Tinjauan Hukum Islam Hukum Pernikahan Adat

C. Batasan Istilah

Untuk memudahkan pemahaman dan menghindari berbagai penafsiran mengenai maksud istilah yang berkaitan dengannya, maka dipandang perlu untuk menjelaskan istilah-istilah yang digunakan.

1. Tinjauan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, tinjauan terdiri dari tiga suku kata yaitu tin-jau-an yang menunjukkan arti, 1 hasil meninjau; pandangan; pendapat. Hasil dari suatu tinjauan sesudah mempelajari dan menyelidiki sesuatu. 9 2 Perbuatan meninjau. Contohnya 1; buku itu banyak mengandung sejarah. Seseorang tahu tentang isi buku yang banyak mengandung sejarah karena sebelumnya mempelajari atau menyelidiki isi buku tersebut. Contoh 2; Dalam Adat Batak Toba itu, ada larangan pernikahan adat. Ini menunjukkan bahwa seseorang pernah melakukan tinjauan terhadap adat Batak Toba.

2. Hukum Islam

Defenisi Hukum menurut Ahli Ushul Fiqh adalah Khithab Allah yang berkaitan dengan perbuatan mukallaf dalam bentuk tuntutan, pilihan atau penetapan. 10 Dan kata Islam berasal dari bahasa “arab”, yang bersumber dari kata kerja “salima” yang bermakna kedamaian, kesejahteraan, keselamatan dan penyerahan diri. 11 Hukum Islam menurut Amir Syarifuddin adalah: Istilah 9 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia Jakarta: Balai Pustaka, 1995, h. 123. 10 Syaikh Muhammad Al-Khudri Beik, Ushul fiqh, Edisi Indonesia Jakarta: Pustaka Amani, 2007, h.33. 11 Syahrizal, Hukum Adat dan Hukum Islam di Indonesia Nanggro Aceh Darussalam: Nadiya Foondation, 2004, h.68. “hukum Islam” sebenarnya tidak ada ditemukan sama sekali dalam Alqur’an, Sunnah dan literatur hukum Islam. Kata kata hukum Islam merupakan terjemahan dari term “Islamic Law”dari literatur barat. Ini menunjukkan bahwa yang dimaksud dengan hukum Islam itu adalah keseluruhan bangunan dari peraturan dalam agama Islam, baik lewat syariat, fiqh, dan pengembangannya seperti fatwa, qanun dan lain lain. 12

3. Hukum Pernikahan Adat

Hukum adalah tingkah laku masyarakat, yang merupakan aturan yang daya penggunaannya pada saat tertentu diindahkan oleh warga masyarakat sebagai jaminan dari kepentingan bersama terhadap orang yang melakukan pelanggaran. 13 Sedangkan perkawinan adalah ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Mahaesa. 14 Menurut H. M. Sidin, istilah “adat” adalah suatu kebiasaan dari suatu perbuatan yang diulang-ulang dan telah diterima oleh masyarakat sebagai suatu peraturan hidup yang mesti dipatuhi. 15 Jadi hukum perkawinan adat mempunyai arti aturan-aturan hukum adat yang mengatur tentang bentuk-bentuk perkawinan, cara-cara pelamaran, upacara perkawinan dan putusnya perkawinan di Indonesia. 16 12 Amir Syarifuddin,Pembaharuan Pemikiran Dalam Hukum Islam Padang:Angkasa Raya, 1990, h.18. 13 Achmad Ali, Menguak Tabir Hukum: Suatu kajian Filosofis dan Sosiologis Jakarta: Toko Gunung Agung, 2002,h.22. 14 Pagar, Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Peradilan Agama di Indonesia: Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 Pasal 1 Medan, 2010, h.16. 15 H.M.Sidin, Asal Usul Adat Resam Melayu Kuala Lumpur: Pustaka Antara, 1964, h. 6. 16 Soepomo, Hukum Adat di Indonesia Jakarta, Pradnya Paramita 1986, h. 67. Adapun hukum pernikakhan adat dalam penelitian ini adalah hukum pernikahan adat Batak Toba Desa Setia.

4. Masyarakat Batak Toba