Sifat dan Bentuk Hikayat Indra Jaya Pahlawan

wassalamu ajma’in” yang digunakan sebagai kata penutup cerita. Jalan ceritanya masih dominan pengaruh Hindu, dan dalam HIJP terdapat nama-nama yang masih dan belum dapat meninggalkan pengaruh Hindu. Karena dewa-dewa Hindu serta negeri kayangan belum dapat ditinggalkan begitu saja. Misalnya : Maharaja Kaladarma, Dewa Langlang Buana, Dewa Brama Dewa, Dewa Surya. Jadi, HIJP ini adalah hasil sastra zaman peralihan di mana pengarang mau meninggalkan pengaruh Hindu dan memasukkan sedikit demi sedikit pengaruh Islam.

1.9 Sifat dan Bentuk Hikayat Indra Jaya Pahlawan

Seorang pengarang hikayat pada zaman dahulu dalam menciptakan karyanya kebanyakan menciptakan suatu karya sastra yang merupakan unsur rekaan dan khayalan. Karena seorang pengarang harus selalu menaikkan derajat raja beserta keluarganya. Kehidupan raja beserta keluarganya tidaklah sama dengan masyarakat kebanyakan, yang pada masa itu raja adalah segalanya. Cerita HIJP ini bersifat anonim karena tidak diketahui siapa pengarangnya dan tahun berapa hikayat ini dikarang. Oleh karena itu, hikayat ini diperuntukkan kepada raja dan keluarganya serta menjadi milik bagi semua masyarakat pada zaman itu. Hasil karya sastra Melayu lama dibagi menjadi dua bentuk yaitu bentuk prosa dan puisi. Hikayat merupakan bentuk prosa, pada mulanya hikayat disampaikan oleh tukang cerita pawang. Seorang pawang berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain. Baru setelah masuknya Islam, hikayat mulai dibukukan. Bagi masyarakat yang tidak dapat membaca dan menulis, mereka dapat menghadiri pertemuan yang dibuat oleh pawang di daerah-daerah Melayu. HIJP termasuk hikayat yang romantis, ceritanya berisikan tentang raja-raja, anak- Universitas Sumatera Utara anak raja, dewa-dewa, jin, dan tidak ada lagi batas antara alam manusia dan alam dewa-dewa. Tokoh protagonis diciptakan sebagai seorang yang memiliki ilmu kesaktian dan benda-benda sakti yang dianggap dapat membantu dalam pengembaraannya, sehingga tokoh protagonis jarang sekali dapat dikalahkan oleh tokoh antagonis. Universitas Sumatera Utara

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kepustakaan yang Relevan

Kajian pustaka merupakan suatu gagasan dan mendasari usulan penelitian yang disusun berdasarkan kajian berbagai aspek, baik secara teoritis maupun empiris dan dibentuk ke dalam suatu kerangka acuan. Ary 1982 : 52 mengatakan, “Sangat penting bagi peneliti untuk mencari hasil penelitian terdahulu yang cocok dengan bidang yang diteliti sebagai dasar pendukung pilihan”. Dalam hal ini perlu diungkapkan kerangka acuan mengenai konsep, prinsip atau teori yang digunakan sebagai landasan dalam menyelesaikan suatu penelitian. Uraian dalam kajian pustaka diharapkan menjadi landasan teoritik mengapa masalah yang dihadapi dalam penelitian perlu dipecahkan dengan strategi yang dipilih. Sesuai dengan judul dalam skripsi ini yaitu Analisis Psikologis Terhadap Hikayat Indra Jaya Pahlawan, maka dalam memecahkan persoalan yang timbul dalam penelitian ini penulis menggunakan buku-buku yang relevan sebagai panduan utama dalam memecahkan persoalan. Buku-buku yang digunakan dalam pengkajian ini adalah buku-buku tentang sastra dan psikologi yaitu : Metode Penelitian Sastra oleh Ratna, Telaah Sastra oleh Fananie, Metode Karakterisasi Telaah Fiksi oleh Albertine Minderop, Metode Penelitian Psikologi Sastra oleh Endraswara, Psikologi Kepribadian oleh Fudyartanta, Psikologi Umum oleh Sobur, dan bacaan lainnya yang masih relevan dengan masalah tentang sastra dan psikologis. Universitas Sumatera Utara