibit bunga Krisan yang berkualitas tidak harus memesan sampai ke luar kota”. 3.2.2.3. Proses Penanaman Proses penanaman bunga yang dilakukan pada media alam terbuka tidak jauh berbeda dengan proses penanaman bunga pada media greenhouse dan pada umumnya jenis tanaman bunga yang paling banyak ditanam adalah tanaman bunga Krisan dengan berbagai jenisnya. Proses awal sebelum penanaman bunga adalah membuat cetakan pada tanah atau lahan yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Cetakan itu berupa lubang-lubang kecil untuk tempat menanam bunga. Proses pembuatan cetakan itu adalah pertama-tama petani melubangi tanahlahan yang sudah dipersiapkan sebelumnya dengan cetakan sederhana yang terbuat dari kayu atau bambu bulat dengan panjang berkisar 1 m. Kayu dengan panjang 1 m tersebut gunanya sebagai pengukur agar jarak tanah yang dilubangi antara satu dengan yang lainnya tidak berbeda. Sedangkan bambu yang ujungnya dibuat runcing gunanya sebagai cetakan untuk melubangi tanah. Universitas Sumatera Utara Lahan yang dilubangi sebagai tempat untuk menanam bunga Krisan terdiri dari 8 baris dan kedalaman lubang tempat untuk menanam bunga memiliki kedalaman 3 cm, dan masing-masing jarak tanam bunga Krisan berkisar 10-20 cm. Alasan pemberian jarak tersebut adalah agar tanaman bunga yang ditanam mendapat sinar matahari yang cukup sehingga tanaman lainnya dapat bernafas karena mendapatkan udara udara yang cukup. Setelah selesai melubangi tanah proses selanjutnya yang dilakukan petani bunga adalah menanam bibit bunga Krisan ke dalam tanah yang sudah dilubangi sebelumnya. Setelah bibit selesai ditanam maka dilakukanlah penyiraman pada bibit-bibit bunga Krisan yang baru saja ditanam tersebut, alasannya agar bibit bunga yang ditanam kembali segar dan tidak layu. Bibit yang baru saja ditanam pada keesokan harinya langsung diberi pupuk. Pemberian pupuk ini gunanya adalah untuk memancing pertumbuhan bunga Krisan sehingga bunga dapat tumbuh dengan baik dan sempurna. Bibit bunga Krisan yang telah ditanam setelah berumur satu minggu kembali diberi pupuk. Pupuk-pupuk yang diberikan seperti; Pupuk NPK, Paten kali butir dan bas. Semua pupuk ini berfungsi untuk merangsang pertumbuhan batang, memperkuat akar dan merangsang pertumbuhan bunga. Tidak lupa para petani kembali memberikan Mabar pupuk organik agar tanaman bunga Krisan semakin subur dan menghasilkan bunga yang sehat. 3.2.2.4. Proses Perawatan Universitas Sumatera Utara Proses perawatan tanaman bunga yang dilakukan para petani khususnya bunga potong Krisan dengan berbagai jenis dengan menggunakan media terbuka sebagai media tanamnya cukup sederhana dibandingkan dengan petani yang menggunakan media greenhouse walaupun pada dasarnya ada beberapa perawatan bunga seperti pemakaian pupuk dan pembersihan bunga tidak jauh berbeda. Umumnya bunga yang ditanam pada media terbuka memiliki beberapa tahapan seperti; penyiraman, pemangkasan daun, dan penyemprotan dengan pestisida. • Penyiraman Bunga potong Krisan yang ditanam dalam media terbuka tidak perlu melakukan penyinaran tambahan dengan menggunakan sinar lampu listrik seperti penanaman bunga Krisan pada media greenhosue. Hal ini dikarenakan bunga potong Krisan yang ditanam pada media terbuka langsung mendapat sinar matahari tanpa ada media yang menghalangi masuknya sinar matahari pada tumbuhan sehingga ada perbedaan pertumbuhan tinggi tanaman bunga yang ditanam atau dibudidayakan dalam media alam terbuka dengan media greenhouse. Rata-rata tinggi tumbuhan tanaman bunga yang ditanam dengan media terbuka berkisar 50cm – 80 cm. Hal ini dikarenakan tanaman bunga yang ditanam dalam media terbuka tidak menggunakan penyinaran tambahan seperti tanaman bunga media greenhouse. Agar tanaman bunga potong Krisan mendapat air yang cukup sehingga tanaman tidak layu dan kering maka petani bunga selalu melakukan penyiraman setiap harinya sebanyak dua kali dalam sehari yaitu pada saat pagi hari dan menjelang Universitas Sumatera Utara sore hari akan tetapi jika terjadi hujan maka penyiraman bunga akan dikurangi menjadi satu kali dalam sehari, mengingat tanaman bunga juga tidak boleh terlalu banyak menyerap air karena tanaman bunga bisa layu bahkan mati. • Pemangkasan daun Sama halnya dengan tanaman bunga yang ditanam dalam media greenhouse, tanaman bunga yang ditanam dalam media terbuka juga dilakukan pemangkasan daun oleh petani yang menggunakan media terbuka. Pemangkasan daun dilakukan pada tanaman bunga yang sudah berumur 2½ bulan dan yang akan siap panen. Pemangkasan daun ini dilakukan pada daun-daun yang terlihat jelek seperti daun yang terkena hama daun sehingga mengubah warna menjadi kekuning-kuningan dan juga daun-daun yang dapat mengganggu bunga utama. Pemangkasan juga tidak hanya dilakukan pada daun-daun saja, tetapi juga pada tangkai-tangkai bunga yang tumbuh di dekat bunga utama yang dapat mengganggu pertumbuhan bunga utama. Karena menurut beberapa petani bunga jika tangkai-tangkai bunga yang tumbuh di dekat bunga tidak dibuang maka dapat mengganggu pertumbuhan bunga utama. Hal ini dikarenakan tangkai-tangkai bunga tersebut akan ikut menyerap pupuk-pupuk dan air sehingga proses pertumbuhan bunga menjadi tidak sempurna, seperti warna yang tidak begitu cerah dan bunga tidak kembang sempurna. Universitas Sumatera Utara • Penyemprotan dengan pestisida Proses penyemprotan dengan pestisida dilakukan untuk perawatan dan pemeliharan bunga sebelum masa panen. Hal ini untuk menjaga agar tanaman bunga tidak terganggu dengan hama-hama penyakit. Penyemprotan tanaman juga dilakukan dengan sederhana yaitu hanya dengan menggunakan alat penyemprot biasa. Proses penyemprotan tidak dilakukan dari bagian bawah karena tumbuhan tanaman bunga yang ditaman pada media terbuka tidak terlalu tinggi sehingga tidak menyulitkan petani untuk melakukan proses penyemprotan.

