Moral Ekonomi Pedagang Temuan Data .1 Etos Kerja Pedagang

dalam mendapatkan pelanggan, dimana pedagang lebih memperhatikan tampilan kesehariannya dalam melakukan aktivitasnya sebagai pedagang, yaitu pedagang perbakaian rapi dan sopan dalam memulai aktivitasnya, demi memberikan kenyamanan bagi pedagang yang datang ke kios mereka. Memasang wajah yang ramah juga dilakukan oleh pedagang untuk mendatangkan pembeli, dengan senyuman-senyuman kecil diwajah mereka sembari berkata “belanja….” Kata-kata ini sangat sering terdengar di dalam aktivitas pasar tradisional. Berikut adalah kutipan hasil wawancara yang dilakukan kepada pedagang pasar tradisional pajak sore Padang Bulan, Medan: “…..saya menggunakan pakaian yang sopan sebelum berangkat ke pajak, walaupun tidak bagus tetapi saya mengusahakan untuk berpakaian sopan agar pembeli nyaman dengan pakaian yang saya pakai, kemudian menambahkan senyuman sikit untuk menarik perhatian orang yang lewat didepan kios saya…..” wawancara, april 2012 Pedagang memberikan semua yang diperlukan demi menarik perhatian pembeli meskipun pedagang tidak memiliki karakter seperti yang ditunjukannya dalam aktivitas berdagang. Karena nilai-nilai itu diyakini dapat memberikan dampak positif bagi kemajuan usaha mereka sehingga mereka mengikuti apa yang telah mereka yakini dan memperaktekannya langsung meskipun karakter pedagang sangat berbeda dengan nilai-nilai tersebut.

