Quality Control Dalam Proses Produksi

Selanjutnya, untuk Implementasi Program QA diperlukan langkah-langkah berikut : 1. Memberi spesifikasi untuk fortifikan dan pangan pembawa ukuran butiran, warna, daya terima, level atau dosis fortifikan. 2. Melakukan “Hazard Analysis” Analisis Bahaya pada fortifikan dan pangan yang difortifikasi secara rutin, terutama untuk kontaminan kimia, mikrobiologi dan fisik. 3. Pengambilan sampel dan pengujian fortifikan pangan pembawa dan pangan yang tekah difortifikasi untuk potensi, ukuran butiran, warna, berat bersih, pencampuran, pengepakan dan kondisi penyimpanan. 4. Mengidentifikasi dan mengatur “critical control point” Titik Kendali Kritis yang dapat menyebabkan kerugian pangan fortifikasi. 5. Penarikan kembali dengan mencari dan mengidentifikasi produk dalam kasus konsumen. 6. Mengaudit dan mengevaluasi system QA untuk menentukan apakah ada variasi elemen-elemen dengan system managemen kualitas yang efektif dalam mmencapai kualitas yang diharapkan. 7. Mengimplementasikan kegiatan perbaikan mendeteksi masalah-masalah kualitas atau keamanan dan ukuran-ukuran untuk menghindari timbulnya masalah yang sama. 8. Dokumentasi semua aspek system QA dan menyediakan dokumentasi yang dapat direspon untuk pangan fortifikasi.

2.4 Quality Control Dalam Proses Produksi

Kunci untuk memelihara standar mutu adalah mengidentifikasi dan mengoreksi masalah-masalah dalam proses fortifikasi. Bagaimana pun masalah-masalah tersebut dapat diidentifikasi dan dikoreksi hanya bila tahapan proses fortifikasi dipahami dengan benar. Suatu kerangka sistem proses produksi dapat dilihat pada Gambar 2.2. Kerangka Universitas Sumatera Utara ini menunjukkan identifikasi sumber yang dibutuhkan serta langkah-langkah yang harus dilakukan. Kerangka tersebut terutama dapat membantu bila ingin mendisain sistem yang baru, tetapi dapat juga digunakan untuk memeriksa sistem yang ada. Langkah berikutnya adalah mengidentifikasi dan menggambarkan rangkaian kejadian dalam proses fortifikasi. Pada Gambar 2.3 ditunjukkan contoh yang lebih rinci langkah-langkah fortifikasi gula dengan vitamin A. Gambar 2.4 menggambarkan mulai dari ‘penambahan fortifikan vitamin A ke dalam gula’ sampai pada ‘penilaian vitamin A dalam produk’. Sedangkan pada Gambar 2.5 digambarkan proses “Quality ControlQuality Asurance” dalam bentuk diagram alur flowchart. INPUT PROSES OUTPUT OUTCOME Gambar 2.2 Bagan Proses Fortifikasi Sumber : Nestel, P. dkk http:www.ilsi.org - Bahan Mentah - Peralatan - Tenaga Ahli - Prosedur Fortifikasi - Standar spesifikasi - Prosedur Managemen Mutu - Penerimaan Penyimpanan bahan mentah - Pemeliharaan alat - Komoditi fortifikasi - Menjaga meningkatkan mutu - Penyimpanan - Catatan pemeliharaan - Komoditi fortifikasi dikemas, didistribusikan, disimpan dan dikonsumsi dengan baik - Komoditi fortifikasi yang sesuai spesifikasi disimpan dengan baik Universitas Sumatera Utara Menentukan jumlah fortifikan yang dibutuhkan Order bahan fortifikan Menerima dan Menyimpan fortifikan Menambahkan fortifikan pada gula Pengemasan Menetapkan kadar vitamin A produk Penyimpanan Gambar 2.3 Urutan kegiatan produksi dalam fortifikasi vit. A pada gula Sumber : Nestel, P. dkk http:www.ilsi.org Universitas Sumatera Utara Fortifikan masuk dalam bagian campuran Periksa mesin pencampur dan rasio campuran Fortifikan dibawa ke pabrik Menetapkan kadar vit A dalam produk Periksa potensi fortifikan Menerima dan menyimpan bahan baku Penilaian vit A dalam produk Gambar 2.4 Proses fortifikasi vitamin A pada gula Sumber : Nestel, P. dkk http:www.ilsi.org Universitas Sumatera Utara PRODUCT PRODUCT NO YES Critical control point Measurement inspection Recording result Requirementstolerance Deviation acceptable Contiue Registration correction Corective actions Gambar 2.5. Proses Quality Assurance Quality Control Sumber : Nestel, P. dkk http:www.ilsi.org Universitas Sumatera Utara

2.5 Peran Pemerintah Dalam Sistem Quality Assurance