HIJP memiliki struktur cerita yang baik dan memiliki nilai-nilai psikologis yang baik dan perlu dikemukakan kepada pembaca.
Dikatakan baik sebab HIJP memiliki unsur –unsur cerita yang lengkap seperti tema, alur, latar, tokoh, dan perwatakan sehingga dapat dijadikan bahan
bacaan yang menarik sebagai sebuah karya sastra. Kelengkapan unsur-unsur cerita tersebut telah berbentuk tulisan karena unsur-unsur cerita itu memilki komponen-
komponen pada setiap unsurnya.
1.6 Tinjauan Pustaka
Penelitian terhadap hikayat-hikayat Melayu dengan pendekatan psikologis telah ada dilakukan oleh para sarjana, di antaranya dilakukan oleh Roidah pada
tahun 1993. Penelitiannya ditulis dalam bentuk skripsi yang berjudul : “ Hikayat Langlang Buana Suatu Analisis Psikologis”. Dikatakan bahwa struktur Hikayat
Langlang Buana menceritakan tentang percintaan, pengembaraan, dan peperangan. Kemudian I Made Sudiarga dkk pada tahun 2002, meneliti tentang
sastra lisan masyarakat Bali yang di dalam hasil karya tersebut selain menganalisis struktur dan fungsinya juga meninjau cerita dari aspek psikologis. Penelitiannya
ditulis dalam bentuk buku yang berjudul “Geguritan Sewagati Analisis Struktur dan Fungsi”.
Berdasarkan pemahaman beberapa penelitian dan pembahasan tentang hikayat Melayu di atas jelas menunjukkan perbedaan dengan penelitian yang
dilakukan dari sisi objek penelitian maupun fokus pada analisisnya.
Universitas Sumatera Utara
1.7 Metodologi Penelitian
Metodologi berasal dari bahasa Yunani, methodos yang artinya cara atau jalan, logos yang artinya adalah ilmu pengetahuan, atau metodologi dapat
diartikan ilmu mengenai metode. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 2000 : 258, metodologi adalah ilmu tentang metode atau cara yang teratur dan ilmiah
dalam mencapai untuk memperoleh ilmu dengan cara mendekati, mengamati, menganalisis dan menjelaskan suatu fenomena dan menggunakan landasan teori.
Arti kata penelitian dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyajian data yang dilakukan secara
sistematis dan objektif untuk memecahkan suatu persoalan. Menurut Ratna 2004 : 34, “Dalam pengertian yang lebih luas, metode
dianggap sebagai cara-cara, strategi untuk memahami realitas, langkah-langkah sistematis untuk memecahkan rangkaian sebab akibat berikutnya. Sebagai alat,
sama dengan teori, metode berfungsi untuk menyederhanakan masalah, sehingga lebih mudah untuk dipecahkan dan dipahami”.
Jadi dapat disimpulkan bahwa metodologi penelitian itu adalah cara kerja untuk memahami objek permasalahan setelah menghimpun data sebagai bahan
acuannya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu penulis mendeskripsikan cerita kemudian menguraikan unsur tema, amanat,
alur, tokoh, latar, dan nilai psikologinya.
1.7.1 Metode Dasar
Metode dasar yang digunakan pada penelitian ini yakni metode deskriptif analisis, yaitu metode dengan mendeskripsifkan semua data yang terdapat dalam
HIJP kemudian disusul dengan analisis. Menurut Ratna 2004: 53, “Analisis yang berasal dari bahasa Yunani, analyein ‘ana’ = atas, ‘lyein’ = lepas, urai, telah
Universitas Sumatera Utara
diberikan arti tambahan, tidak semata-mata menguraikan melainkan juga memberikan pemahaman dan penjelasan secukupnya”. Dan dengan cara ini maka
penulis dapat mengumpulkan, memahami dan memilih teks yang terdapat di dalam HIJP sehingga dapat diketahui unsur-unsur pembentuk cerita dan nilai-nilai
psikologisnya. Selain menerapkan metode penelitian di atas, untuk mendapatkan data yang akurat
maka penulis juga menggunakan metode kajian pustaka.
1.7.2 Objek Kajian
Adapun yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah naskah Hikayat Indra Jaya Pahlawan yang diperoleh dari perpustakaan :
Judul Buku : Hikayat Indra Jaya Pahlawan
Bentuk Karya Sastra : Prosa Lama Penyusun Buku
: Dra. Nikmah Sunardjo dan Dra Siti Zahra Penerbit
: Proyek Penerbitan Buku Sastra Indonesia dan Daerah
Tahun Terbit : 1992
Jumlah Halaman : 149 halaman
Ukuran : 20 x 14 cm
Sampul Depan : Warna Hijau
Sampul Belakang : Warna Hijau
Universitas Sumatera Utara
1.7.3 Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data yang diperlukan, maka digunakan teknik pengumpulan data. Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam
penelitian ini adalah : 1. Hikayat dibaca secara cermat dan mendalam, guna mendapatkan data yang
diperlukan untuk penelitian, atau membaca buku secara berulang-ulang dengan seksama bahan yang hendak diteliti.
2. Mengadakan penyeleksian terhadap data yang telah diperoleh. Data yang sangat berhubungan dengan masalah yang akan dibahas merupakan prioritas
utama dalam menyeleksi data. 3. Menafsirkan teks terhadap struktur cerita dan nilai-nilai psikologis yang
terdapat di dalam HIJP
1.7.4 Teknik Menganalisis Data
Dalam menganalisis data skripsi ini, penulis menggunakan penelitian kualitatif yaitu melakukan dengan tidak mengutamakan angka-angka tetapi
mengutamakan kedalaman penghayatan terhadap interaksi antar konsep yang sedang dikaji dalam HIJP.
