Inang Pangintubu Ni IbaIbu Kandung 2. Inang Panoroni nioli ni AmangnibaIbu tiri. Inang ni Amaniba Ompung boruNenek 4. Inang panoroni ni AmangnibaNenek tiri Boru ni Amaniba ibotoniba sandiriSaudara Kandung. Iboto ni Amaniba NamborunibaSaudara Perempuan Ay

sudah kami rencanakan pada bulan Mei 2012 lalu yang rencana pernikahannya tinggal menunggu hari harus dibatalkan. Dibatalkan Karena belakangan panatua kampung mengetahui status adat kami dengan calon istri adalah marbaro tulang yang tak boleh nikah menurut adat Batak Toba. Walaupun pernikahan kami belum terjadi, namun saya harus menahan sakit hati dengan adanya aturan tersebut. Belum lagi sakit hati karena harus berpisah dengan wanita yang begitu saya cintai. Tapi sekarang saya harus lebih tabah lagi, karena sudah jadi aturan hukum adat kita seperti itu tandasnya. Selain aturan di atas masih ada aturan yang mengatur tentang perkawinan yang dilarang menurut hukum adat Batak Toba Desa Setia seperti berikut ini: 126

1. Inang Pangintubu Ni IbaIbu Kandung 2. Inang Panoroni nioli ni AmangnibaIbu tiri.

3. Inang ni Amaniba Ompung boruNenek 4. Inang panoroni ni AmangnibaNenek tiri

Poin 1-4 di atas menurut adat Batak Toba, dilarang dinikahi karena masih tergolong ibu atau nenek kita sendiri. Hubungan keluarga jauh, atau bahkan tidak ada hubungan apa-apa kecuali hanya semarga, sangat dilarang kita nikahi, apalagi wanita yang melahirkan kita, atau wanita yang melahirkan ayah kita,demikian juga dengan ibu tiri dan nenek tiri, tentu sangat dilarang untuk dinikahi. yang semarga dari keluarga jauh aja dilarang dinikahi apalagi 4 orang tersebut di atas. 126 Wawancara di rumah tokoh adat pada tanggal 16 dan 18 Agustus 2013 dan 2 -7 April 2014 dengan bapak Saut Pakpahan, Hasaruddin Batubara, Syamsuddin Pasaribu, Untung Gultom, Derman Gultom, Tanggoar Panggabean, dan ibu Basaur Hutasuhut. Dan sesuai dengan isi buku yang disarikan dari buku Bisuk Siahaan “Batak Toba: Kehidupan di Balik Tembok Bambu” Jakarta: Kempala Foundation, 2005, h. 206-209. Dan juga sesuai dengan materi isi buku J.C.Vergouwen, Masyarakat dan Hukum Adat Batak Toba Jakarta: Kempala Foundation, 1986,h. 197-209.

5. Boru ni Amaniba ibotoniba sandiriSaudara Kandung.

Menikahi saudara semarga saja sudah sangat dilarang dalam adat Batak Toba. Dan tindakan ini sudah tergolong sebagai pernikahan inces, tentu lebih dilarang lagi menikahi saudara kandung sendiri karena wanita tersebut sedarah dengan kita.

6. Iboto ni Amaniba NamborunibaSaudara Perempuan Ayah.

Dilarang menikah dengan saudara perempuan ayah, karena saudara perempuan ayah masih tergolong sebagai orang tua bagi kita.

7. Boru ni IbotonibaberePutri dari saudara perempuan kita.

Dilarang menikah dengan putri saudara, karena kita sudah tergolong sebagai orang tua bagi si wanita tersebut. Dalam tradisi Batak Toba, antara anak dan orang tua sangat dilarang untuk menikah.

8. Parumaenniba na nioli ni AnaknibaMenantu.