3.3. Panen

Dokumen yang terkait

Pengetahuan Petani tentang Hama dan Penyakit Tanaman Jeruk (Studi Etnografi Petani Jeruk di Desa Sukanalu, Kecamatan Barus Jahe, Kabupaten Karo)

3 59 152

Analisis Efisiensi Pemasaran Bunga Potong Krisan (Studi Kasus: Desa Raya, Kecamatan Brastagi, Kabupaten Karo)

14 79 83

PENGETAHUAN LOKAL PETANI DALAM BUDIDAYA TANAMAN GANDUM "Triticum Spp" (Studi Kasus di Desa Podokoyo Kecamatan Tosari Kabupaten Pasuruan)

0 5 10

Analisis Besarnya Risiko Pendapatan Petani Dalam Penggunaan Dana Credit Union (Studi Kasus: Kopdit Merdeka Desa Sempajaya, Kec. Brastagi, Kab. Karo)

0 0 11

Analisis Besarnya Risiko Pendapatan Petani Dalam Penggunaan Dana Credit Union (Studi Kasus: Kopdit Merdeka Desa Sempajaya, Kec. Brastagi, Kab. Karo)

0 0 1

Analisis Besarnya Risiko Pendapatan Petani Dalam Penggunaan Dana Credit Union (Studi Kasus: Kopdit Merdeka Desa Sempajaya, Kec. Brastagi, Kab. Karo)

0 0 5

Analisis Besarnya Risiko Pendapatan Petani Dalam Penggunaan Dana Credit Union (Studi Kasus: Kopdit Merdeka Desa Sempajaya, Kec. Brastagi, Kab. Karo)

0 0 14

Analisis Besarnya Risiko Pendapatan Petani Dalam Penggunaan Dana Credit Union (Studi Kasus: Kopdit Merdeka Desa Sempajaya, Kec. Brastagi, Kab. Karo)

0 0 3

Analisis Besarnya Risiko Pendapatan Petani Dalam Penggunaan Dana Credit Union (Studi Kasus: Kopdit Merdeka Desa Sempajaya, Kec. Brastagi, Kab. Karo)

0 2 41

Pengetahuan Petani tentang Hama dan Penyakit Tanaman Jeruk (Studi Etnografi Petani Jeruk di Desa Sukanalu, Kecamatan Barus Jahe, Kabupaten Karo)

0 1 26