perjalanan, Indra juga banyak mendapat dukungan dari raja-raja negeri lain sehingga namanya dikenal oleh raja manapun hingga sampai ke kayangan.
Kemudian setelah mendapatkan yang ia inginkan, Indra Jaya kembali ke kampung halamannya dan menetap selamanya hidup bahagia bersama keluarganya.
Dari beberapa jenis alur di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam cerita HIJP ini adalah alur maju, karena cerita ini diuraikan melalui pengantar awal
cerita, sampai selesai dan tuntas dalam penyelesaian cerita.
3.4 Latar
Latar adalah segala keterangan, petunjuk, pengacuan yang berkaitan dengan waktu, ruang, dan suasana terjadinya peristiwa dalam cerita. Latar dalam
suatu cerita bukan hanya bersifat fisik tetapi juga yang bersifat psikologis sehingga latar dapat membangkitkan emosi para pembacanya. Latar dapat juga
seperti gambaran tempat dan waktu ataupun segala situasi tempat terjadinya suatu peristiwa, di mana para tokoh hidup dan bergerak. Latar mempunyai ruang yang
diamati seperti waktu, musim ataupun sejarah.
3.4.1 Latar Tempat
Latar tempat biasanya menjelaskan tentang lokasi kejadian peristiwa yang diceritakan di dalam karya sastra. Dalam hal ini cerita HIJP sebagian besar terjadi
di dunia kayangan yang tak terjangkau oleh pikiran manusia biasa. Hanya orang- orang tertentu dan yang mempunyai ilmu yang dapat menjangkau dunia kayangan.
Hal ini dapat dilihat dalam kutipan berikut ini : Syahdan maka segala raksasa pun berhimpunlah mendengar suara
rajanya itu. Maka segala rakyat raksasa pun berhimpunlah dengan
Universitas Sumatera Utara
senjatanya. Maka kata Maharaja Nata dengan patihnya, “Hai, Patih Kalawardati, kerahkanlah segala rakyatku sekalian. Aku hendak
naik ke kayangan. Dewa Brama Dewa hendak kuperbinasakan segala kayangan. Sebab pun aku berupa raksasa daripada Sangyang
Dewa juga. Akan sekarang aku bertapa sampai dia juga yang empunya perbuatan dengan segala dewa-dewa, itulah sebabnya”.
halaman 145
Selain dunia kayangan, cerita HIJP juga memiliki latar laut dan padang yang luas. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan berikut ini :
Alkisah maka tersebutlah perkataan istri Maharaja Manik Maya itu dilabuhkan ke dalam laut dua beranak. Tatkala keranda itu
tenggelam maka segala isi laut pun datang sekalian kepadanya berhimpun memberi hormat anak maharaja itu. Adapun keranda itu
tiada ia dimasuki air. Maka senantiasa hari, isi laut itu hadir berjenis-jenis rupanya datang itu seperti orang hendak mengadap.
halaman 87. Alkisah maka tersebutlah perkataan Maharaja Johan Syah Peri di
Gunung Arga Singa itu. Maka ia pun turun mencari Indra Jaya dengan segala rakyatnya. Habislah segala gunung dan padang
dijalaninya, tiada juga bertemu. halaman 99
3.4.2 Latar Waktu
Latar waktu mengungkapkan sebuah cerita itu sedang berlangsung dan terjadi. Adapun latar waktu yang terdapat dalam HIJP adalah terjadi pada pagi,
siang, malam dan juga beberapa lamanya hari. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan berikut :
Syahdan maka sembah Gadasataka, “Sekarang apalah bicara Tuanku?”. Maka titah Raja Manik Maya, “Baiklah esok hari
engkau pergi naik ke atas gunung ini melihat negeri itu”. Maka sembah Gadasataka, “Mana perintah Tuanku”. Stelah pagi-pagi
hari, maka Gadasataka pun naiklah seorang-seorang dirinya berjalan. Adapun Gadasataka berjalan itu daripada pagi-pagi hari
sampailah pada waktu tengah malam, maka baharulah sampai ke atas gunung itu. Maka dilihatnya segala alat Negeri Mintarsyah itu.
Maka ia pun heran di dalam hatinya, “Banyaklah aku melihat negeri, tiadalah seperti Negeri Mintarsyah ini”. seketika itu, maka
hari pun sianglah. halaman 133.
Universitas Sumatera Utara
3.5 Tokoh