pasal-pasal tersebut cukup diatur dalam keputusan Menteri Kesehatan saja atau Peraturan Daerah Idris, 2006
2.1.3. Ketentuan Pidana Sanksi
Pasal 75 sampai dengan pasal 80 dalam UUPK menyebutkan sanksi hukuman pidana penjara dan atau denda dapat diberikan kepada setiap dokter dan dokter gigi,
apabila :
1. Melakukan praktik tanpa memiliki surat tanda registrasi 2. Melakukan praktik tanpa SIP
3. Menyalahgunakan gelar dokter oleh yang tak berhak. 4. Menggunakan alat, metode, dan lain-lain yang ingin mengesankan
penggunaannya seolah-olah dokter. 5. Tidak memasang papan nama, tidak membuat rekam medis, tidak
memenuhi kewajiban. 6. Mempekerjakan dokter dan dokter gigi yang tidak memiliki SIP.
Pidana penjara maksimum berlangsung antara 1 tahun sampai dengan 10 tahun. Misalnya pidana penjara tidak membuat rekam medis paling lama satu tahun,
sedangkan dengan mempekerjakan dokter yang tidak memiliki SIP dapat dipenjara paling lama sepuluh tahun pimpinan sarana pelayanan.
Pidana denda paling banyak berkisar antara Rp.50 juta sampai dengan Rp.300 juta. Misalnya praktik tidak memasang papan nama dapat dikenai pidana denda
Universitas Sumatera Utara
paling banyak Rp.50 juta, sedangkan mempekerjakan dokter tanpa SIP dapat pidana denda paling banyak Rp.300 juta. Idris, 2006 dan UUPK, 2004.
Sanksi atau upaya pembinaan dokter anggota IDI yang tidak secara sungguh- sungguh menjalankan sumpahnya dan aturan etik organisasi lebih bersifat sanksi
moral dan administratif. Sanksi ini, paling tinggi adalah memecat dokter tersebut sebagai anggota, dan pada yang bersamaan mengusulkan pencabutan izin praktiknya
ke pihak berwenang. IDI, dengan niat untuk menjaga keluhuran profesi kedokteran dari beberapa permasalahan etik yang diprediksikan dapat melunturkan sifat luhur
profesi kedokteran, telah berinisiatif dan proaktif mendorong berbagai langkah jangka panjang yang lebih sistemik sifatnya dan langkah jangka pendek yang lebih
kasuistik. Apabila dokter melakukan upaya praktik kedokteran yang tidak semestinya
melakukan technical misconduct maka sanksi yang diberikan lebih pada upaya memperbaiki kompetensi dokter tersebut, antara lain dengan memerintahkan dokter
tersebut untuk sekolah lagi reschooling. Sanksi maksimal dari penegakan disiplin profesi adalah pencabutan kewenangan dari dokter tersebut.
2.1.4. Pembatasan Tempat Praktik