Fiqih klasik TESIS SHOLIHIN GULTOM, M.HI

1. Fiqih klasik

a. Pengertian Al-Muharramat Al-muharramat jama’ dari kata “mahram”, yang bermakna wanita-wanita yang menurut syara’ haram dinikahi oleh seorang laki-laki. Faktor-faktor yang menghalangi terjadinya perkawinan terkadang diungkapkan dengan kalimat “Faktor-faktor yang mengharamkan pernikahan. Yang dimaksud “haram “ dalam pembahasan ini, adalah pernikahan tersebut menimbulkan dosa dan tidak sah. Sebab kata “haram” kadang juga digunakan untuk merujuk arti “berdosa tapi sah”. 25 seperti dalam kasus menikahkan wanita yang ada dalam pinangan orang lain. Keharaman untuk dinikahi ada yang bersifat selamanya dan ada pula yang bersifat sementara. b. Wanita-Wanita Yang Termasuk Al-Muharramat 1 Orang yang haram dinikahi dari jalur nasab: Para ulama mazhab sepakat bahwa 7 wanita tersebut di bawah ini haram dinikahi karena hubungan nasab: 26 1. Ibu, termasuk nenek dari pihak ayah atau pihak ibu. 2. Anak-anak perempuan, termasuk cucu perempuan dari anak laki-laki atau anak perempuan, hingga keturunan di bawahnya. 3. Saudara perempuan baik kandung, sebapak atau seibu; 25 Wahbah Zuhayli, AlFiqh al- Islam wa Adillatuh Damaskus; Dar al Fikr, 2004,h. Vol. 9, h.489. 26 Muhammad Jawad Mughniyah, fiqih Lima Mazhab Terj. Al- fiqh ‘ala al- Madzahib al- Khamsah Jakarta: Lentera, 2010, h.326. 4. Saudara perempuan ayah, termasuk saudara perempuan kakek dan nenek dari pihak ayah, dan seterusnya. 5. Saudara perempuan ibu, termasuk saudara perempuan kakek dan nenek dari pihak ibu, dan seterusnya. 6. Anak-anak perempuan dari saudara laki-laki, hingga keturunan di bawahnya. 7. Anak perempuan dari saudara perempuan, hingga keturunan di bawahnya 2 Orang haram dinikahi dari jalur Susuan, Orang haram dinikahi dari jalur susuan seluruh ulama mazhab sepakat bahwa orang yang dinikahi dari jalur nasab,maka haram juga menikahinya dari jalur susuan. 3 Adapun yang dilarang karena sebab lain adalah berikut ini: 1. Empat dari jalur ikatan pernikahanMushaharah: 27 a. Ibu istri mertua; b. Anak perempuan istri anak tiri jika terjadi hubungan badan dengan ibunya; c. Istri ayah ibu tiri dan d. Istri anak menantu. 2. Menyatukan dua wanita”mahram” sebagai istri: 3. Anak Zina Hanafi, Hambali dan Imamiyah. 4. Jumlah istri yang lebih dari 4 orang. 5. Istri yang di Li’an. 27 Ibid,. h. 327. 6. Berbeda Agama. 7. Jumlah thalak telah terpenuhi. 8. Orang yang sedang Ihram

2. Kompilasi Hukum Islam