Risiko Obligasi TANGGUNG JAWAB

BAB IV TANGGUNG JAWAB

UNDERWRITER SAAT TERJADI DEFAULT

A. Risiko Obligasi

Setiap investasi, baik yang sifatnya ekuiti saham maupun yang sifatnya hutang obligasi,memiliki masing-masing keuntungan dan risiko. Dalam hal efek bersifat hutang, penerbit efek disebut debitur peminjam borrower , sedangkan pihak investor yang membeli efek disebut kreditur pemberi pinjaman lender. Janji pembayaran yang disetujui oleh penerbit pada tanggal tertentu mengandung dua komponen penting, antara lain pembayaran bunga dan pembayaran kembali pokok pinjaman. Sehingga dapat dikatakan, investasi dalam bentuk obligasi adalah investasi yang sederhana dan dapat dihitung. Karena dengan menginvestasikan jumlah tertentu investor sudah dapat menghitung berapa jumlah yang akan diterima sebagai keuntungan secara periodik, baik dalam bentuk bunga maupun pembayaran kembali pinjaman. 197 Namun mendekati tahun 1980, dengan semakin beragamnya fitur-fitur efek bersifat hutang, penghitungan keuntungan pun tidak sesederhana itu lagi. Bahkan risiko yang akan dihadapi oleh investor obligasi sudah pasti semakin kompleks pula. Disamping itu, investor efek bersifat hutang sudah lebih banyak dari kalangan 197 Frank J. Fabozzi, Fixed Income Securities, Second Edition, USA, New York: John Wiley Sons Inc., 2002, p. 1 Universitas Sumatera Utara institusi yang cenderung melakukan perdagangan secara aktif terhadap efek yang sudah dibeli. 198 Diantara risiko-risiko yang mungkin terdapat pada investasi dalam bidang obligasi antara lain : 199 1 Reinvestment Risk Sebagaimana diketahui bahwa bagi pemegang obligasi ada asumsi bahwa dana yang diterima oleh pihak perusahaan penerbit akan diinvestasikan kembali dalam sesuatu atau berbagai bentuk investasi. Maka yang dimaksud dengan reinvestment risk adalah jika investasi oleh perusahaan penerbit tersebut gagal atau tidak membawa return seperti yang diharapkan, sehingga timbul resiko bagi perusahaan penerbit tersebut yang selanjutnya membawa risiko bagi pihak pemegang obligasi sendiri. 2 Interest-rate Risk Risiko seperti ini disebut juga dengan Market Risk, sebab sejauh mana besar risiko terhadap suatu interest rate risk sangat bergantung pada keadaan pasar dari fluaktuasi suku bunga. Jika misalnya seseorang pemegang obligasi telah menjual obligasinya, 198 ibid. Terdapat dua jenis investor, conservative dan aggressive. Investor Conservative adalah investor yang lebih mengutamakan tujuannya untuk mendapat keuntungan dari obligasi pada saat obligasi tersebut jatuh tempo, yaitu dari pembayaran bunga yang cenderung lebih tinggi dari tingkat pertumbuhan ekonomi. Sedangkan investor Aggressive adalah investor yang menginginkan return besar dengan mengikuti sendiri perkembangan investasi , terkadang dibantu oleh pialang, dan berusaha melipat gandakan investasi bila menurut penilaiannya akan menguntungkan., Boston Institute of Finance, Op. Cit., p. 240 199 Munir Fuady, Op. Cit., hlm. 74 Universitas Sumatera Utara maka jika kemudian tingkat suku bunga menjadi tinggi, tentu dia telah dalam keadaan potential lost . 200 3 Volatility Risk Ini merupakan risiko bagi suatu pemegang obligasi karena adanya fluktuasi dari harga obligasi itu yang disebabkan oleh berbagai faktor, seperti tingkat suku bunga, realisasi hak-hak penerbit obligasi, seperti hak untuk membeli kembali, dan sebagainya. 