Table 5.6. Pangan Pembawa vehicles yang berpotensi untuk difortifikasi dengan Zat besi
Vehicle Fortificant Stability
Bovaiiablity Status
Wheat flour Element iorn
Ferrous sulphate good
fair good
good +
+ Infant cereals
Infant formulas CSMCSBWS-
other Element iron
Ferrous fumarat Ferrous sulphate
good good
fair fair
good good
+ +
+
Maize meal Element iron
good good
+ Potato starch
Ferric chloride Ferric citrate
fair fair
fair poor
lab discontinue
d Rice flour
Bovine haemoglobin
concentrate fair good Exp
Salt Premix : ferrous sulphate
Sodium-acidpyrophosphate Sodium-acid-sulphate
Ferric orthophosphate na
na good
Good +
Lab Sugar
Ferrous sulphate Ferric orthophosphate
Ferrous-sodium-EDTA good
na good
good na
good exp
na exp
Milk powder Ferrous sulphate
fair fair
exp Cheese
Ferrous sulphate+ascorbic acid good
good lab
Coffee Ferrous fumarate
good good
exp Curry powder
Ferric-sodium-EDTA fair
Fair Exp
Eggs Ferric citrate
fair poor
Lab Fish sauce
Ferric-sodium-EDTA good
good exp
‘Kool-aid’ Ferrous sulphate
fair good exp Note : + onggiong; exp = experimentalfield trials; lab = laboratory; na = not available
Sumber : Lotfi, M. dkk 1996
5.4. Fortifikasi Vitamin A
Provitamin A atau retinol ditemukan dalam pangan hewani, daun berwarna hijau dan sayuran serta buah-buahan berwarna kuning yang kaya karaotenoid seperti beta-
Universitas Sumatera Utara
karoten sebagai provitamin A dalam tubuh manusia dirubah menjadi bentuk vitaminA. Serta komersial banyak tersedia produki Vitamin A dan karotenoid. Contohnya retinyl
pamitat dan beta-karoten untuk mengontrol vitamin A diteliti dalam suatu studi di Senegal. Disimpulkan bahwa suplemen beta-karoten memberi harahapan untuk
pengurangan defisiensi vitamin A.
Vitamin A murni dan struktur karoten bersifat stabil pada kondisi panas sampai suhu sedang, pada tekanan atmosfir yang rendah dan gelap, tetapi tidak stabil bila ada
oksigen atau udara atau bila terkena sinar ultraviolet. Vitamin A stabil dalam lingkungan alkalin. Industri fortifikasi pangan pengembangkan vitamin A dan karoten
dengan menambahkann antioksidan sebagai agen penstabil. Penelitian di Brazil menunjukkan bahwa Vitamin A palmitat yang ditambahkan
pada minyak kedele bersifat stabil 99 tetap baik selama 9 bulan penyimpanan dalam kaleng dari logam. Percobaan memasak beras dan buncis dengan minyak kedele yang
difortifikasi dapat mempertahankan vitamin A sebesar 99, dan dalam buncis 88 bila pemasakan dengan merebus selama 90 menit dan 90 bila dengan alat pemasak cepat.
Percobaan penggunakan minyak untuk menggoreng kentang berulang-ulang pada suhu 170
C, menunjukkan bahwa ternyata 58 vitamin A masih tetap ada setelah digunakan 4 kali menggoreng kentang dalam minyak yang sama.
Ibu menyusui membutuhkan inti Vitamin A cukup tinggi. Berdasarkan FAOWHO 1988, intik yang aman adalah 2 kali dari level intik kritis critical intake
level . Level intik kritis untuk ibu menyusui adalah 1.415 IU, sedangkan untuk anak-
anak usia 0-10 tahun 585-670 IU Lotfi, M., dkk., 1996. Ada variasi pola konsumsi dari kelompok social dan ekonomi yang berbeda
berdasarkan umur dan status fisiologis. Perkiraann dosis forifikan seharusnya didasarkan pada data konsumsi pangan pembawa yang dipilih untuk difortifikasi dengan
social ekonomi dan fisiologis yang berbeda dalamm populasi. Sebagai contoh, dosis vitamin A dan precursor vitamin A dalam margarine, 33.000 IU –
β carotene sebagai colorant, 10.000-12.000 IU – sisanya disuplai dengan penambahan ester vitamin A.
Universitas Sumatera Utara
Dosis vitamin A yang difortifikasi ke dalam pangan tidak boleh melebihi jumlah intik yang dianjurkan karena mengakibatkan keracunan. Biasanya kelebihan
yang sedikit dalam periode pendek tidak berbahaya. Intik yang terus menerus setiap hari, baik dari pangan maupun suplemen, lebih dari 50.000 IU pada orang dewasa dan
20.000 IU pada bayi dan anak-anak dapat menyebabkan efek keracunan. Karotenodi tidak ditemukan menyebabkan keracunan. Intik yang tinggi mungkin
dapat menyebabkan perubahan warna kulit, yang hilang ketika intik yang tinggi dihentikan. Namun demikian, dosis fortifikasi untuk program fortifikasi pangan
ditujukan pada semua populasi yang ditetapkan dengan sangat hati-hati. Untuk keamanan fortifikasi yodium dapat dilihat batasan vitamin A yang dianjurkan untuk
dikonsumsi pada Tabel 5.2. Beberapa contoh pangan yang potensial untuk difortifikasi dengan vitamin A
ditunjukkan pada Tabel 5.7.
Table 5.7.Pengan Pembawa Vahicles yang berpotensi untuk difortifikasi dengan Vitamin A
Vehicle Fortificant Stability
Bovaiiablity Status
Sugar Premix; Vit. A palmitate 250 –
SD or-acetate 325-L = peanut oil + stabilizer
good good
+
Fat and oil B-carotene-Vit A ester
good good +
Cereal grain flour Vit-A pamiltate of dry retinyl pamitate
fair good Lab Infant food
Vit-A palmitetae na
na +
Milk powder Encapsulated retinyl pamitete
good na
+ Rice
Premix; Vit. A palmitate 250 – SD
+antioxidant+preservatices+lip ids
good na exp
Tea dust Tea leaves
Vit-A pamitete 250-SD Vit-A pamitete 250-SD+ vit. A
acetate + sucrose + antioxidants + preservatives
good na
exp
Whole wheat Premix: Vit. A attached to
na na
lab
Universitas Sumatera Utara
what grains MSG
monosodium glutamate
Vit-A pamitete 250- CWS+carbohydrate+antioxida
nts+white pigment coating good good lab
Peanut butter Vit-A palmitate
good na
exp Salt Vit-A
palmitate good
na exp
Yoghour Vit-A palmitate
good na lab
Note : + =onggiong; exp = experimentalfield trials; lab = laboratory; na = not stated Sumber : Lotfi, M. dkk 1996
5.5. Pengalaman Fortifikasi Gizi Mikro di Berbagai Negara