• Plafond, dari busa polyurethane
2.5 S troop Test
Kajian Stroop Effect adalah salah satu kajian yang digunakan untuk melihat proses perhatian dan kesadaran dalam diri manusia. “Stroop Effect
pertama kali diperkenalkan pada tahun 1935 oleh John Ridley Stroop dalam jurnalnya yaitu “Studies Of Interference In Serial Verbal Reactions”. Eksperimen
ini adalah yang berkaitan dengan pengecaman warna dan perkataan. Hasil keputusan dalam eksperimen ini, untuk menguji hipotesisnya itu, Stroop
memperkenalkan beberapa eksperimen visual M acLeod, 1991. Dalam satu eksperimen, Stroop menunjukkan satu perkataan dan warna, subjek perlu
membaca dan mengecam warna yang di tunjukkan. Dalam eksperimen ini dua proses berlaku yaitu membaca perkataan dan mengecam warna dalam masa yang
sama. Ini memberi satu bentuk ‘gangguan’ antara membaca perkataan dan mengecam warna tersebut. Stroop membuat kesimpulan bahwa manusia lebih
senang membuat pengecaman pada perkataan daripada mengecam warna. Terdapat kurang gangguan apabila seseorang itu mengecam perkataan daripada
mengecam warna Stroop, J. R. 1935.
Stroop test merupakan salah satu bentuk permainan asah otak yang dapat digunakan untuk menguji daya konsentrasi seseorang. Test ini sering digunakan
oleh para psikolog untuk menilai daya konsentrasi seseorang. Instrumen tes ini adalah kartu yang berisi sebuah kata dalam berbagai
warna. Dimana responden menyebutkan kata dan warna tulisan dalam kartu dengan waktu yang diukur untuk setiap pengukuran. M isalnya, bila yang kartu
Universitas Sumatera Utara
yang ditunjukan pada responden adalah kartu yang berisi kata ‘red’ dalam warna hijau, maka responden harus ‘red’ pada pengukuran yang pertama dan
menyebutkan hijau dan bukan ‘red’ yang tertulis dalam kartu pada pengukuran yang kedua.
Penilaian tes ini dilakukan dengan mengukur kecepatan responden untuk menyebutkan warna kata dalam 25 kartu yang tersedia dengan menggunakan
stopwatch untuk setiap pengukuran. Waktu yang didapatkan dari pengukuran saat responden menyebutkan warna tulisan setiap kata dalam 25 kartu dikurangi
dengan waktu responden membaca kata dalam 25 kartu untuk mendapatkan interference score. Bila didapatkan selisih kedua waktu interference score 13,
maka dikatakan konsentrasi baik. Namun bila interference score 13, maka dikatakan konsentrasi buruk.
2.6 Kerangka Konsep