Hilir, Kecamatan Panai Tengah, Kecamatan Panai Hulu dan saat ini belum sepenuhnya merupakan areal pertanian masyarakat.
3. Memberi berupa kemudahan fasilitas akses perbankan untuk mendapatkan
modal agar petani termotivasi untuk tidak melakukan alih fungsi lahan mereka.
4. Memberi berupa insentif khusus bagi petani berupa penampunganpembelian
gabah hasil panen petani dengan harga di atas harga pasar yang berlaku dan pada musim paceklik Pemda akan melepas ke pasaran kembali sesuai harga
pasar.
4.5. Pemilihan Model Terbaik
Dari 66 sampel yang telah dipilih kemudian diproses dengan regresi linear berganda dengan metode OLS Ordinary Least Squares dengan alat bantu untuk
mengolah data adalah digunakan program SPSS versi 18.0. Untuk mencari model terbaik adalah dengan mencoba berbagai bentuk model, yaitu model linier, model
log-log, model log-lin, dan model lin-log. Model yang terbaik, kemudian diuji secara statistik dan ekonometrik Ghozali, 2005. Dengan proses regresi linier berganda
melalui berbagai model diperoleh hasil sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.16. Pemilihan Model Terbaik
Variabel Koefisien
Model Linier Model
Log - Log Model
Log – Lin Model
Lin - Log C
Std Error t-stat
Sig. 2,803
0,896 3,129
0,003 1,335
0,174 7,677
0,000 2,672
0,037 71,647
0,000 -42,836
7,709 -5,557
0,000 I
Std Error t-stat
Sig. -0,039
0,033 -1,174
0,245 -0,077
0,027 -2,865
0,006 -0,004
0,001 -3,069
0,003 2,566
1,185 2,165
0,034
Co Std Error
t-stat Sig.
2,340 0,812
2,881 0,005
0,200 0,092
2,183 0,033
0,039 0,034
1,152 0,254
13,064 4,058
3,220 0,002
Pt Std Error
t-stat Sig.
0,980 0,089
11,068 0,000
0,675 0,087
7,748 0,000
0,030 0,004
8,192 0,000
17,507 3,859
4,537 0,000
L Std Error
t-stat Sig.
0,569 0,732
0,778 0,440
0,104 0,043
2,434 0,018
0,003 0,030
0,093 0,926
3,866 1,896
2,039 0,046
F-stat 503,639
322,999 192,752
232,653 R
2
0,971 0,955
0,927 0,938
Sumber: Data Primer olahan SPSS 18.0, terlampir Tabel 4.16 di atas terlihat bahwa hasil proses regresi linier berganda melalui
berbagai model dihasilkan regresi yang terbaik hanya dengan model lin – log. Hasil lin – log tersebut tidak melanggar hipotesis dan semua variabel independen signifikan
0,05 terhadap variabel dependen. Berdasarkan hasil regresi tersebut di atas maka penulis menggunakan model
lin – log dalam pengolahan data primer untuk analisis determinan maupun pengujian penyimpangan asumsi klasik.
