Penentuan Pangan Pembawa Vehicles Food dan Fortifikan

V. PELAKSANAAN FORTIFIKASI GIZI MIKRO

DAN PENGALAMAN DI BERBAGAI NEGARA

5.1 Penentuan Pangan Pembawa Vehicles Food dan Fortifikan

Untuk menentukan atau memilih pangan yang akan menjadi pangan pembawa vehicles, ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan antara lain : 1. Konsumsi Proporsi cakupan populasi tinggi Dikonsumsi secara regular dalam jumlah yang relative konstan Variasi minimal dalam pola pola konsumsi diantara individu Variasi regional minimal dalam pola konsumsi Ukuran tepat untuk melihat bagian yang signifikan diet setiap antara kebutuhan tambahan gizi mikro Konsumsi tidak dipengaruhi oleh status social ekonomi Kemungkinan rendah untuk dikonsumsi berlebihan menghindari kemungkinan keracunan Tidak berubah penerimaan konsumen setelah difortifikasi Tidak merubah kualitas setelah ditambahkan gizi mikro 2. Proses Produksi secara sentral Teknologi sederhana dan biaya murah Mutu secara orrganoleptik : warna, tekstur tidak berubah Stabilitas dan biovailabilitas tinggi setelah ditambahkan gizi mikro Tidak terjadi pemisahaan fortifikan dan makan pembawa Stabil selama penyimpanan Tidak terjadi interkasi gizi mikro Universitas Sumatera Utara 3. Pemasaran Kemesan harus baik untuk stabilitas pangan Pelabelan sesuai ketentuan standar Masa penggantian tepat Demikian juga halnya dengan fortifikan, ada beberapa criteria yang harus dipenuhi :  Bioavailabilitas baik selama masa berlaku produk fortifikasi  Tidak ada pengaruh terhadap rasa dan warna  Meningkatkan harga affordable cost  Warna, kelarutan dan ukuran partikel dapat diterima pantas  Tidak komersial dalam penyediaan tingkatan pangan  Tersedia dalam bentu “encapsulate” jika diperlukan  Dapat dilihat penambahan dan pemisahaan selama pencampuran bila diperlukan Universitas Sumatera Utara Beberapa contoh pangan yang dapat digunakan sebagai bahan dasar untuk menentukan kemungkinan suatu pangan layak difortifikasi dengan zat gizi tertentu dapat dilihat pada Tabel 5.1 berikut : Tabel 5.1 Kemungkinan Peluang untuk fortifikan pangan Vitamins Munerals Food B-Caroten A D E B1 B2 B3 C Follic Acid And B12 Fe Ca I Milk  Liquid  Powder  With Cereal + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + 0 + + + + + + + + Flours  Wheat  Corn  Rice 0 + + + + + + x + 0 + + + + + + 0 + 0 + + + + + + + + 0 + + + + + + + + Rice  Snack  Corn Flake 0 + + + + + + + + 0 + + + + + + + + + + + + + + Oil  Margarine  Mayonaise 0 + + + + + + x + 0 + + + + + + 0 + 0 + + + + + + + + 0 + + + + + + + + Juice  Sugar  Powder Beverages  salt 0 + + + + + + x + 0 + + + + + + 0 + 0 + + + + + + + + 0 + + + + + + + + Universitas Sumatera Utara Dari sejumlah zat gizi mikro yang dikemukakan, ada tiga jenis yang sudah biasa difortifikasikan ke dalam pangan bahkan ada yang sudah menjadi program nasional di suatu Negara, yaitu yodium, zat besi dan vitamin A. Teknologi fortifikasi yang biasa dikembangkan dan diterapkan secara luas : 1. Teknologi fortifikasi garam untuk Yodium 2. Fortifikasi vitamin A untuk minyak, gula, susu, produk kering dan sereal 3. Fortifikasi zat besi untuk tepung, sereal, makanan sapihan, biscuit, roti. 4. Fortifikasi ganda untuk produk khusus seperti susu,tepung, tepng minuman dan produk pasta. Secara umum, untuk vitamin dan mineral yang mempunyai RDI recommended Dietary Intake yang besar, ada sedikit kekhawatiran tentang keracunan pangan pada konsumen. Untuk itu fortifikasi dengan yodium, zat besi dan vitamin A harus mempertimbangkan keamanan sehinggan fortifikan yang diberikan tidak melebihi RDI zat gizi mikro. Pada table 5.2 dapat dilihat indeks keamanan untuk ketiga gizi mikro tersebut. Tabel 5.2 Indeks Keamanan Zat Gizi Mikro Gizi Mikro RDI recom’d dietary intake MTD min toxic dose Safety Indes MTD RDI Yodium 0.15 mg 2 mg 13 Zat Besi 18 mg 100 mg 5,5 Vitamin A 5.000 IU 10.000 – 12.000 IU 2 – 2,4 Sumber : Lotfi, M. dkk 1996 Universitas Sumatera Utara

5.2 Fortifikasi Yodium