ini, kemudian data mengenai berapa banyak jumlah pasar tradisional yang ada di kota Medan. Data mengenai berapa besar pendapatan asli daerah yang diperoleh dari
adanya pasar tradisional di kota medan.
3.5 Interpretasi Data
Interpretasi data merupakan penyederhanaan data, dimana data-data yang diperoleh dari lapangan akan disusun atau diurutkan berdasarkan kelompok kategori,
pola atau uraian tertentu. Analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber. Data-data yang terkumpul terdiri dari catatan lapangan,
komentar peneliti, gambar, dokumen berupa laporan, biografi, artikel, jurnal dan sebagainya diatur dan diurutkan atau dikelompokkan serta dikategorikan yang
tujuannya menemukan tema dan hipotesis kerja yang akhirnya menjadi substantif. Hal ini pada akhirnya akan menghasilkan satuan yang terperinci dan sistematis. Data
yang diperoleh ini akan di interpretasikan berdasarkan dukungan teori dalam kajian pustaka yang telah di tetapkan dan akhirnya disusun sebagai laporan akhir penelitian.
3.6. Jadwal Kegiatan Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian
No Kegiatan Bulan ke
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Pra Observasi
√ 2
ACC Judul √
3 Penyusunan Proposal Penelitian
√ √ 4
Seminar Proposal Penelitian √
Universitas Sumatera Utara
5 Revisi Proposal Penelitian
√ 6
Penelitian Ke Lapangan √
7 Pengumpulan Data dan Analisis Data
√ 8
Bimbingan √ √ √ √
9 Penulisan Laporan Akhir
√ √ 10
Sidang Meja Hijau √
3.7. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan penelitian mencakup uraian tentang keterbatasan dan hambatan yang ditemui dalam penelitian, baik yang berkaitan dengan metode dan teknik
penulisan yang digunakan, maupun keterbatasan peneliti sendiri. 1. Dalam melakukan wawancara kepada informan penelitian, peneliti
mengalami kendala karena para pedagang melakukan aktivitas berdagang dari pagi hingga petang, sehingga peneliti baru dapat mewawancarai informan setelah mereka
menyelesaikan aktivitas berdagangnya. 2. Peneliti kesulitan dalam mendapatkan data para pedagang dari dinas
perusahaan yang dikelolah oleh PD.Pasar Pajak Sore, pasca kebakaran yang terjadi dan renovasi pada pajak sore, sehingga memaksa peneliti mencari data pada PD.Pasar
Pusat kota Medan. 3. Rasa sensitif para pedagang pasca kebakaran menyebabkan para pedagang
sulit dimintai keterangan mengenai informasi yang peneliti ingin dapatkan, sehinnga peneliti dengan sungguh-sungguh meyakinkan para pedagang bahwa penelitian ini
Universitas Sumatera Utara
benar-benar mutlak untuk studi, bukan untuk pemerintah ataupun pihak lain yang memiliki kepentingan dalam memperoleh data ini.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL DAN INTERPRETASI DATA
4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian 4.1.1 Sejarah Pasar Tradisional ”Pajak Sore” Padang Bulan
Pasar Tradisional Pajak Sore Padang Bulan adalah salah satu dari 54 lima puluh empat pasar tradisional yang ada di kota Medan. Pada tahap awal Pajak Sore
tersebut berada di tanah yang berdataran rendah namun sekarang tanah tersebut telah ditinggikan oleh PEMDA sejak 13 tahun lalu, sementara pasar tradisional pajak sore
ini sendiri telah berdiri sekitar tahun 1970 an.
Tabel 4.1 Data Pasar Tradisional di Kota Medan
No. Jenis Pasar
Jumlah Unit 1
Pasar Non Inpres 43
2 Pasar Inpres
11 Total
54
Sumber: Perusahaan Daerah PD Pasar Kota Medan
Pasar Tradisional Padang Bulan yang berada di Jalan Jamin Ginting ini terdiri dari 2 pengelolah pasar, satu dikelolah oleh PEMDA sedangkan yang satu lagi oleh
pihak swasta. Jumlah pedagang yang berada di bawah naungan PEMDA berjumlah 334, hal tersebut dapat dilihat dari 21 ruko, 167 kios, 90 stand, 8 bangunan baru
belakang serta 48 bangunan baru depan. Pajak Sore ini dapat menampung 334 pedagang dengan luas lahan sebesar
1000m2 dan luas bangunan sebesar 800 m2. Adapun jenis barang yang dijual terdiri dari bahan-bahan pokok seperti sembako, sayur-sayuran, ikan, daging, bumbu dan
Universitas Sumatera Utara