Universitas Sumatera Utara
4.6. Analisis Determinan Alih Fungsi Lahan Tanaman Padi Menjadi
Tanaman Kelapa Sawit Analisis regresi terhadap model estimasi dalam penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan data Lampiran 3. Hasil perhitungan estimasi determinan alih fungsi lahan tanaman padi menjadi tanaman kelapa sawit
di Kabupaten Labuhanbatu adalah sebagai berikut:
Y = - 42,836 + 2,566 lnI + 13,064 lnCo + 17,507 lnPt + 3,866 lnL
Std Error 1,185 4,058 3,859 1,896 t-stat
2,165 3,220 4,537 2,039 R
2
= 0,938 F-
stat
= 232,653 Adj.R
2
= 0,934 Prob-Stat = 0,000
Keterangan : signifikan pada á = 1
signifikan pada á = 5 signifikan pada á = 10
Sumber: Data diolah Lampiran 3 Hasil regresi menunjukkan bahwa yang paling besar pengaruhnya terhadap
alih fungsi lahan tanaman padi menjadi tanaman kelapa sawit di Kabupaten Labuhanbatu adalah total produksi kemudian diikuti oleh modal kerja, pendapatan
dan tenaga kerja. Kemudian berdasarkan hasil estimasi di atas dapat menunjukkan bahwa R
2
= 0,938 yang bermakna bahwa variabel pendapatan, modal kerja, total produksi dan
tenaga kerja, mampu menjelaskan variasi variabel alih fungsi lahan tanaman padi
Universitas Sumatera Utara
menjadi tanaman kelapa sawit di Kabupaten Labuhanbatu sebesar 93,8 dan sisanya sebesar 6,2, dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model
estimasi. Dari hasil uji simultan serempak yang dilakukan melihat signifikansi secara
bersama-sama variabel bebas dalam mempengaruhi variabel terikat dependent variable, dari estimasi tersebut diperoleh nilai F-Statistik sebesar 232,653 yang
berarti secara bersama-sama pendapatan, modal kerja, total produksi dan tenaga kerja dapat mempengaruhi alih fungsi lahan tanaman padi menjadi tanaman kelapa
sawit di Kabupaten Labuhanbatu secara signifikan dengan tingkat keyakinan 95. Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai F-tabel dengan F-hitung.
Untuk Degree of Freedom pada pengujian F adalah v1 = k-1 = 5-1= 4 dan v2 = n- k= 66- 5 = 61, dijumpai F-tabel; pada á = 0,05 sebesar 2,522.
Sebagaimana yang telah dirumuskan pada bab sebelumnya, bahwa pengujian secara parsial dilakukan dengan membandingkan nilai t- hitung dengan nilai t-tabel.
Selain itu juga dilihat berdasarkan nilai signifikansi sig pada hasil estimasi. Berdasarkan uji parsial Uji t-statistik dapat diketahui variabel-variabel yang
berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan. Pada jumlah sampel n = 66, variabel bebas k = 4. Koutsoyiannis, 1981 menjelaskan bahwa besarnya k adalah
variabel bebas termasuk konstanta. Dengan demikian k = 5 dijumpai Degree of Freedom DF = 66 - 5 = 61. Pada DF 61 dan jumlah parameter 5 dijumpai t-tabel
pada pengujian á = 0,05 sebesar 1,670.
Universitas Sumatera Utara
Kemudian dari hasil estimasi diperoleh hasil uji parsial dan elastisitas setiap variabel sebagai berikut:
a. Pendapatan memiliki nilai t-hitung sebesar 2,165 lebih besar dibandingkan t-
tabel: 1,670 yang bermakna bahwa variabel pendapatan berpengaruh signifikan pada á = 0,05 terhadap alih fungsi lahan tanaman padi menjadi
tanaman kelapa sawit di Kabupaten Labuhanbatu dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Koefisien regresi pendapatan diperoleh sebesar 2,566. Dengan
demikian apabila peningkatan pendapatan naik 1 persen maka menyebabkan alih fungsi lahan tanaman padi menjadi tanaman kelapa sawit mengalami
peningkatan sebesar 2,566 rante dalam satu tahun ceteris paribus. Berarti hal ini sesuai dengan hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat
pengaruh yang positif antara pendapatan dengan alih fungsi lahan tanaman padi menjadi tanaman kelapa sawit di Kabupaten Labuhanbatu. Hasil ini
mendukung penelitian Wahid 2006 yang menyatakan bahwa pendapatan petani tanaman kelapa sawit lebih besar dibandingkan tanaman karet setelah
masa tanam 20 tahun dengan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen. b.
Modal kerja memiliki nilai t-hitung sebesar 3,220 lebih besar dibandingkan t- tabel: 1,670 yang bermakna bahwa variabel modal kerja berpengaruh
signifikan pada á = 0,05 terhadap alih fungsi lahan tanaman padi menjadi tanaman kelapa sawit di Kabupaten Labuhanbatu dengan tingkat kepercayaan
99 persen. Koefisien regresi modal kerja diperoleh sebesar 13,064. Dengan demikian apabila peningkatan modal kerja naik 1 persen maka menyebabkan
Universitas Sumatera Utara
alih fungsi lahan tanaman padi menjadi tanaman kelapa sawit mengalami peningkatan sebesar 13,064 rante dalam satu tahun ceteris paribus.