4 Call risk Sebagaimana diketahui bahwa ada sebagian obligasi yang dapat ditarik kembali callable oleh pihak penerbitnya. Karena biasanya option untuk menarik kembali ada pada pihak penerbit dengan tujuan agar terdapat fleksibilitas bagi pihak penerbit itu sendiri, maka biasanya suatu obligasi baru ditarik kembali jika tingkat suku bunganya sedang rendah. Dan ini tentu tidak menguntungkan dan menjadi risiko bagi investor. 201 5 Default Risk 200 Untuk mengurangi dampak risiko yang disebabkan oleh fluktuasai suku bunga, maka investor dapat berinvestasi pada obligasi jangka pendek short-term bonds. Bukan berarti tidak ada risiko, tetapi paling tidak risiko yang akan dihadapi lebih kecil disbanding berinvestasi pada obligasi jangka panjang long-term bonds., Boston Institute of Finance, op. cit., p. 238 201 Dari kacamata pemodal ada tiga kerugian dari adanya ketentuan mengenai opsi beli. Pertama, pola arus kas obligasi beropsi beli tidak bisa diketahui dengan pasti. Kedua, karena emiten akan menggunakan opsi beli, yakni melakukan penebusan dini, khususnya jika suku bunga turun, maka pemodal akan menghadapi risiko reinvestasi, yakni pemodal harus menginvestasikan hasil penebusan dini pada saat suku bunga yang relatif lebih rendah. Ketiga, potensi apresiasi kapital obligasi beropsi beli akan berkurang karena harga obligasi beropsi beli tidak banyak meningkat diatas harga dimana emiten akan menggunakan opsi belinya. Kerugian yang sama berlaku untuk efek pendapatan tetap yang dapat ditebus lebih dini. Risiko ini disebut juga dengan prepayment risk., Jaka E. Cahyana, hlm. 278 Universitas Sumatera Utara Default ini sering juga disebut dengan credit risk. Karena penerbitan suatu obligasi pada prinsipnya sama dengan pinjam uang oleh pihak penerbit dari pihak investor pemegang obligasi, maka default itu tetap selalu ada. Yang dimaksud dengan default risk adalah keadaan wanprestasi dari pihak penerbit obligasi karena tidak melunasi pokok dan atau bunga obligasi pada saat jatuh tempo. Karena itu kemampuan bayar obligasi oleh pihak penerbitnya menjadi faktor yang sangat penting diperhatikan, termasuk masalah rating dari obligasi tersebut. 6 Inflation Risk Inflation Risk ini disebut juga purchasing-power risk. Yang dimaksud dengan inflation risk adalah tingkat inflasi di sesuatu negara. Hal ini sangat riskan bagi model obligasi yang fixed-rate. Sementara bagi obligasi dengan floating rate, risiko inflasi ini relatif kecil berhubung tingkat suku bunga dari obligasi yang bersangkutan selalu disesuaikan dengan tingkat inflasi. 7 Exchange Rate Risk Exchange Rate Risk ini disebut juga dengan currency risk. Yang dimaksudkan adalah bahwa adanya risiko terhadap pemegang obligasi dari adanya perubahan kurs. Misalnya jika obligasi diterbitkan dalam mata uang Rupiah, maka jika terjadi depriasi rupiah terhadap dolar, maka pihak investor tentu akan dirugikan. 8 Liquidity Risk Liquidity risk sering disebut juga dengan istilah marketability risk. Yang dimaksudkan adalah risiko dari pihak investor jika nantinya obligasi tersebut sulitmurah jika dijual dipasaran. Ini tentu sangat bergantung pada tingkat Universitas Sumatera Utara kepercayaan masyarakat terhadap obligasi yang bersangkutan. Dan, risiko ini tentunya tidak menjadi masalah bagi pemegang obligasi yang hendak memegang obligasi sampai dengan maturity date.

B. Default dalam Perjanjian Penjaminan Emisi Efek