Marhori-hori Dinding. Marhusip . TESIS SHOLIHIN GULTOM, M.HI

F. Mata Pencaharian Pola Masyarakat

Mayoritas penduduk Desa Setia memenuhi kebutuhan hidupnya melalui bertani dan wirausaha bardagang. Namun selain bertani dan berdagang, masyarakat Desa Setia ada juga yang memiliki mata pencaharian sebagai pegawai negeri, pegawai swasta, POLRI, TNI dan lain-lain yang kesemua bentuk usaha tersebut bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dalam melangsungkan hidup sehari-hari. Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat berdasarkan tabel di bawah ini : Tabel 13 102 Banyaknya Penduduk menurut Mata Pencaharian di Desa Setia No Dusun Petani PNS ABRI POLISI Karyawan Swasta 1 Aek Botik 120 12 7 2 43 2 Sirihit-rihit 55 8 - - 28 3 Jumlah 175 20 7 2 71

G. Tahapan Adat Pernikahan Batak Toba

Adapun tahapan adat pernikahan Batak Toba Desa Setia yaitu : 103

1. Marhori-hori Dinding.

“Marhori-hori dinding” merupakan tahapan pendekatan pihak keluarga laki-laki kepada pihak keluarga perempuan. Untuk memberitahukan rencana mempersunting anak perempuannya. Pendekatan ini hanya dilakukan oleh kedua orang tua dari pihak perempuan dan laki-laki. Biasanya pihak laki-laki mengutus 102 Badan Pusat Statistik Kabupaten Tapanuli Utara, h. 16-18. 103 Wawancara di rumah tokoh adat pada tanggal 16 dan 18 Agustus 2013 dan 2 -7 April 2014 dengan bapak Saut Pakpahan, Hasaruddin Batubara, Syamsuddin Pasaribu, Untung Gultom, Derman Gultom, Tanggoar Panggabean, Basaur Hutasuhut, sebagai tokoh adat di Desa Setia. Dan urutannya sesuai juga dengan isi buku J.C. Verouwen, Masyarakat dan Hukum Adat Batak Toba Jakarta: Yayasan Adikarya Ikapi-The ford Foundation 1986,h.209-275. satu atau dua orang ke rumah pihak perempuan, sekaligus memberitahukan mahar yang akan diberikan kepada pihak perempuan. Bila disetujui, maka dapat dilanjutkan ketahap marhusip.

2. Marhusip .

Pada tahap ini telah melibatkan beberapa sanak keluarga. Biasanya pihak perempuan memanggil saudara laki-lakinya pada acara Marhusip tersebut, begitu juga dengan pihak laki-laki. Di sini dibicarakan mengenai rencana pernikahan serta pemberitahuan mahar, tanggal pernikahan, tempat atau gedung pernikahan serta apa yang akan dipersiapkan pada saat pelaksanaan adat dari pihak laki-laki kepada pihak perempuan dan sebaliknya. Bila kedua pihak setuju maka dapat dilanjutkan ke tahap berikutnya yaitu marhata sinamot. 3. Marhata Sinamot Marhata sinamot biasanya diadakan selesai membagikan jambar. Marhata sinamot yaitu membicarakan berapa jumlah sinamot dari pihak laki-laki, hewan apa yang di sembelih, berapa banyak ulos, berapa banyak undangan dan di mana dilakukan upacara perkawinan tersebut. Acara marhata sinamot dapat juga dianggap sebagai perkenalan resmi antara orang tua laki-laki dengan orang tua perempuan. Mas kawin yang diberikan pihak laki-laki biasanya berupa uang yang jumlah mas kawin tersebut ditentukan lewat terjadinya tawar-menawar.

4. Martonggo Raja