wujud dari sumber bunyi dibedakan menjadi sumber bunyi sebagai senar atau disebut juga dawai, pita dan permukaan.
Satwiko 2005 juga menyatakan bahwa sumber bunyi dapat berupa benda-benda yang mampu bergetar, seperti denar gitar, tali suara manusia atau
disebut juga dengan pita suara, loudspeaker, serta bunyi tepuk tangan. Penerima bunyi tersebut adalah telinga manusia, ada juga suatu alat yang dapat menerima
bunyi yaitu microphone. Bunyi harus merambat dengan media perantara, karena jika tanpa media perantara, sumber bunyi tersebut tidak mampu merambat sampai
ke penerima bunyi yang disebut dengan pendengaran.
2.2 Kebisingan
2.2.1 Definisi BisingKebisingan
Bising adalah campuran dari berbagai suara yang tidak dikehendaki ataupun yang merusak kesehatan. Saat ini kebisingan merupakan salah satu
penyebab “penyakit lingkungan” yang penting Slamet, 2006. Keputusan M enteri Lingkungan Hidup No: Kep-48M ENLH111996
tentang Baku Tingkat Kebisingan menyebutkan : “ Kebisingan adalah bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu yang
dapat menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan”. M enurut Suma’mur 2010, kebisingan adalah terjadinya bunyi yang tidak
diinginkan sehingga mengganggu dan atau dapat membahayakan kesehatan. Bising ini merupakan kumpulan nada-nada dengan macam-macam intensitas yang
tidak diinginkan sehingga mengganggu kesehatan orang terutama pendengaran. Bunyi atau suara yang didengar sebagai rangsangan pada sel saraf pendengar
Universitas Sumatera Utara
dalam telinga oleh gelombang longitudinal yang ditimbulkan getaran dari sumber bunyi atau suara dan gelombang tersebut merambat melalui media udara atau
penghantar lainnya, dan manakala bunyi atau suara tersebut tidak dikehendaki oleh karena mengganggu atau timbul diluar kemauan orang yang bersangkutan,
maka bunyi-bunyian atau suara demikian dinyatakan sebagai kebisingan. Jadi kebisingan adalah bunyi atau suara yang keberadaannya tidak dikehendaki noise
is unwanted sound.
2.2.2 Jenis-jenis Kebisingan
Jenis-jenis kebisingan dapat dibedakan menjadi lima bagian, yaitu Suma’mur,
2009:
1. Kebisingan kontinyu dengan spektrum frekuensi luas steady state, wide band
noise, misalnya suara mesin-mesin, kipas angin, dapur pijar, dan lain-lain 2.
Kebisingan kontinyu dengan spektrum frekuensi sempit steady state, narrow band noise, misalnya suara mesin gergaji sirkuler, katup gas, dan lain-lain
3. Kebisingan terputus-putus intermittent, misalnya arus lalu lintas, suara pesawat
terbang dibandara, suara kereta api 4.
Kebisingan impulsif impact or impulsive noise, misalnya tembakan meriam, ledakan
5. Kebisingan impulsif berulang, misalnya suara mesin tempa, pandai besi.
Sementara itu, Soedirman 2014 mengelompokkan jenis-jenis bising yang sering dijumpai dalam industri dan sektor-sektor kegiatan ekonomi lainnya yaitu :
Universitas Sumatera Utara
1. Bising dengan spektrum frekuensi luas steady wide-band noise termasuk kisaran
frekuensi yang lebar seperti mesin di bengkel, kipas angin, dapur peleburan, dan tanah putar di pabrik semen.
2. Bising dengan spektrum frekuensi sempit steady narrow-band noise, yang
energinya dari suara sebagian besar terkonsentrasi dalam beberapa frekuensi seperti gergaji putar.
3. Bising terputus impact noise, yaitu bunyi dalam suatu waktu yang pendek
tunggal seperti mesin tempa, pancang fondasi. 4.
Bunyi impact berulang, seperti rivetting. 5.
Bunyi berulang intermittent niose seperti suara lalu lintas yang terdengar di rumah atau kantor, dan suara pesawat terbang yang terdengar di sekitar lapangan
terbang.
2.2.3 Sumber Kebisingan