Berarti hal ini sesuai dengan hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang positif antara modal kerja dengan alih fungsi lahan tanaman
padi menjadi tanaman kelapa sawit di Kabupaten Labuhanbatu. Hasil ini mendukung penelitian Asni 2005 yang menyatakan bahwa modal kerja
petani tanaman kelapa sawit merupakan variabel terbesar pengaruhnya terhadap produksi kelapa sawit dibandingkan dengan tenaga kerja dan luas
lahan. Karena dengan penambahan modal kerja dapat dimanfaatkan petani untuk membeli pupuk, pestisida guna menghasilkan produksi kelapa sawit
yang lebih besar juga dapat digunakan untuk memperluas lahan. c.
Total produksi memiliki nilai t-hitung sebesar 4,537 lebih besar dibandingkan t-tabel: 1,670 yang bermakna bahwa variabel total produksi berpengaruh
signifikan pada á = 0,05 terhadap alih fungsi lahan tanaman padi menjadi tanaman kelapa sawit di Kabupaten Labuhanbatu dengan tingkat kepercayaan
99 persen. Koefisien regresi total produksi diperoleh sebesar 17,507. Dengan demikian apabila peningkatan total produksi naik 1 persen maka
menyebabkan alih fungsi lahan tanaman padi menjadi tanaman kelapa sawit mengalami peningkatan sebesar 17,507 rante dalam satu tahun ceteris
paribus. Berarti hal ini sesuai dengan hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat
pengaruh yang positif antara total produksi dengan alih fungsi lahan tanaman
Universitas Sumatera Utara
padi menjadi tanaman kelapa sawit di Kabupaten Labuhanbatu. Hasil ini mendukung penelitian Asni 2005 yang menyatakan bahwa peningkatan
produksi tanaman padi dan kelapa sawit petani dipengaruhi variabel luas lahan, tenaga kerja, modal kerja secara signifikan, kemudian peningkatan
pendapatan petani tanaman padi dan kelapa sawit dipengaruhi variabel jumlah produksi, harga jual, tenaga kerja, dan modal kerja secara signifikan dan alih
fungsi lahan padi sawah menjadi kelapa sawit rakyat di Kabupaten Labuhanbatu dipengaruhi oleh faktor pendidikan, pendapatan petani dan
kesempatan menabung. d.
Jumlah tenaga kerja memiliki nilai t-hitung sebesar 2,039 lebih besar dibandingkan t-tabel: 1,670 yang bermakna bahwa variabel jumlah tenaga
kerja berpengaruh signifikan pada á = 0,05 terhadap alih fungsi lahan tanaman padi menjadi tanaman kelapa sawit di Kabupaten Labuhanbatu dengan tingkat
kepercayaan 95 persen. Koefisien regresi jumlah tenaga kerja diperoleh sebesar 3,866. Dengan demikian apabila peningkatan jumlah tenaga kerja
sebanyak 1 persen maka menyebabkan alih fungsi lahan tanaman padi menjadi tanaman kelapa sawit mengalami peningkatan sebesar 3,866 rante
dalam satu tahun ceteris paribus. Berarti hal ini sesuai dengan hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat
pengaruh yang positif antara jumlah tenaga kerja dengan alih fungsi lahan tanaman padi menjadi tanaman kelapa sawit di Kabupaten Labuhanbatu. Hasil
ini mendukung penelitian Purba 2009 yang menunjukkan bahwa 63,9 alih
Universitas Sumatera Utara
fungsi lahan dapat dijelaskan oleh variasi variabel harga teh, harga kelapa sawit dan jumlah tenaga kerja, sedang 36,1 dijelaskan oleh variabel lain
yang tidak dimasukkan kedalam model estimasi dan signifikan terhadap alih fungsi lahan tanaman perkebunan teh menjadi perkebunan kelapa sawit
di Kabupaten Simalungun.
4.7. Uji Penyimpangan Asumsi Klasik