epidemiologi penyakit, perubahan struktur demografis, perkembangan IPTEK, perubahan struktur sosio-ekonomi masyarakat, pelayanan yang lebih bermutu, ramah
dan sanggup memenui kebutuhan mereka yang menuntut perubahan pola pelayanan kesehatan di Indonesia Aditama, 2006.
Pada sistem kesehatan nasional Indonesia, rumah sakit pendidikan mempunyai kedudukan yang sangat penting, yaitu merupakan pusat rujukan regional
dan nasional, baik medik maupun kesehatan. Di pihak lain rumah sakit pendidikan juga merupakan tempat dihasilkannya sumber daya manusia di bidang kesehatan,
Aditama, 2006 Rumah sakit pendidikan di negara maju umumnya bermutu lebih baik
dibandingkan rumah sakit non pendidikan. Setidaknya hal ini diperlihatkan oleh peringkat rumah sakit di Amerika Serikat yang dikeluarkan oleh US News 2001
dimana keseluruhan 50 RS terbaik di Amerika Serikat merupakan RS Pendidikan, baik yang dimiliki ataupun berafiliasi ke universitas.
2.5. Landasan Teori
Tujuan kebijakan pembatasan tempat praktik untuk memperbaiki kualitas pelayanan dokter spesialis kebidanan dan penyakit kandungan terkait dengan faktor
individu, psikologi dan organisasi Gibson et.al. 1996, secara skematis teori Gibson tentang faktor-faktor yang memengaruhi kinerja dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.1. Diagram Skematis Teori Perilaku dan Kinerja Menurut Gibson
Berdasarkan teori di atas bahwa kemampuan dan kemauan dokter dalam
melaksanakan kebijakan, hal ini menyangkut faktor karakteristik individu dokter yang menjadi fokus dari kebijakan pembatasan tempat praktik, serta faktor psikologi
dan organisasi terkait dengan pelaksanaan pelayanan dokter spesialis kebidanan dan penyakit kandungan.
Prinsip praktik kedokteran masa kini adalah kendali mutu, kendali biaya, berkeadilan, merata, terjangkau, terstruktur, dan aman dalam sebuah sistem pelayanan
kesehatan berkualitas. Diberlakukannya Undang-undang UU No 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran diharapkan bisa memperbaiki kualitas pelayanan dokter
kepada pasiennya. Pembatasan tempat praktik merupakan suatu perubahan besar bagi dunia
kedokteran di Indonesia. UUPK dibuat dalam rangka memberikan kepastian dan perlindungan hukum, untuk meningkatkan, mengarahkan, dan memberikan landasan
hukum serta menata kembali berbagai perangkat hukum yang mengatur
KINERJA
Faktor Psikologis
− Persepsi − Sikap
− Kepribadian − Motivasi
Faktor Organisasi
- Sumber daya - Kepemimpinan
- Imbalan - Struktur
- Disain pekerjaan
Faktor Individu
- Kemampuan dan Keterampilan
mental dan fisik - Latar Belakang
keluarga, tingkat sosial, pengalaman
- Demografis umur, etnis, jenis kelamin
Universitas Sumatera Utara
penyelenggaraan praktik kedokteran. Perubahan tersebut diharapkan dapat meningkatkan kualitas layanan kedokteran di Indonesia Idris, 2006.
Salah satu permasalahan kesehatan yang perlu ditangani dengan pelayanan yang baik adalah tingginya AKI dan AKB di Indonesia, dalam hal ini tenaga dokter
spesialis kebidanan dan penyakit kandungan SpOG mempunyai peran penting sesuai dengan kompetensinya dalam pelayanan pertolongan persalinan.
Variabel penelitian tentang kinerja dokter spesialis kebidanan dan penyakit kandungan tidak menelaah seluruh faktor yang disebutkan oleh Gibson et.al. 1996,
dengan pertimbangan sebagai berikut: a. Faktor individu dalam penelitian ini difokuskan kepada jumlah tempat praktik
sesuai amanah UUPK No 29 Thn 2004, serta pengalaman diukur dari lama kerja, umur dan jenis kelamin. Sedangkan faktor kemampuan dan
keterampilan mental dan fisik, latar belakang keluarga, tingkat sosial, serta demografis etnis, dianggap tidak berbeda pada setiap individu dokter atau
tidak terkait langsung dengan kinerja dalam pelayanan kesehatan. b. Faktor psikologis tidak menjadi variabel penelitian karena dianggap tidak
berbeda pada setiap individu dokter atau tidak terkait langsung dengan kinerja dalam pelayanan kesehatan
c. Faktor organisasi difokuskan pada aspek sumber daya yang diukur dari ketersediaan sarana pelayanan dan disain pekerjaan diukur dari pengawasan
pada saat melakukan pelayanan. Sedangkan faktor kepemimpinan, imbalan
Universitas Sumatera Utara
dan struktur organisasi, dianggap tidak berbeda pada setiap individu dokter atau tidak terkait langsung dengan kinerja dalam pelayanan kesehatan.
Kinerja dokter spesialis kebidanan dan penyakit kandungan mengacu kepada pelaksanaan UUPK No 29 Tahun 2004 khususnya tentang pembatasan 3 tempat
praktik, sehingga parameter yang relevan untuk mengukurnya melalui aspek: keberadaan dokter spesialis kebidanan dan penyakit kandungan di tempat tugas dan
bekerja selama jam kerja, jumlah pasien meninggal ibu ataudan bayi dibandingkan jumlah pasien yang dilayani dan jumlah pasien dengan komplikasi pasca persalinan
.
2.6. Kerangka Konsep Penelitian