dikategorikan baik karena lantai dan dinding kelas sudah permanen, kedap air, ventilasi yang cukup, sirkulasi udara diruangan yang baik, pencahayaan yang
cukup. Adapun sarana dan prasarana yang ada di sekolah dasar tersebut yaitu 2 ruangan kamar mandi, 1 ruangan perpustakaan, 1 ruangan UKS Unit Kesehatan
Sekolah, 1 ruangan guru dan kepala sekolah, kantin, lapangan dan halaman sekolah, serta tempat parkir kendaraan.
Adapun visi dan misi Sekolah Dasar Negeri 067240 sebagai berikut, Vis i sekolah yaitu M enciptakan tamatan yang berkualitas dan berdaya saing tinggi
serta beriman dan taqwa terhadap Tuhan Yang M aha Esa. Sedangkan M isi sekolah yaitu meningkatkan disiplin sekolah terus menerus, mematuhi peraturan
dan tata tertib sekolah dengan baik, menciptakan perlaksanaan proses kegiatan belajar dan mengajar yang berdaya guna dan berhasil guna, menciptakan suasana
kerjasama serta rasa kekeluargaan dan kesetiakawanan, menjalin kerjasama dan hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat, semua tamatan SDN
067240 supaya berkualitas dan berdaya guna sesuai dengan perkembangan zaman.
4.2. Karakteristik Responden
Data umum responden tentang berbagai karakteristik responden yang meliputi umur, jenis kelamin, kelas, ditunjukkan pada tabel berikut ini
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2. Distribusi Responden Menurut Karakteristik Responden di
SDN 067240 Kecamatan Medan Tembung Tahun 2015 .
Karakteristik Jumlah n
Persentase Umur tahun
10 9
15,5 11
34 58,5
12 13
22,4 13
2 3,4
Total 58
100,0
Jenis Kelamin
Laki-laki 29
50,0 Perempuan
29 50,0
Total 58
100,0
Kelas
VIa 28
48,3 VIb
30 51,7
Total 58
100,0
Berdasarkan Tabel 4.2 di atas diketahui bahwa gambaran karakteristik responden berdasarkan umur menunjukkan bahwa sebagian besar responden
berada pada umur 11 tahun, yaitu sebanyak 34 orang 58,5 dengan responden termuda berumur 10 tahun sebanyak 9 orang 15,5, sedangkan yang tertua
berumur 13 tahun sebanyak 2 orang 3,4. Responden yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 29 orang 50, dan yang berjenis kelamin perempuan
sebanyak 29 orang 50. Responden yang berasal dari kelas VIa sebanyak 28 orang 48,3, sedangkan yang berasal dari kelas VIb sebanyak 30 orang
51,7.
4.3 Gambaran Tingkat Kebisingan
Pengukuran tingkat kebisingan dilakukan di dalam kelas. Adapun yang menjadi kelas penelitian yaitu kelas VIa dan VIb, yang diambil berdasarkan jarak
kelas yang terdekat dengan rel kereta api atau sumber kebisingan. Pengukuran
Universitas Sumatera Utara
dilakukan di ruangan kelas yang berada di ujung-ujung kelas dan tengah kelas 5 titik. Waktu pengukuran kebisingan terbagi dua yaitu, yang pertama sebelum
kereta api melintas dan yang kedua saat kereta api melintas. Waktu pengukuran disesuaikan dengan jadwal kedatangan kereta api. Berikut adalah denah lokasi
titik-titik pengukuran kebisingan didalam kelas VIa dan VIb ;
Gambar 4.1. Denah Lokasi Titik Pengukuran Kebisingan Didalam Kelas
Pengukuran kebisingan menggunakan alat Sound Level Meter di titik – titik pengukuran per-4 detik dalam satu menit. Berdasarkan Baku M utu tingkat
kebisingan berdasarkan Keputusan M enteri Negara Lingkungan Hidup No.48 Tahun 1996 ditetapkan untuk tingkat kebisingan yang diperbolehkan untuk
bangunan sekolah adalah 55 dB. Adapun hasil pengukuran tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.3. Hasil Pengukuran Tingkat Kebisingan Didalam Kelas Sebelum
Kereta Api Melintas No
Kelas Pengukuran Titik
NAB dB
Rata-rata dB
1 2
3 4
5
1. VIa
56,00 53,93
58,67 53,06
69,46 55
58,22 2.
VIb 59,33
59,13 56,00
55,86 57,13
57,49
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Tabel 4.3. dapat dilihat bahwa pada umumnya kedua kelas penelitian memiliki tingkat kebisingan 55 dB. Kelas VIa memiliki rata-rata kebisingan
sebelum kereta api melintas sebesar 58,22 dB , sedangkan kelas VIb memiliki rata-rata kebisingan sebesar 57,49 dB. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa
tingkat pengukuran terendah sebesar 53,06 dB dan tertinggi sebesar 69,46 dB. Hal ini menunjukkan bahwa kedua kelas penelitian memiliki tingkat kebisingan yang
melebihi nilai ambang batas yang diperbolehkan oleh M enteri Negara Lingkungan Hidup No.48 Tahun 1996 tentang baku mutu tingkat kebisingan yaitu sebesar 55
dB. Selain tingkat kebisingan didalam kelas sebelum kereta api melintas, peneliti juga melakukan pengukuran tingkat kebisingan didalam kelas saat kereta api
melintas. Berikut hasil pengukuran yang dapat dilihat;
Tabel 4.4. Hasil Pengukuran Tingkat Kebisingan Didalam Kelas S aat
Kereta Api Melintas No
Kelas Pengukuran Titik
NAB dB
Rata-rata dB
1 2
3 4
5
1. VIa
81,67 86,20
87,46 87,26
86,73 55
85,86 2.
VIb 89,86
86,33 86,20
87,06 87,13
87,31 Berdasarkan Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa pada umumnya kedua kelas
penelitian memiliki tingkat kebisingan 80 dB. Kelas VIa memiliki rata-rata kebisingan saat kereta api melintas sebesar 85,86 dB , sedangkan kelas VIb
memiliki rata-rata kebisingan sebesar 87,31 dB. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa tingkat pengukuran terendah sebesar 81,67 dB dan tertinggi sebesar 89,86
dB. Hal ini menunjukkan bahwa kedua kelas penelitian memiliki tingkat kebisingan yang melebihi nilai ambang batas yang diperbolehkan oleh M enteri
Universitas Sumatera Utara
Negara Lingkungan Hidup No.48 Tahun 1996 tentang baku mutu tingkat kebisingan di lingkungan sekolah yaitu sebesar 55 dB.
4.4. Perbedaan tingkat Kebisingan Kelas Sebelum Dan S aat Kereta Api Melintas