Alur Plot KAJIAN PUSTAKA

7. mengidentifikasikan tujuan pengarang memaparkan ceritanya dengan bertolak dari satuan pokok pikiran serta sikap penyair terhadap pokok pikiran yang ditampilkannya. 8. menafsirkan tema dalam cerita yang dibaca serta menyimpulkannya dalam satu kalimat yang diharapkan merupakan ide dasar cerita yang dipaparkan pengarang. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa untuk mendapat suatu tema dalam sebuah karangan tidaklah mudah. Karena dalam menentukannya kita harus melihat persoalan yang paling menonjol, konflik yang paling banyak hadir serta menghitung urutan penceritaan. Untuk itulah diperlukan suatu pengkajian terhadap karya sastra secara teliti.

b. Alur Plot

Sebelum penulis menjelaskan tentang alur ini, maka ada baiknya bila terlebih dahulu penulis menguraikan tentang alur ini bahwa istilah alur ini bermacam-macam alur atau plot. Rentang pikiran atau mungkin juga alur disebut dengan istilah jalan cerita dan sebagainya. Barang kali alur berkembang sesuai dengan perkembangan zaman. Seperti yang dikatakan oleh J.S. Badudu 1985 : 5, “Bahwa bahasa yang tumbuh baik itu dalam karya sastra senantiasa berubah dan perubahan itu meliputi bidang bahasa secara menyeluruh termasuk soal istilah alur plot”. Menurut Luxemburg Fananie, 2000 : 93, “Alur atau Plot adalah konstruksi yang dibuat pembaca mengenai sebuah deretan peristiwa yang secara logis dan kronologis saling berkaitan dan diakibatkan atau dialami oleh para pelaku”. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa alur adalah jalan cerita atau struktur kejadian dalam cerita. Alur merupakan kerangka dasar yang sangat penting. Alur mengatur bagaimana tindakan-tindakan harus berkaitan satu sama Universitas Sumatera Utara lain. Bagaimana suatu peristiwa mempunyai hubungan dengan peristiwa lain, bagaimana tokoh digambarkan dan berperan dalam peristiwa tersebut semuanya terikat dalam suatu kesatuan waktu. Dalam hal ini Crane Fananie, 2001 : 94 berpendapat bahwa, Plot tidak hanya dilihat dari jalannya suatu peristiwa. Lebih jauh perlu juga dianalisis bagaimana urgensi peristiwa-peristiwa yang muncul tersebut mampu membangun satu tegangan atau konflik tokohnya. Dengan kata lain, analisis plot tidak hanya dilihat dari kedudukan satu topik diantara topik-topik yang lain, melainkan harus pula dikaitkan dengan elemen-elemen lain, seperti karakter pelaku, pemikiran pengarang yang tercermin dalam tokoh-tokohnya, diksi, maupun proses naratifnya. Alur juga merupakan suatu rentetan peristiwa yang diurutkan peristiwa yang akan ditampilkan dengan memperlihatkan kepentingan dalam cerita ini. Alur suatu cerita menggambarkan bagaimana setiap tindakan yang saling berhubungan satu dengan yang lain dan bagaimana seorang tokoh dalam suatu cerita terkait dalam kesatuan cerita. Menurut Semi 1990 : 43, “Alur atau Plot adalah struktur rangkaian kejadian dalam cerita yang disusun sebagai interaksi fungsional yang sekaligus menandai urutan bagian-bagian seluruh fiksi. Rangkaian perisitiwa yang dikaitkan dengan perkembangan karakter, pemikiran para tokoh cerita, persoalan yang dihadapi, dan penyajian susunan peristiwa yang dihadapi, dan penyajian susunan peristiwa yang dicuatkan pengarang inilah yang akan menentukan sejauh mana kekuatan sebuah cerita. Dalam hal ini keberadaan sebuah plot tidak hanya dilihat dari strukturnya saja, tetapi juga harus dilihat dari fungsinya. Berdasarkan fungsi plot dalam membangun nilai estetik cerita, maka identifikasi dan penilaian terhadap keberadaan plot menjadi sangat beragam. Menurut Crane Fananie, 2001 : 94-95, keberagaman plot paling tidak dapat dilihat dari tiga prinsip utama analisis plot yang meliputi : Universitas Sumatera Utara 1 Plot of action, yaitu analisis proses perubahan peristiwa secara lengkap, baik yang muncul secara bertahap maupun tiba-tiba pada situasi yang dihadapi tooh utama, dan sejauh mana urutan peristiwa yang dianggap sudah tertulis determinisme itu, berpengaruh terhadap perilaku dan pemikiran tokoh bersangkutan dalam menghadapi situasi tersebut; 2 Plots of character, yaitu proses perilaku atau moralitas secara lengkap dari tokoh utama kaitannya dengan tindakan emosi dan perasaan; dan 3 Plots of thought, yaitu proses perubahan secara lengkap kaitannya dengan perubahan pemikiran tokoh utama dengan segala konsekuensinya berdasarkan kondisi yang secara langsung dihadapi. Menurut paham determinisme, keberadaan manusia di dunia adalah sudah digariskan oleh Ilahi. Manusia hanyalah sekedar makhluk yang harus menjalani yang sudah disuratkan. Karena itu, setiap perubahan nasib, perubahan perilaku, moral, dan perjalanan hidup yang menimpa manusia, menurut paham determinisme urutan peristiwanya adalah sudah ditentukan. Pada dasarnya intisari dari sebuah plot adalah konflik dan peristiwa. Tetapi konflik atau peristiwa dalam suatu cerita tidak dapat dipaparkan begitu saja, harus ada dasarnya untuk menuju konflik. Sejalan dengan itu Muchtar Lubis Eri, 2005 : 29 membagi alur menjadi lima tahapan secara berurutan yaitu : 1. Exposition pengarang mulai melukiskan keadaan sesuatu, 2. Generating circumstances peristiwa mulai bergerak, 3. Ricing action keadaan mulai memuncak, 4. Climax puncak, 5. Denoument penyelesaian. Dalam pengertian ini, elemen plot hanyalah didasarkan pada paparan mulainya peristiwa, berkembangnya peristiwa yang mengarah kepada konflik yang mulai memuncak dan ketika cerita tersebut dapat menentukan nasibnya Universitas Sumatera Utara sendiri-sendiri. Selanjutnya kadar konflik akan menurun sehingga ketegangan dalam cerita menuju ke tahap penyelesaian cerita.

c. Latar setting