Menurut Endraswara 2003 : 5, ciri penting dari penelitian kualitatif dalam kajian sastra antara lain :
1. Peneliti merupakan instrumen kunci yang membaca secara cermat sebuah
karya sastra. 2.
Lebih mengutamakan proses dibandingkan hasil, karena karya sastra merupakan fenomena yang banyak mengandung penafsiran.
3. Makna merupakan andalan utama.
Universitas Sumatera Utara
Dari pendapat di atas penulis berkesimpulan bahwa penelitian kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dengan cara membaca dan
memperhatikan lalu berusaha menggambarkan data tersebut untuk dianalisis. Setelah data tersebut dianalisis maka penulis menentukan unsur instrinsik
dan ekstrinsik yang terdapat di dalam HIJP yakni : 1.
Unsur instrinsik, yaitu menganalisis unsur-unsur pembentukan cerita HIJP, seperti tema, alur, latar, dan penokohan. Unsur-unsur ini akan
diuraikan terlebih dahulu sebagai dasar analisis unsur psikologis. 2.
Unsur ekstrinsik, yaitu menganalisis data-data yang terdapat dalam HIJP dengan teori psikologis. Artinya, menganalisis cerita dengan pendekatan
psikologis dengan tetap menitikberatkan pada cerita itu sendiri.
1.8 Keberadaan HIJP
Kebudayaan Indonesia yang berasal dari beberapa abad yang lampau dikenal karena adanya rekaman dalam berbagai bentuk tulisan pada batu atau pada
logam, candi-candi atau peninggalan purbakala lainnya, serta naskah-naskah yang masih ditulis dengan tangan merupakan sebagian dari rekaman. Salah satu produk
kebudayaan dalam bentuk tulisan pada masa lampau adalah naskah hikayat.
Menurut Hava Baried, 1985 : 5, kata hikayat diturunkan dari bahasa Arab hikayat, yang artinya cerita, kisah, dongeng-dongeng, berasal dari bentuk
kata kerja haka, yang artinya menceritakan, mengatakan sesuatu kepada orang
lain-lain. Hikayat adalah prosa lama yang menceritakan penghidupan dewa-dewa dan raja-raja yang penuh dengan lukisan kejadian yang gaib-gaib yang terkadang
tak berupa di akal kita kebenarannya Bahrum Rangkuti, dalam Roidah, 1993 :
Universitas Sumatera Utara
14. Wilkinson Baried, 1985 : 6 berpendapat bahwa, “Hikayat adalah dongeng atau cerita dalam bahasa Malaysia berarti roman prosa, sebagai lawan cerita
yang berbentuk syair, sejarah silsilah, atau kitab-kitab agama, serta berarti pula cerita yang dibawakan oleh pelipur lara. Di samping itu, hikayat juga berarti
kenangan-kenangan, sebagai lawan riwayat atau tawarikh”. Sedangkan Hooykaas Baried, 1985 : 6 berpendapat bahwa, “Hikayat adalah cerita yang berbentuk
prosa dalam arti yang sempit, ialah cerita panjang yang berisi khayalan, berasal dari India, Persi, dan Arab; atau cerita yang dipengaruhi oleh cerita-cerita itu”.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan arti dari hikayat adalah karya sastra tulis dalam bentuk prosa yang panjang, bersifat sastra lama yang
ditulis dalam bahasa Melayu dan sebagian besar kandungan ceritanya berupa unsur rekaan di dalam kehidupan istana.
Naskah HIJP merupakan koleksi Bagian Naskah Museum Nasional Jakarta. Dalam Katalogus Koleksi Naskah Museum Pusat, Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan 1972 naskah tersebut tercatat dengan kode ML 626 atau kode semula W.152. Naskah tersebut berukuran 32 x 20 cm, terdiri atas 251
halaman dan tiap halaman terdiri atas 19 baris; bertuliskan huruf Arab Melayu, dan berbahasa Melayu. Kondisi naskah masih baik serta tulisannya jelas dan
mudah dibaca. Kertasnya berukuran folio dan ditulis timbal balik dengan menggunakan tinta hitam. Kolofon tidak ada. Sunardjo, 1992 : 1.
HIJP tergolong sebagai hasil sastra zaman peralihan, di mana terlihat unsur Islam yang masuk, sedangkan pengaruh Hindu belum benar-benar ditinggalkan.
Terdapatnya unsur Islam dibuktikan dengan adanya lafaz-lafaz Islam seperti kata “Wallahu a’lam” yang terdapat di tengah-tengah cerita dan “Alkalamu bilkhairi
Universitas Sumatera Utara
wassalamu ajma’in” yang digunakan sebagai kata penutup cerita. Jalan ceritanya masih dominan pengaruh Hindu, dan dalam HIJP terdapat nama-nama yang masih
dan belum dapat meninggalkan pengaruh Hindu. Karena dewa-dewa Hindu serta negeri kayangan belum dapat ditinggalkan begitu saja. Misalnya : Maharaja
Kaladarma, Dewa Langlang Buana, Dewa Brama Dewa, Dewa Surya. Jadi, HIJP ini adalah hasil sastra zaman peralihan di mana pengarang mau meninggalkan
pengaruh Hindu dan memasukkan sedikit demi sedikit pengaruh Islam.
1.9 Sifat dan Bentuk Hikayat Indra Jaya Pahlawan