4.3.2 Moral Ekonomi Pedagang

Moral ekonomi pedagang muncul ketika para pedagang mengalami dilema yaitu memilih memenuhi kewajiban moral terhadap kerabat-kerabatnya ataupun tetangga-tetangganya untuk menikmati bersama pendapatan yang diperolehnya Universitas Sumatera Utara sendiri, disisi lain pedagang juga harus memenuhi kebutuhan akan kepentingan ekonomi mereka dengan mengakumulasikan modal dalam bentuk barang atau uang. Devis dalam Sairin,Sjafri 2002 mengemukakan dilema yang dialami pedagang adalah dimana saat pedagang biasanya dikerumuni kerabatnya sebagai pembeli. Pedagang yang terlalu banyak didatangi oleh kerabatnya yang akan membeli barang dagangan mereka memiliki kemungkinan besar untuk bangkrut, kebangkrutan ini terjadi karena banyaknya potongan yang diberikan kepada kerabatnya bahkan kepada kerabat yang telah banyak berhutung pada mereka. Sedangkan kepada para tetangganya, pedagang tidak memberikan potongan hanya saja apabila tetangga tersebut telah menjadi pelanggan mereka, mereka memberikan kemudahan dalam menjual barang dagangannya kepada tetangga tersebut, misalnya seperti pelanggan berbelanja di kios mereka tetapi jumlah barang yang diinginkan tidak mencukupi nilai uang yang mereka bawa, disini pedagang mengambil kebijakan untuk menawarkan bayar besok saja. Sesungguhnya disini pedagang sangat mengambil resiko besar terhadap keberlangsungan aktivitas berdagangnya, tetapi mereka mengambil resiko itu untuk mempermudah pelanggan- pelanggannya dalam mendapatkan barang yang mereka inginkan karena terjalinnya hubungan yang baik diantara kedua belah pihak dan menimbulkan rasa percaya diantara mereka, sehingga pedagang berani mengambil resiko ini. Berikut adalah hasil kutipan wawancara dengan pedagang Pasar tradisional pajak sore Padang Bulan: “…..bayar besok saja, kata-kata ini saya keluarkan saat pelanggan saya datang ke kios saya tapi uang yang dibawanya tidak cukup untuk membayar Universitas Sumatera Utara belanjaan yang dia pelanggan pilih,karena saya percaya kepada dia dan dia juga tepat waktu mengantar uangnya…..” wawancara, april 2012 Dapat dipertegas lagi dengan kutipan wawancara kepada pedagang seperti berikut ini: “…..banyak pelanggan saya yang hutang disini,tapi saya percaya hutang itu akan segera dilunasinya, karena kami juga telah kenal lama dan hubungan kami baik diluaran sana jadi saya tidak perlu khawatir untuk memberikan mereka hutangan,orang itu terbantu saya juga mendapatkan pelanggan, mereka sendiri yang menentukan kapan mereka akan balik ke kios ini lagi, jadi dua-duanya harus sepakat terlebih dahulu…..” wawancara, april 2012 Dari kutipan wawancara diatas terlihat bahwa para pedagang mengambil resiko itu tanpa ragu karena didorong adanya rasa percaya yang tinggi diantara keduanya, demi mendapatkan pelanggan mereka menjalankan perannya dengan baik. Kemudahan-kemudahan yang diberikan pedagang terhadap pelanggan sangat membantu pelanggan dalam memenuhi kebutuhan mereka masing-masing dan mereka senang mendapat perlakuan seperti itu dari para pedagang yang telah menjadi langgannannya. Dapat dilihat dari hasil kutipan wawancara kepada pembeli yang telah menjadi pelanggan berikut ini: “…..karna saya telah lama membeli kebutuhan di kios ini,jadi saya telah mengenal ibu ini pedagang pasar tradisional dengan baik, saya juga dapat hutangan kalo uang yang saya bawa kurang tapi saya bayarnya tepat waktu kok, malu lah kalo nunggak…..” wawancara, april 2012 Berikut kutipan wawancara dengan pembeli yang telah menjadi pelanggan di kios salah satu pedagang Pasar tradisional pajak sore Padang Bulan: “…..hutang.. saya sering dapat hutangan dari bapak ini dengan senyuman kecil, dua hari sekali saya belanja kesini,karenakan saya jualan jadi barang- barang yang habisnya cepat harus ditambah lagi, awalnya saya ragu saat Universitas Sumatera Utara bapak ini menawarkan hutangan ke saya, tapi kebetulan saat itu uang yang saya bawa tidak cukup, yaa saya ambil aja lah tawaran itu walaupun ragu. Tetap saja sampeknya dirumah saya kepikiran terus dengan hutang saya, besoknya saya dating lagi kesini dan membayar hutang saya, saya takut bapak ini tidak percaya lagi dengan saya, itu lah awalnya saya dikasih hutangan disini sampek sekarang udah dua tahun belanja disini terus…..” wawancara, april 2012 Munculnya rasa saling percaya diantara mereka membuahkan hubungan baik di antara pedagang dan pelanggan. Rasa malu dan segan menjadi control mereka untuk tidak melakukan kesalahan yang dapat merusak kepercayaan yang telah diberikan pedagang kepada pelanggan, jadi mereka akan tepat waktu melunasi hutang-hutang mereka kepada pedagang, sehingga menimbulkan rasa kekeluargaan yang kuat diantara mereka. Dalam melayani pembeli yang bukan pelanggan para pedagang dipasar tradisional ini menjalankan tradisi turun temurun yang diwariskan dari keluarga- keluarga mereka terdahulu, pelayanan itu berupa penggunaan kata-kata yang sopan dan memperlakukan pembeli sebagai seorang raja,seperti pepatah yang mengatakan “pembeli adalah raja” dapat dibuktikan dari kutipan hasil wawancara kepada pedagang di bawah ini: “..…saya melakukan pembeli dengan sopan,biar orang itu suka belanja disini. Kalo pembelinya orang jawa ,saya gunakan bahasa jawa untuk melayaninya, kalo pembelinya orang karo saya menggunakan bahasa karo untuk melayaninya walaupun saya hanya tau sedikit-sedikit saja mengeluarkan senyuman kecil…..” wawancara, april 2012 Perlakuan lain yang dapat terlihat adalah pada pedagang ikan, dimana pedagang ikan meluangkan waktunya untuk menyiangin ikan-ikan yang dibeli oleh para pembeli walaupun keadaan kios sedang ramai, mereka sepenuhnya memanjakan Universitas Sumatera Utara pembeli yang datang ke kios mereka dengan kemudahan-kemudahan yang mereka tawarkan, sehinga timbul minat pembeli untuk mendatangi kios mereka karena melihat pelayanan yang diberikan sangat menguntungkan bagi pembeli. Berikut adalah kutipan wawancara kepada pembeli: “…..saya akan datang ke kios yang mempunyai kualitas barang dagangan yang baik, pelayanan yang ramah juga membuat saya nyaman untuk berbelanja di kios ini, apalagi kalo pedagang memberikan saya kemudahan dalam mendapatkan kemudah memperoleh ikan yang bias disiangin langsung, saya jadi tidak repot-repot lagi menyianginnya di rumah, dan pelayanan ini tidak saya temukan pada pasar modern, jadi saya senang berbelanja di pasar tradisional…..” wawancara, april 2012 Pedagang menjalankan kegiatan berdagangnya dengan sangat baik, tidak hanya memperhatikan kepuasan pelanggan tetapi mereka juga meningkatkan hubungan persaudaraan ataupun hubungan kekeluargaan yang terbangun dari kegiatan berdagang mereka karena adanya rasa saling percaya diantara aktor-aktor ekonomi yang ada di Pasar tradisional pajak sore Padang Bulan, Medan. Sehingga membawa dampak positif bagi para pedagang juga karena mereka dapat mengoptimalkan pemenuhan kebutuhan akan kepentingan ekonomi mereka juga tidak menyampingkan kewajiban moral kepada kerabat dan tetangga mereka dalam menjalankan aktivitasnya sehari-hari sebagai pedagang di Pasar tradisional pajak sore ini.

4.3.3 Jaringan