Berdasarkan tabel 4.7. diatas dapat dilihat bahwa konsentrasi responden sebelum kereta api melintas yang memiliki konsentrasi baik sebanyak 35 orang
60,3 dan responden yang memiliki konsentrasi buruk sebanyak 23 orang 39,7.
4.6. Gambaran Konsentrasi Responden Sesudah Kereta Api Melintas
Prosedur pengukuran konsentrasi yang dilakukan sama seperti saat pengukuran konsentrasi sebelum kereta api melintas, bedanya pengukuran
dilakukan setelah kereta api melintas. Adapun hasil pengukuran tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.8. Hasil Pengukuran Nilai Interference S core Responden Sesudah
Kereta Api Melintas S tatistik Hitung
N = 58
M ean Rerata 17,40
Standard Deviasi Simp. Baku 9,55
Skor M inimum 4
Skor M aksimum 61
95 Confidence Interval IK 95 14,89 – 19,91
Berdasarkan tabel 4.8. dapat dilihat bahwa responden yang berjumlah 58 orang, rata-rata memiliki penurunan konsentrasi menjadi buruk setelah adanya
kebisingan yang berasal dari lalu lintas kereta api dengan nilai mean sebesar 17,40 , simpangan baku std.deviasi sebesar 9,55 , dan memiliki nilai interference score
minimum 4 dan nilai interference score maksimum 61 dan dengan nilai Interval kepercayaan 95 sebesar 14,89 – 19,91.
Nilai interference score minimum yang didapat dari responden yang dapat menyelesaikan tugas pembacaan stroop test yang paling cepat, yaitu dimana
responden membaca warna kata dikurangi dengan pembacaan kata pada test
Universitas Sumatera Utara
tersebut. Nilai yang tercepat yang dihasilkan responden dalam pengukuran test sebesar 4, sedangkan nilai yang terlama yang dihasilkan responden dalam
pengukuran test sebesar 61.
Gambar 4.3. Boxplot Penyebaran Konsentrasi Responden S esudah Kereta Api Melintas
Dari gambar 4.3 diatas, dapat dilihat boxplot penyebaran titik-titik konsentrasi responden setelah kereta api melintas. Gambar diatas diambil
berdasarkan hasil pengukuran konsentrasi responden setelah kereta api melintas dengan menggunakan analisis eksplorasi data.
Penyajian Boxplot diatas merupakan ringkasan distribusi sampel yang disajikan secara grafis yang bisa menggambarkan bentuk distribusi data
skewness, ukuran tendensi sentral dan ukuran penyebaran keragaman data pengamatan.
Universitas Sumatera Utara
Nilai statistik pada badan boxplot yang dapat kita lihat diantara lainnya: nilai median yang didapat yaitu 17,00 , interference minimum yang didapat
bernilai 4 dan interference maksimum yang didapat bernilai 61. Dapat kita simpulkan bahwa penyajian data yang dihasilkan tidak simetris karena salah satu
dari garis whisker lebih panjang dari yang lainnya, serta adanya outlier dibagian atas boxplot yang disertai whisker bagian atas yang lebih panjang, menunjukkan
bahwa data cenderung menjulur kearah kanan positive skewness. Selain itu, peneliti juga membuat tabel distribusi penyebaran konsentrasi
baik dan buruk para responden setelah adanya kebisingan dari lalu lintas kereta api, hasilnya sebagai berikut ;
Tabel 4.9. Distribusi
Frekuensi Tingkat
Konsentrasi Responden
Berdasarkan S troop Test Sesudah Kereta Api Melintas Konsentrasi
Jumlah n Persentase
Baik 24
41,4 Buruk
34 58,6
Total 58
100,0 Berdasarkan tabel 4.8. diatas dapat dilihat bahwa konsentrasi responden
sesudah kereta api melintas yang memiliki konsentrasi baik sebanyak 24 orang 41,4 dan responden yang memiliki konsentrasi buruk sebanyak 34 orang
58,6.
4.7. Perbedaan Konsentrasi Responden Sebelum dan Sesudah Kereta Api Melintas