2.9. Penelitian Sebelumnya
Asni 2005 mengatakan bahwa peningkatan produksi tanaman padi dan kelapa sawit petani dipengaruhi variabel luas lahan, tenaga kerja, modal kerja secara
signifikan, kemudian peningkatan pendapatan petani tanaman padi dan kelapa sawit dipengaruhi variabel jumlah produksi, harga jual, tenaga kerja, dan modal kerja
secara signifikan dan alih fungsi lahan padi sawah menjadi kelapa sawit rakyat di Kabupaten Labuhanbatu dipengaruhi oleh faktor pendidikan, pendapatan petani
dan kesempatan menabung. I’adjarajani 2001 menunjukkan bahwa alih fungsi lahan pertanian
mengakibatkan perubahan kondisi sosial rumah tangga petani, namun hanya dialami oleh sebagian kecil rumah tangga petani di Kecamatan Lembang.
Purba 2009 dalam penelitian yang berjudul analisis faktor-faktor yang mempengaruhi alih fungsi lahan tanaman perkebunan teh menjadi perkebunan kelapa
sawit di Kabupaten Simalungun yang menunjukkan bahwa 63,9 alih fungsi lahan dapat dijelaskan oleh variasi variabel harga teh, harga kelapa sawit dan jumlah tenaga
kerja, sedang 36,1 dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan kedalam model estimasi dan signifikan terhadap alih fungsi lahan tanaman perkebunan teh
menjadi perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Simalungun. Sudaryanto 2001 dalam hasil studinya mengatakan bahwa dari total konversi
lahan pertanian secara nasional, sekitar 68,3 diantaranya adalah lahan sawah. Hasil studi dari Sudaryanto, dkk menunjukkan bahwa selama periode 1989-1991 dari total
Universitas Sumatera Utara
konversi lahan sawah di Jawa Timur seluas 38.000 Ha, sekitar 71 adalah sawah beririgasi dan sisanya adalah sawah tadah hujan.
Suhendry dkk 2002 mengatakan dalam penelitiannya bahwa persaingan penggunaan lahan di daerah beriklim basah semakin kuat. Sejumlah lahan karet telah
dikonversikan ke perkebunan kelapa sawit. Evaluasi baru-baru ini atas delapan perusahaan perkebunan menunjukkan 14.031 Ha lahan karet telah dikonversi menjadi
perkebunan kelapa sawit sepanjang beberapa tahun belakangan ini. Jumlah konversi yang sebenarnya jauh lebih besar karena tidak semua perusahaan tersebut
mengkonfirmasikan data tersebut. Konvesi ini akan terus berlanjut baik di Sumatera Utara maupun Kalimantan karena beberapa perusahaan perkebunan merencanakan
mengkonversi lahan karet mereka dalam jumlah ribuan hektar pada masing-masing perusahaan.
Wahid 2006 dalam penelitian yang berjudul faktor-faktor yang mempengaruhi masyarakat mengkonversi lahan karet menjadi lahan kelapa sawit
di Kabupaten Asahan menyimpulkan bahwa faktor sosial pendidikan, minat dan faktor ekonomi pendapatan, kemampuan menabung berpengaruh positif dan
signifikan, sesuai dengan hasil regresi bahwa nilai R
2
sebesar 0,8835 artinya X
1
, X
2
, X
3
, X
4
mampu menjelaskan variasi luas lahan karet rakyat yang dikonversi menjadi tanaman kelapa sawit rakyat di Kabupaten Asahan yaitu sebesar 88,35 sedangkan
sisanya 11,65 dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model estimasi.
Universitas Sumatera Utara
2.10. Kerangka Konseptual