Perencanan sistem QA PERNCANAN SISTEM QA DALAM

III. PERNCANAN SISTEM QA DALAM

PROGRAM PERTIFIKASI PANGAN

3.1 Perencanan sistem QA

Perencanan sistem QAyang dapat diterapkan untuk fortifikasi pangan mempunyai dua elemen dasar yaitu : 1. Penentuan teknik dan criteria gizi Sejak tahun 1962 The Codex Alimentarius Commision telh mengisukan standr teknik untuk pangan. Namun standar teknik tidak ditentukan untuk semua pangan, juga tidk ditetapkan untuk fotifikasi pangan. Ketika suatu pangan diperdagangkan secar internsional dintra negr- negara Codex, Negara pengexpor harus menyesuaikan satu persyaratan menambahkan zat gizi atau bahan tambahan yang berbeda dari beberapa teknik atau kebutuhan gizi yang ditetapkan oleh komisi. Apakah untuk penyesuaian Codex atau hanya untuk pemakaian dalam negeri,zat gizi dan spesifikasi fortifikasi harus didepenisikan dengan hati-hati dan cirri-ciri yang melekat misalnya : kadar airkelembaban dari dokumen pangan local. Kriteria gizi merupakan bagian utama dari sejumlah pangan pembawa yang dikonsumsi setiap hari; kekurangan intik mineral mikro; dan biovailabiliti mineral mikro tersebut 2. Mendefinisikan kriteria QA untuk setiap komponen dari proses portifikasi. Ketika sistem QA berkembang, pedoman mutu dan prosedur setiap komponen sistem harus didefenisikan. Pada tahun- tahun terakhir ini beberapa rekanan dalam industri pangan menadopsi sistem QA berdasarkan titik kendali kritis critical control point dalam proses produksi. Pendekatan ini mengidentifikasi titik-titik dalam proses produksi dimana masalah dapat terjadi dan dilakukan Universitas Sumatera Utara Dalam produksi pangan fotifikasi, kegiatan quality control QC yang harus dilakukan pada “critical control point” meliputi hal-hal berikut:  Memeriksa pungsi peralatan mixer  Mengasi jumlah pagan  Pemereksiaan untuk keseragaman, kelancaran aliran campuran,  Pemeriksaan untuk kesinambungan gejolak campuran dalam gerobak pangan feeder hopper. Untuk mengontrol setiap poin control krisis yang diindentifikasi dalam rangkaian fortifikasi, diperlukan hal-hal berikut ini :  Indikator misalnya : jumlah pangan’feed rate’  Kriteria untuk keberhasilan misalnya: jumlah pangan optimum dan  Penyimpangan jumlah pangan yang dapat diterima  Metode misalnya: prosedur untuk pemeriksaan jumlah pangan dan untuk kapan dan berapa kali harus diperiksa  Dokumentasi misalnya: catatan harian jumlah pangan  Kegiatan koreksi, dan  Mengitentifikasi petugas QA dan melakuakan pemeriksaan. Pada table 3.1 ditunjukkan contoh bagian yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan proses quality control. Table 3.1 Bagian yang bertanggung jawab dalam prosedur Qualiy Control Untuk Tahapan-tahapan dalam Proses Fortifiksi TahapKritis Penanggungjawab Pelaksana Penanggungjawab validasi Penanganan campuran Bagian pembelian atau penerimaan pengolahan pangan Bagian QA pengusaha pangan Pabrik Pembuatan produk pangan Bagian produksi pengolahan pangan Bagian QA pengusaha pangan Universitas Sumatera Utara Penentuan baha produk akhir sesuai spesifikasi Bagian QA pengusaha pangan Perwakilan Pemerintah untuk pengawasan pangan bila diperlukan

3.2 Disain Proses Monitoring Dalam Proses Fortifikasi