Di  negara-negara  yang  sudah  maju,  kemajuan  tenaga  kerja  diukur  dengan tingginya  produktivitas  tenaga  kerja,  semua  diarahkan  untuk  meningkatkan
produktivitas.  Tenaga  kerja  merupakan  faktor  produksi  yang  paling  terbatas jumlahnya,  dalam  keadaan  ini  mesin-mesin  penghemat  tenaga  kerja  dapat
meningkatkan produktivitas output yang dihasilkan Mubyarto, 2002. Penggunaan  tenga  kerja  sebagai  variabel  dalam  proses  produksi  lebih
ditentukan oleh pasar tenaga kerja, dalam hal ini dipengaruhi oleh upah tenaga kerja serta harga  outputnya. Pengusaha cenderung menambah tenaga kerja selama produk
marginal  nilai  tambah  output  yang  diakibatkan  oleh  bertambahnya  1  unit  tenaga kerja lebih tinggi dari pada cost yang dikeluarkan untuk upah tenaga kerja.
Suryana 2000, mengatakan bahwa penduduk dapat berperan sebagai sumber tenaga kerja, tenaga ahli, pimpinan perusahaan, dan tenaga usahawan yang diperlukan
untuk  memimpin  dan  menciptakan  kegiatan  pembangunan  ekonomi.  Dengan demikian  penduduk  bukan  merupakan  salah  satu  faktor  produksi  saja,  tetapi  juga
yang paling penting merupakan sumber daya yang menciptakan dan mengembangkan teknologi serta yang mengorganisir penggunaan berbagai faktor produksi.
2.6.    Konsep Pendapatan
Suatu  kegiatan  perekonomian  yang  bergerak  dalam  sektor  apapun  dalam penentuan  tingkat  produksi  akan  memperhitungkan  tingkat  pendapatan  yang  akan
dihasilkan  dalam  suatu  produksi.  Dengan  efisiensi  biaya  produksi  maka  akan mencapai  profitkeuntungan  yang  maksimum  karena  profit  merupakan  salah  satu
Universitas Sumatera Utara
tujuan penting dalam berusaha.  Menurut  Winardi 1997, pendapatan  adalah seluruh uang  atau  hasil  material  lainnya  yang  diterima  seseorang  atau  rumah  tangga  selama
jangka waktu tertentu dalam suatu kegiatan ekonomi. Mankiw  2007  mengatakan  bahwa  apabila  seluruh  perusahaan  dalam
perekonomian  adalah  kompetitif  dan  memaksimalkan  laba,  maka  setiap  faktor produksi dibayar berdasarkan kontribusi marjinalnya pada proses produksi. Upah riil
yang  dibayar  kepada  setiap  pekerja  sama  dengan  produk  marjinal  tenaga  kerja marginal  product  of  labor,  MPL  dan  harga  sewa  riil  yang  dibayar  kepada  setiap
pemilik  modal  sama  dengan  produk  marjinal  modal  marginal  product  of  capital, MPK. Karena itu upah riil total yang dibayar kepada tenaga kerja adalah MPL x L.
Pendapatan  yang tersisa setelah perusahaan membayar faktor-faktor produksi adalah laba ekonomis economic profit dari para pemilik perusahaan. Laba ekonomis
riil adalah: Laba Ekonomis = Y – MPL x L  – MPK x K …………………………..2.3.1
Karena  kita  ingin  menghitung  distribusi  pendapatan  nasional,  kita  ubah  persamaan di atas menjadi:
Y = MPL x L + MPK x K + Laba Ekonomis ……………………..........2.3.2 Pendapatan  total  dibagi  diantara  pengembalian  kepada  tenaga  kerja,  pengembalian
kepada modal, dan laba ekonomis. Maka  dapat  diketahui  laba  ekonomis  bahwa  jika  fungsi  produksi  memiliki
sifat skala hasil konstan, yang kerap terjadi, maka laba ekonomis harus sama dengan nol.  Yaitu  tidak  ada  yang  tersisa  setelah  faktor-faktor  produksi  dibayar.  Kesimpulan
Universitas Sumatera Utara
ini  mengikuti  hasil  matematis  yang  dikenal  dengan  Teorema  Euler  dalam  Mankiw, 2007,  yang  menyatakan  bahwa  jika  fungsi  produksi  memiliki  skala  hasil  konstan,
maka: F K,L = MPK x K + MPL x L …………………………………..........2.3.3
Jika  setiap  faktor  produksi  dibayar  pada  produk  marjinalnya,  maka  jumlah pembayaran faktor ini sama dengan output total. Dengan kata lain skala hasil konstan,
maksimasi laba, dan persaingan sama-sama mengimplikasikan bahwa laba ekonomis adalah  nol.  Namun  demikian  dalam  dunia  nyata,  sebagian  perusahaan  memiliki
modal  sendiri,  dan  bukan  menyewa  modal  yang  mereka  gunakan.  Karena  pemilik perusahaan dan pemilik modal adalah sama, laba ekonomis dan pengembalian modal
return  to  capital  seringkali  disatukan.  Jika  dapat  kita  sebut  sebagai  laba  akuntansi maka dapat dibuat persamaan:
Laba akuntansi = laba ekonomis + MPK x K ……………………...........2.3.4 Jika  asumsi  ini  mendekati  dunia  nyata  maka  laba  dalam  pos  pendapatan  ini
seharusnya menjadi pengembalian modal. Pendapatan total rumah tangga petani  adalah penjumlahan  antara pendapatan
dari usaha tani, pendapatan non usaha tani, pendapatan dari bekerja di rumah tangga, pendapatan  bukan  hasil  bekerja  serta  pendapatan  yang  diperoleh  dengan  meminjam
kredit. Pendapatan yang siap dibelanjakan adalah pendapatan total dikurangi pajak. Pendapatan  yang  siap  dibelanjakan  akan  dialokasikan  untuk  memperoleh  kepuasan
rumah tangga melalui fungsi pengeluaran.
Universitas Sumatera Utara
2.7. Alih Fungsi Lahan Pertanian